Suntik Filler untuk Estetika? Waspadai Risiko Komplikasi Serius hingga Kematian
Penyuntikan filler ilegal bisa sebabkan infeksi parah. (Pexels.com)
17:14
5 Juni 2025

Suntik Filler untuk Estetika? Waspadai Risiko Komplikasi Serius hingga Kematian

 

 Tren memperbesar payudara dan bokong dengan cara instan melalui suntikan filler kini makin marak di media sosial.

Janji bentuk tubuh ideal secara cepat dan tanpa operasi membuat prosedur ini makin diminati.

Namun, para dokter memperingatkan penyuntikan filler dalam jumlah besar bisa berujung pada komplikasi serius, bahkan kematian.

Dibalik hasil yang tampak instan dan menggoda, praktik ini menyimpan potensi komplikasi medis yang serius, bahkan bisa mengancam jiwa.

Menurut laporan dari Journal of Plastic and Reconstructive Surgery (2024), penyuntikan filler dalam jumlah besar ke area tubuh seperti bokong dan payudara sangat berisiko, terutama jika menggunakan bahan yang tidak terstandar seperti silikon cair atau hidrogel ilegal.

Penggunaan filler dalam volume besar bisa memicu peradangan kronis, infeksi jaringan lunak, migrasi filler ke organ lain, hingga emboli atau penyumbatan pembuluh darah.

“Penyuntikan filler dalam jumlah besar untuk area bokong dan payudara sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan komplikasi serius seperti emboli yang mengancam jiwa. Risiko kematian dapat terjadi meskipun kejadian tersebut tidak umum,” jelas dr. Tompi dalam podcast @kasisolusi.

Badan Kesehatan Dunia WHO, mengeluarkan peringatan sejak 2022 bahwa praktik penyuntikan filler non-medis untuk pembesaran payudara dan bokong merupakan tindakan berisiko tinggi.

Beberapa kasus di AS dan Asia Tenggara menunjukkan bahwa penggunaan silikon cair menyebabkan infeksi sistemik, kerusakan jaringan permanen, dan dalam beberapa kasus, kematian mendadak karena emboli paru.

“Penyuntikan filler berisiko tinggi karena banyaknya pembuluh darah besar di area yang disuntik, sehingga dapat menyebabkan emboli. Ini membuat prosedur sangat berbahaya,” jelas dr. Teuku Adifitrian, Sp.BP-RE, yang sering dipangil dr. Tompi.

Salah satu studi dari Aesthetic Surgery Journal 2023 menyebutkan, 31 persen pasien yang disuntik filler ilegal di bokong mengalami komplikasi dalam 1 tahun, termasuk abses, jaringan nekrosis, dan deformitas bentuk tubuh.

Lebih mengkhawatirkan, filler yang bermigrasi ke organ vital sulit diangkat secara tuntas.

Praktik ini kerap ditawarkan oleh klinik ilegal atau individu tanpa izin medis, dengan iming-iming hasil cepat dan biaya murah.

Padahal, prosedur ini seharusnya hanya dilakukan oleh dokter spesialis bedah plastik, dengan prosedur ketat dan alat medis steril.

“Komplikasi dari penyuntikan kosmetik dapat berakibat fatal jika tidak dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman, kesadaran akan risiko ini penting untuk menghindari kerusakan serius pada tubuh,” tambah dr.Tompi.

Jika memang ingin meningkatkan volume bokong atau payudara, prosedur implan menggunakan metode bedah dengan pengawasan medis jauh lebih aman.

Namun, idealnya, edukasi tentang body positivity dan kesehatan tubuh jangka panjang harus diutamakan.

Suntikan filler dalam jumlah besar untuk bokong dan payudara adalah tindakan berisiko tinggi yang tidak boleh dianggap sepele.

Komplikasi serius seperti infeksi, nekrosis, hingga kematian bisa terjadi. Selalu konsultasikan ke dokter spesialis bedah plastik, hindari praktik ilegal, dan jangan tergiur hasil instan. Kecantikan sejati adalah yang sehat, aman, dan bertanggung jawab.

 ***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #suntik #filler #untuk #estetika #waspadai #risiko #komplikasi #serius #hingga #kematian

KOMENTAR