5 Cara Ampuh Atasi Burnout, Awali dengan Cari Tahu Penyebab Stres
Ilustrasi burnout. (Pexels)
11:38
5 Juni 2025

5 Cara Ampuh Atasi Burnout, Awali dengan Cari Tahu Penyebab Stres

Sering merasa lelah secara emosional, kehilangan motivasi, atau seperti sedang “kosong” meski tubuh masih terus bergerak? Bisa jadi itu bukan sekadar capek biasa, tapi tanda-tanda burnout.

Burnout bukan cuma rasa lelah biasa. Ia datang diam-diam, perlahan menguras energi, semangat, dan bahkan identitas diri.

Banyak dari kita mungkin mengira kelelahan ini wajar saja, bagian dari hidup modern yang sibuk. Tapi burnout lebih dari itu, dan penting untuk dikenali sejak awal.

Dilansir dari Youtube Pschy2Go, berikut 5 cara ampuh atasi burnout:

1. Cari Tahu Apa yang Bikin Stres

Langkah pertama adalah mengenali penyebab stres. Tapi perlu dicatat bahwa menghindari penyebab stres bukan berarti lari dari tanggung jawab. Tanggung jawab tetap harus dijalani, yang perlu diubah adalah cara menjalaninya agar tak membuat stres.

Contohnya begini: "Tugas ini bikin aku stres". Tapi setelah ditelusuri, ternyata yang bikin stres adalah mepetnya waktu, yang disebabkan karena kamu memilih aktivitas lain dulu dan baru mengerjakannya H-1.

Intinya, sedikit latihan kesadaran diri bisa membantu mengurai stres yang seringkali kita buat sendiri. Jangan menyiksa diri, ya.

2. Selesaikan Siklus Stres

Tenang, kami tidak menyuruh kamu jadi makin stres. Justru sebaliknya. Burnout terjadi karena stres yang terus-menerus tanpa akhir, seperti terus mengayuh di air tanpa pernah mencapai daratan.

Dalam buku Burnout karya Emily dan Amelia Nagoski, dijelaskan bahwa stres adalah siklus yang perlu diselesaikan. Saat kamu merasa stres (misalnya karena deadline), tubuh memproduksi hormon seperti adrenalin dan kortisol.

Responsnya bisa berupa "fight, flight, atau freeze”, lalu kamu mencari pelarian cepat seperti ngemil, binge-watching, atau scrolling tanpa henti.

Masalahnya, kita sering berhenti di langkah itu. Padahal stresnya belum selesai, hanya tertutup sejenak.

Untuk benar-benar menyelesaikan siklusnya, dibutuhkan pelepasan emosi, bisa lewat pernapasan dalam, olahraga, meditasi, atau ngobrol dengan orang terdekat.

3. Tidur yang Berkualitas

Kangen masa TK saat kita masih punya jam tidur siang? Yup, tidur itu penting, dan bukan sesuatu yang bisa dikompensasi nanti-nanti. Kamu tidak bisa "menebus" tidur yang kurang dengan tidur lebih banyak akhir pekan.

Tidur yang baik adalah tidur penuh satu siklus, termasuk fase REM. Bangun dengan rasa segar dan mood yang oke, bukan ngambek atau lemas.

Untuk bisa begitu, praktikkan sleep hygiene: hindari layar 30 menit sebelum tidur, pastikan kamar gelap, sejuk, dan tenang. Plus, buat pre-sleep routine seperti meditasi ringan atau membaca santai.

4. Lepaskan Oksitosin: Hormon Cinta

Oksitosin itu hormon bahagia yang bikin kita merasa terkoneksi dan tenang. Cara melepasnya? Gampang dan menyenangkan: bantu orang lain, menari, olahraga, peluk hewan peliharaan, atau sekadar ngobrol hangat dengan teman.

Aktivitas-aktivitas ini bukan hanya bikin kamu bahagia, tapi juga membantu orang lain. Plus, oksitosin menurunkan stres dan kecemasan. Jadi, kenapa enggak?

5. Kamu Itu Berharga

Ingat iklan sampo lawas yang bilang, “Karena kamu pantas mendapatkannya”? Itu benar, lho.

Self-love bukan egois. Itu penting. Saat kamu mencintai dan menghargai diri sendiri, kamu jadi lebih mudah merawat diri tanpa rasa bersalah. Kesehatanmu, kebahagiaanmu, itu prioritas.

Burnout bisa terjadi pada siapa saja: pelajar, pekerja kantoran, entrepreneur, orang tua. Ia datang diam-diam, bahkan saat kamu merasa “baik-baik saja.” Tapi bukan berarti kamu lemah.

Burnout sering terjadi saat kita terlalu memprioritaskan hasil luar, sampai lupa jaga isi dalam.

Jadi, sebelum semua jadi terlalu berat, ambil waktu. Rehat. Jaga diri. Dan ingat: kamu tidak sendiri, dan kamu pantas bahagia. (*)

Editor: Siti Nur Qasanah

Tag:  #cara #ampuh #atasi #burnout #awali #dengan #cari #tahu #penyebab #stres

KOMENTAR