



Jangan Percaya! 9 Mitos Perceraian Ini Bisa Merusak Pandanganmu Tentang Pernikahan
Selama bertahun-tahun, banyak mitos tentang perceraian menyebar luas dan menyesatkan masyarakat. Salah satu yang paling populer adalah bahwa setengah dari semua pernikahan akan berakhir dengan perceraian. Tapi benarkah itu? Nyatanya, tren terbaru menunjukkan bahwa angka perceraian justru menurun. Menurut laporan The New York Times, 70 persen pasangan yang menikah pada tahun 1990-an berhasil mencapai ulang tahun pernikahan ke-15. Artinya, bahagia selamanya bukan lagi sekadar dongeng.
Dilansir dari Your Tango, bersama terapis Susan Pease Gadoua dan jurnalis Vicki Larson penulis buku The New I Do: Reshaping Marriage for Skeptics, Realists, and Rebels kita akan membongkar 9 mitos paling umum tentang perceraian yang sebaiknya kamu hentikan untuk dipercaya:
1. Satu dari dua pernikahan berakhir dengan perceraian
Angka 50 persen hanyalah proyeksi lama dari tahun 70-an. Saat ini, tingkat perceraian menurun drastis, khususnya bagi mereka yang menikah di usia lebih matang.
2. Perceraian pasti merugikan anak
Fakta yang paling merusak anak bukan perceraian, tapi konflik orang tua yang terus-menerus. Lingkungan yang damai, meski orang tua terpisah, jauh lebih baik bagi perkembangan anak.
3. Pernikahan kedua lebih rentan bercerai
Meski statistik menunjukkan kemungkinan cerai lebih tinggi, banyak pasangan kini memilih model pernikahan alternatif seperti Living Apart Together (LAT) yang bisa mengurangi tekanan hubungan dan membuat ikatan lebih sehat.
4. Bercerai berarti gagal
Pernikahan yang berakhir bukan berarti gagal. Bisa jadi itu keputusan sehat bagi kedua pihak, terutama jika sudah berhasil membesarkan anak-anak dengan baik.
5. Pernikahan besar dan mahal akan bertahan lebih lama
Tidak ada bukti kuat bahwa pesta mewah menjamin langgengnya pernikahan. Yang lebih berpengaruh adalah kepribadian, empati, dan kesesuaian harapan antar pasangan.
6. Kamu bisa dan harus membuat pernikahan tahan terhadap perceraian
Kamu tidak bisa mengendalikan pasanganmu sepenuhnya. Fokuslah menjadi pasangan yang baik, bukan mengejar pernikahan bebas perceraian secara mutlak. Kadang, melepaskan adalah pilihan paling sehat.
7. Tinggal bersama sebelum menikah menurunkan risiko cerai
Fakta yang memicu perceraian bukan soal tinggal bersama atau tidak, tapi usia saat mulai hidup bersama. Menetap di usia terlalu muda lebih berisiko berujung cerai.
8. Perselingkuhan selalu menghancurkan pernikahan
Banyak pasangan tetap bersama meski pernah menghadapi perselingkuhan. Yang lebih merusak adalah ekspektasi bahwa pernikahan harus membatasi seluruh bentuk keintiman dengan orang lain.
9. Kalau sedang tidak bahagia pasti akan bercerai
Semua pernikahan punya masa sulit. Ketidakbahagiaan sesaat bukan alasan otomatis untuk berpisah. Tapi jika masalah terus berlarut dan semua usaha sudah dicoba, perpisahan bisa jadi solusi yang sehat. (Sri Wahyuni)
***
Tag: #jangan #percaya #mitos #perceraian #bisa #merusak #pandanganmu #tentang #pernikahan