Orang-Orang yang Lebih Mementingkan Status Sosial daripada Hubungan yang Tulus Sering Kali Menunjukkan 9 Tanda Peringatan Ini Menurut Psikologi
seseorang yang mementingkan status sosial. (Freepik/freepik)
17:46
13 Februari 2025

Orang-Orang yang Lebih Mementingkan Status Sosial daripada Hubungan yang Tulus Sering Kali Menunjukkan 9 Tanda Peringatan Ini Menurut Psikologi

 

Dalam kehidupan sehari-hari, ada orang yang tampaknya lebih fokus pada status sosial daripada membangun hubungan yang tulus.

Mereka sering menilai diri sendiri dan orang lain berdasarkan posisi sosial, kekayaan, atau pencapaian, bukan berdasarkan karakter atau nilai sejati.

Psikologi menunjukkan bahwa perilaku semacam ini biasanya berkaitan dengan kebutuhan akan pengakuan, rasa tidak aman, atau bahkan trauma masa lalu.

Dilansir dari Geediting pada Kamis (13/2), jika Anda bertemu dengan orang seperti itu, perhatikan 9 tanda peringatan berikut agar dapat memahami motivasi di balik perilaku mereka.

1. Mencari Validasi dari Media Sosial

Orang yang terobsesi dengan status sosial biasanya sangat bergantung pada media sosial untuk menunjukkan citra diri mereka.

Mereka terus-menerus memposting tentang pencapaian pribadi, barang-barang mewah, atau kehidupan glamor demi mendapatkan pujian dari orang lain.

Sering kali, jumlah “like” dan komentar menjadi tolak ukur kebahagiaan mereka.

Psikologi: Kebutuhan akan validasi ini dapat berasal dari perasaan rendah diri.

Mereka merasa lebih berharga ketika mendapatkan pengakuan dari orang lain.

2. Memilih Teman Berdasarkan Status

Orang seperti ini cenderung berteman hanya dengan mereka yang dianggap dapat meningkatkan status sosialnya.

Hubungan yang mereka jalin bukan didasarkan pada ketulusan, melainkan pada keuntungan sosial yang bisa mereka peroleh dari orang lain.

Psikologi: Pola perilaku ini menunjukkan bahwa mereka memandang hubungan sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sebagai ikatan emosional yang sejati.

3. Sering Membicarakan Kekayaan dan Prestasi

Dalam percakapan, mereka cenderung mendominasi topik dengan cerita tentang kekayaan, jabatan, atau pencapaian mereka.

Fokusnya selalu pada keberhasilan pribadi, seolah-olah ingin menegaskan superioritas di hadapan orang lain.

Psikologi: Ini adalah mekanisme pertahanan untuk menutupi rasa tidak aman atau ketakutan bahwa mereka tidak cukup baik tanpa atribut eksternal tersebut.

4. Mengabaikan Orang yang Tidak Dikenal Berstatus Tinggi

Orang yang lebih mementingkan status sosial sering kali menunjukkan perilaku pilih kasih.

Mereka akan bersikap ramah dan perhatian pada orang berpengaruh, tetapi bisa sangat cuek atau bahkan merendahkan orang yang dianggap tidak memiliki status sosial tinggi.

Psikologi: Ini menunjukkan kecenderungan narsistik atau superioritas semu yang membuat mereka sulit menjalin hubungan yang tulus dengan semua orang.

5. Membandingkan Diri dengan Orang Lain secara Berlebihan

Mereka terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain dalam hal karier, penampilan, atau gaya hidup.

Alih-alih merasa terinspirasi, mereka justru melihat persaingan di mana-mana.

Psikologi: Kebutuhan untuk selalu lebih unggul ini sering kali merupakan tanda kecemasan sosial atau kurangnya rasa percaya diri.

6. Mengutamakan Penampilan di Atas Segalanya

Penampilan menjadi prioritas utama bagi orang yang mementingkan status sosial.

Mereka rela mengeluarkan banyak uang untuk menjaga citra diri, mulai dari pakaian mewah hingga gadget terbaru, bahkan jika itu di luar kemampuan finansial mereka.

Psikologi: Ketergantungan pada atribut eksternal ini menunjukkan bahwa mereka mendefinisikan nilai diri berdasarkan penilaian eksternal, bukan dari jati diri mereka yang sebenarnya.

7. Menghindari Percakapan yang Emosional atau Mendalam

Mereka cenderung menghindari percakapan yang bersifat emosional atau mendalam karena merasa tidak nyaman dengan keterbukaan dan kerentanan.

Mereka lebih suka obrolan ringan atau topik seputar tren dan status sosial.

Psikologi: Ketakutan akan keterbukaan emosional sering menunjukkan adanya luka emosional di masa lalu yang belum sembuh.

8. Memanfaatkan Orang Lain untuk Kepentingan Pribadi

Orang yang lebih peduli pada status sosial sering memanfaatkan hubungan demi keuntungan pribadi.

Mereka bisa bersikap sangat manis jika membutuhkan sesuatu, tetapi langsung mengabaikan orang tersebut setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Psikologi: Perilaku ini menunjukkan kecenderungan manipulatif yang dapat merusak hubungan jangka panjang.

9. Sulit Merasa Puas dengan Apa yang Dimiliki

Terakhir, mereka selalu merasa tidak cukup, tidak peduli seberapa banyak yang telah mereka capai.

Keinginan untuk terus meningkatkan status sosial membuat mereka sulit merasa puas atau bersyukur atas apa yang sudah ada dalam hidup mereka.

Psikologi: Ketidakpuasan kronis ini menunjukkan adanya kebutuhan akan validasi eksternal yang tidak pernah terpenuhi, sehingga mereka terus mengejarnya tanpa henti.

Bagaimana Menghadapi Orang Seperti Ini?

Jika Anda bertemu orang yang menunjukkan tanda-tanda tersebut, penting untuk menjaga jarak emosional dan tidak terbawa oleh perilaku mereka.

Fokuslah pada hubungan yang tulus dan autentik dengan orang-orang yang benar-benar peduli pada Anda.

Ingatlah bahwa status sosial mungkin terlihat mengesankan, tetapi hubungan yang penuh cinta dan kejujuran adalah hal yang jauh lebih berharga.

Kesimpulan

Orang-orang yang lebih mementingkan status sosial sering menunjukkan perilaku yang tidak sehat, baik bagi diri mereka sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.

Mengenali tanda-tanda peringatan ini bisa membantu Anda memahami motivasi mereka dan melindungi diri dari hubungan yang tidak tulus.

Yang paling penting, tetaplah berpegang pada nilai-nilai sejati dan jangan sampai terjebak dalam obsesi akan status sosial.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #orang #orang #yang #lebih #mementingkan #status #sosial #daripada #hubungan #yang #tulus #sering #kali #menunjukkan #tanda #peringatan #menurut #psikologi

KOMENTAR