



8 Kebiasaan Generasi Baby Boomer yang Terkesan Jauh dari Realitas Kehidupan Modern Saat Ini
Perbedaan antargenerasi sering kali memicu kesalahpahaman, terutama menyangkut cara hidup dan nilai yang dipegang teguh oleh setiap kelompok usia.
Generasi Baby Boomer (lahir sekitar 1946–1964) memiliki serangkaian kebiasaan yang bagi generasi muda tampak kuno dan jauh dari realitas modern.
Perbedaan ini bukan hanya sekadar selera, melainkan mencerminkan kesenjangan dalam cara berinteraksi, mengelola keuangan, dan memandang dunia.
Melansir dari Global English Editing, kebiasaan tersebut menjadi penanda bahwa mereka mungkin belum sepenuhnya beradaptasi dengan kecepatan dan digitalisasi kehidupan saat ini.
1. Sering Mengeluhkan Orang "Terlalu Sering Main Ponsel"
Generasi Boomer sering kali mengomentari bahwa orang lain terlalu banyak menghabiskan waktu di ponsel mereka sepanjang hari. Mereka lupa bahwa ponsel saat ini merupakan satu di antara perangkat utama untuk bekerja, belajar, dan mengelola hampir semua aspek kehidupan. Keluhan ini menunjukkan kurangnya pemahaman tentang bagaimana komunikasi dan pekerjaan telah berevolusi menjadi sangat bergantung pada perangkat digital.
2. Membayar Tagihan dengan Cek dan Antre di Bank
Meskipun layanan perbankan daring, dompet digital, dan pembayaran otomatis telah menjadi norma, banyak Boomer masih memilih cara lama yang memakan waktu. Mereka bersikeras menulis cek fisik, mengantre di bank, atau menelepon layanan pelanggan padahal semua itu dapat diselesaikan melalui aplikasi. Kebiasaan ini mencerminkan kenyamanan mereka dengan sistem berbasis kertas, padahal dunia digital kini jauh lebih aman berkat enkripsi yang kuat.
3. Percaya Bahwa Kerja Keras Otomatis Menjamin Kesuksesan
Boomer cenderung menyuruh generasi muda untuk "bekerja lebih keras" sebagai kunci kesuksesan, karena mereka berpegangan pada etos kerja dari masa lalu. Pandangan ini mengabaikan kompleksitas ekonomi baru, di mana loyalitas perusahaan tidak menjamin stabilitas dan pemutusan hubungan kerja sering terjadi. Sukses di zaman sekarang lebih ditentukan oleh kemampuan beradaptasi, kreativitas, dan peluang, bukan hanya sekadar usaha yang keras dan gigih.
4. Menganggap Kesehatan Mental sebagai Kelemahan
Terdapat satu di antara kesenjangan terbesar antar generasi adalah cara mereka memperlakukan isu kesehatan mental di tengah masyarakat saat ini. Banyak Boomer masih menganggap perjuangan kesehatan mental sebagai kelemahan karakter yang harus disembunyikan dan diabaikan. Generasi muda kini lebih terbuka terhadap terapi dan memahami bahwa pengabaian emosi negatif hanya akan memperburuk kondisi jiwa.
5. Mengkritik Pilihan Hidup yang Tidak Konvensional
Dalam pandangan Boomer, kesuksesan dan kehidupan yang baik adalah tentang memiliki pekerjaan stabil, menikah, dan memiliki rumah. Mereka sering bingung atau bahkan mengkritik pilihan hidup generasi muda, seperti membangun karier tanpa gelar kuliah atau memiliki hubungan tanpa pernikahan resmi. Kebebasan dalam menentukan identitas dan jalur hidup ini sering dianggap oleh mereka sebagai "dunia yang semakin rusak" dan tidak beraturan.
6. Menganggap Konsumen sebagai Pihak yang Salah
Ketika terjadi masalah layanan atau produk, Boomer cenderung langsung menganggap bahwa kesalahan ada pada diri konsumen yang kurang teliti atau ceroboh. Mereka seakan percaya pada kesempurnaan produk dan layanan yang mereka terima dahulu, tidak mau menyalahkan perusahaan saat terjadi masalah di tengah modernisasi sekarang. Hal ini berbeda dengan budaya modern di mana perusahaan dituntut untuk bertanggung jawab dan transparan terhadap kesalahan yang terjadi.
7. Kurang Memahami Konsep "Ruang Aman" dan Batasan Privasi
Generasi Boomer tumbuh di era yang kurang menekankan pada batasan dan ruang aman dalam interaksi sosial dan keluarga. Mereka cenderung memberikan nasihat tanpa diminta, atau terlalu banyak mencampuri urusan pribadi orang lain yang sudah dewasa. Bagi generasi muda, perilaku seperti itu sering dianggap sebagai melanggar batas yang tidak sopan, sehingga menimbulkan gesekan yang tidak perlu di lingkungan pertemanan.
8. Membesar-besarkan Perbedaan Generasi sebagai Bentuk Komedi
Meskipun sering merasa jauh dari realitas modern, banyak Boomer yang justru senang menggunakan perbedaan generasi sebagai bahan lelucon untuk mengkritik kaum muda. Mereka gemar membuat pernyataan umum yang klise dan menggeneralisasi tentang bagaimana generasi muda "terlalu sensitif" atau "terlalu manja" terhadap perubahan yang terjadi. Ini merupakan bentuk perilaku out of touch yang tidak disadari, karena mereka meromantisasi masa lalu yang tidak seadil dan semudah yang sering mereka ceritakan.
Kesenjangan perilaku antara Baby Boomer dengan generasi muda seperti Milenial dan Gen Z tidak bisa terhindarkan di tengah evolusi teknologi dan nilai sosial yang terus berubah. Kedelapan kebiasaan ini menunjukkan bahwa keterikatan pada pola pikir dan kenyamanan masa lalu dapat membuat satu di antara generasi tampak terputus dari dunia kontemporer. Memahami kebiasaan ini penting untuk menjembatani jurang komunikasi, sehingga setiap generasi dapat belajar dan saling menghormati perspektif yang berbeda.
Tag: #kebiasaan #generasi #baby #boomer #yang #terkesan #jauh #dari #realitas #kehidupan #modern #saat