Orang yang Terlihat Tenang di Permukaan tetapi Berjuang Melawan Rasa Tidak Aman yang Tersembunyi Sering Menunjukkan 9 Perilaku Ini Menurut Psikologi
Ilustrasi seseorang yang berjuang melawan rasa tidak aman (Freepik)
11:40
13 Februari 2025

Orang yang Terlihat Tenang di Permukaan tetapi Berjuang Melawan Rasa Tidak Aman yang Tersembunyi Sering Menunjukkan 9 Perilaku Ini Menurut Psikologi

- Pada pandangan pertama, mereka yang terlihat tenang dan percaya diri sering kali dianggap memiliki kehidupan yang stabil dan tanpa beban.

Namun, di balik ketenangan tersebut, beberapa orang sebenarnya sedang berjuang melawan rasa tidak aman yang tersembunyi dalam diri mereka.

Psikologi menunjukkan bahwa orang-orang ini memiliki cara unik untuk menyembunyikan kegelisahan batin mereka.

Meskipun sulit dikenali, rasa tidak aman tersebut sering kali tercermin dari perilaku tertentu yang mereka tunjukkan tanpa disadari.

Dilansir dari Geediting pada Kamis (13/2), terdapat 9 perilaku yang biasanya menjadi tanda dari orang-orang yang berjuang melawan rasa tidak aman tersembunyi:

1. Sangat Perfeksionis

Mereka sering menetapkan standar yang sangat tinggi, bahkan di luar batas wajar.

Perfeksionisme sering menjadi cara untuk menutupi rasa tidak aman.

Ketika seseorang berusaha melakukan segala sesuatunya dengan sempurna, itu sebenarnya adalah bentuk kontrol agar mereka tidak merasa gagal atau dianggap tidak cukup baik oleh orang lain.

Mereka sering merasa bahwa kesalahan sekecil apa pun bisa merusak citra mereka.

2. Sulit Menerima Kritik

Orang yang tampak tenang tetapi menyimpan rasa tidak aman sering kali sangat sensitif terhadap kritik.

Kritik, bahkan yang bersifat membangun, bisa mereka anggap sebagai serangan terhadap harga diri.

Mereka mungkin tampak defensif atau malah menghindar ketika menerima umpan balik yang jujur.

3. Berusaha Terlihat Selalu Baik-baik Saja

Orang dengan rasa tidak aman tersembunyi cenderung berusaha keras untuk selalu terlihat tenang dan bahagia di depan orang lain.

Mereka takut menunjukkan sisi rentan atau lemah karena khawatir akan dianggap lemah atau tidak cukup baik.

Ekspresi seperti “Saya baik-baik saja” sering menjadi kalimat andalan, meski di dalam hati mereka merasa sebaliknya.

4. Cenderung Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Perbandingan sosial adalah salah satu tanda klasik dari rasa tidak aman.

Mereka sering membandingkan diri dengan orang-orang di sekitar mereka, terutama di media sosial.

Alih-alih merasa termotivasi, mereka malah merasa tidak cukup baik atau selalu tertinggal dibandingkan orang lain.

5. Menghindari Konfrontasi

Orang-orang seperti ini cenderung menghindari konfrontasi atau konflik langsung.

Mereka lebih memilih diam dan mengalah, meskipun hal tersebut membuat mereka merasa tertekan.

Ketakutan akan penolakan atau tidak diterima oleh orang lain membuat mereka merasa lebih aman jika menghindari perselisihan.

6. Sibuk dengan Jadwal yang Padat

Mereka sering menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas hingga nyaris tidak punya waktu untuk berhenti dan merenung.

Jadwal yang padat menjadi semacam pelarian dari rasa tidak aman yang membayangi.

Mereka merasa lebih nyaman ketika terus bergerak, karena diam sejenak bisa membuat mereka menghadapi perasaan yang mereka coba hindari.

7. Berlebihan dalam Memberi Pengakuan pada Orang Lain

Mereka cenderung memuji orang lain secara berlebihan, meskipun terkadang itu tidak sepenuhnya tulus.

Perilaku ini muncul karena mereka merasa bahwa mengakui kehebatan orang lain dapat mengalihkan perhatian dari rasa tidak aman mereka sendiri.

Selain itu, mereka berharap pujian tersebut akan membuat mereka lebih disukai.

8. Sangat Bergantung pada Validasi Eksternal

Orang-orang ini sering merasa butuh pengakuan dari orang lain untuk merasa berharga.

Mereka lebih sering mencari validasi dari luar, seperti pujian atau pengakuan, ketimbang merasa puas dari dalam diri sendiri.

Ketika validasi itu tidak datang, mereka bisa merasa sangat kecewa dan semakin tidak percaya diri.

9. Menghindari Pembicaraan Tentang Perasaan Pribadi

Meskipun terlihat ramah dan terbuka, mereka biasanya menghindari pembicaraan yang menyentuh aspek pribadi atau emosional.

Mereka lebih nyaman berbicara tentang hal-hal ringan daripada mengungkapkan perasaan terdalam.

Takut dihakimi atau merasa rentan menjadi alasan utama mereka menghindari percakapan semacam itu.

Mengapa Mereka Menyembunyikan Rasa Tidak Aman?

Psikologi menjelaskan bahwa rasa tidak aman yang tersembunyi biasanya berasal dari pengalaman masa lalu, seperti trauma emosional, penolakan, atau tekanan untuk selalu menjadi yang terbaik.

Alih-alih menghadapinya secara langsung, mereka memilih untuk menyembunyikan perasaan tersebut di balik citra tenang dan percaya diri.

Namun, menyembunyikan rasa tidak aman bukanlah solusi jangka panjang.

Justru, cara ini bisa menyebabkan kelelahan emosional, kecemasan, bahkan depresi.

Untuk mengatasinya, penting bagi mereka untuk belajar menerima kelemahan dan ketidaksempurnaan sebagai bagian alami dari kehidupan.

Kesimpulan

Orang-orang yang terlihat tenang di permukaan tetapi berjuang melawan rasa tidak aman sering kali menunjukkan perilaku yang tidak disadari oleh orang lain.

Memahami tanda-tanda ini dapat membantu kita lebih peka terhadap diri sendiri maupun orang-orang di sekitar kita.

Alih-alih menghakimi, kita bisa memberikan dukungan dan membantu mereka menerima bahwa tidak apa-apa merasa rapuh sesekali.

Ketenangan sejati justru berasal dari keberanian untuk menghadapi perasaan, bukan dari menyembunyikannya.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #orang #yang #terlihat #tenang #permukaan #tetapi #berjuang #melawan #rasa #tidak #aman #yang #tersembunyi #sering #menunjukkan #perilaku #menurut #psikologi

KOMENTAR