![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![7 Komentar yang Dapat Menyakiti Anak Anda Lebih dari yang Anda Sadari, Menurut Psikologi](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/14/jawapos/7-komentar-yang-dapat-menyakiti-anak-anda-lebih-dari-yang-anda-sadari-menurut-psikologi-1254463.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
7 Komentar yang Dapat Menyakiti Anak Anda Lebih dari yang Anda Sadari, Menurut Psikologi
Kita semua terkadang mengatakan sesuatu tanpa berpikir. Komentar singkat yang pada saat kita memgatakannya mungkin tampak tidak berbahaya.
Namun, jika menyangkut anak-anak kita, kata-kata tertentu lebih melekat dalam ingatan mereka daripada yang kita sadari.
Psikologi menunjukkan bahwa komentar yang tidak serius sekalipun dapat membentuk harga diri, kepercayaan diri, dan cara pandang mereka terhadap dunia.
Dengan menghindari beberapa frasa umum, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung bagi anak-anak kita untuk tumbuh.
Dilansir dari geediting.com, Kamis (13/2), berikut ini 5 komentar orang tua yang mungkin menyakiti anak lebih dari yang Anda kira.
1. “Kamu terlalu bawa perasaan”
Anak-anak merasakan sesuatu secara mendalam, dan itu hal yang baik. Namun, saat kita menepis emosi mereka dengan komentar seperti "Kamu terlalu bawa perasaan," kita mengirimkan pesan bahwa perasaan mereka tidak penting.
Psikologi menunjukkan bahwa mengabaikan emosi anak dapat membuat mereka meragukan pengalaman mereka sendiri.
Seiring berjalannya waktu, mereka mungkin mulai menekan perasaan mereka alih-alih belajar cara mengelolanya dengan cara yang sehat.
2. “Mengapa kamu tidak bisa lebih seperti saudaramu?”
Psikolog memperingatkan bahwa perbandingan seperti ini dapat merusak harga diri anak dan menciptakan persaingan yang tidak perlu di antara saudara kandung.
Alih-alih memotivasi mereka, hal ini sering kali menyebabkan kebencian dan keraguan pada diri sendiri. Pendekatan yang lebih baik? Fokus pada kelebihan masing-masing anak Anda.
3. “Aku kecewa padamu”
Kekecewaan adalah emosi yang kuat, dan anak-anak merasakannya secara mendalam, terutama jika kekecewaan itu datang dari orang tua.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak terdorong untuk mencari persetujuan dari pengasuh mereka, dan ketika mereka mendengar "Aku kecewa padamu," hal itu dapat terasa seperti mereka telah mengecewakan Anda sebagai pribadi, bukan sekadar melakukan kesalahan.
Alih-alih membantu mereka belajar dari situasi tersebut, komentar semacam ini dapat menyebabkan rasa malu dan keraguan pada diri sendiri.
4. “Berhentilah menangis, ini bukan masalah besar”
Bagi orang dewasa, mainan yang rusak atau permainan yang hilang mungkin tampak remeh, tetapi bagi anak-anak, hal itu bisa terasa seperti kiamat.
Ketika kita berkata, "Jangan menangis lagi, ini bukan masalah besar," kita memberi tahu mereka bahwa perasaan mereka salah atau tidak penting.
Seiring berjalannya waktu, hal ini dapat mengajarkan anak untuk memendam emosi mereka alih-alih mengekspresikannya dengan cara yang sehat.
Penelitian menunjukkan bahwa validasi emosional di masa kanak-kanak membantu membangun ketahanan dan kecerdasan emosional di kemudian hari.
5. “Kamu selalu mengacaukan segalanya”
Kesalahan adalah bagian dari proses tumbuh kembang, tetapi ketika seorang anak mendengar "Kamu selalu mengacaukan segalanya," hal itu dapat membuat mereka percaya bahwa mereka tidak mampu melakukan sesuatu dengan benar.
Bahkan jika diucapkan karena frustrasi, kata-kata itu dapat melekat dalam ingatan mereka lama setelah momen itu berlalu.
Bila anak-anak cukup sering mendengar hal ini, mereka akan berhenti mencoba. Mereka mulai berpikir, Apa gunanya kalau saya toh akan gagal?
Alih-alih membantu mereka berkembang, hal itu malah menciptakan rasa takut, takut membuat kesalahan, takut mengecewakan orang lain, dan takut tidak akan pernah cukup baik.
Tag: #komentar #yang #dapat #menyakiti #anak #anda #lebih #dari #yang #anda #sadari #menurut #psikologi