9 Frasa Sopan, Namun Dianggap Kasar: Mengungkap Sindiran Sarkas yang Meremehkan Perasaan Orang
Inilah 9 frasa orang yang sopan namin dianggap kasar (Freepik)
14:50
29 September 2024

9 Frasa Sopan, Namun Dianggap Kasar: Mengungkap Sindiran Sarkas yang Meremehkan Perasaan Orang

 

Semuanya hal bergantung pada konteksnya. Ketika seseorang mengatakan sesuatu dengan maksud sopan bisa jadi dianggap kasar jika tidak sesuai dengan situasi.

Psikologi punya banyak hal untuk dikatakan tentang hal ini. Ternyata, ada beberapa frasa sopan namun dianggap sebagai sindiran sarkas.

Dilansir dari laman hackspirit.com oleh JawaPos.com, Minggu (29/9) berikut frasa orang yang sopan, namun dianggap kasar:

  1.   "Kamu terlihat lelah"
Ketika Anda memberi tahu seseorang bahwa mereka tampak lelah, Anda secara tidak sengaja menunjukkan bahwa mereka tidak terlihat dalam kondisi terbaik.

Itu adalah cara tidak langsung untuk mengatakan bahwa mereka tampak tidak rapi atau tidak sehat.

  2.   "Tidak bermaksud menyinggung, tapi..."
Kita semua pernah mengalaminya. Anda sedang mengobrol dan tiba-tiba, keluarlah kalimat yang terkenal, "Tidak bermaksud menyinggung, tapi...".

Menurut psikologi, frasa ini adalah contoh klasik dari agresi pasif. Ini adalah upaya untuk menyerang sambil tetap mempertahankan kesan sopan.

  3.   “Kamu selalu…” atau “Kamu tidak pernah…”
Frasa-frasa ini sering digunakan saat kita mengekspresikan rasa frustrasi. Anda mungkin berkata, "Kamu tidak pernah membantu mencuci piring!" atau "Kamu selalu lupa menelepon saat kamu terlambat!" 

Psikolog menyebutnya sebagai bahasa absolut. Ini adalah bentuk generalisasi yang menunjukkan bahwa perilaku seseorang bersifat konstan dan tidak berubah.

  4.   “Terserah kamu”
Frasa ini tampak seperti cara yang sopan untuk menyerahkan kendali kepada orang lain. Namun, tergantung pada konteksnya, frasa ini dapat dianggap meremehkan atau acuh tak acuh.

Saat Anda berkata, "Terserah Anda," Anda mungkin mencoba menunjukkan rasa hormat terhadap otonomi orang lain.

Namun, Anda juga bisa merasa seolah-olah mengabaikan tanggung jawab atau tidak mau berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan.

  5.   "Tenanglah"
Menyuruh seseorang untuk "tenang" mungkin tampak seperti respons yang logis saat mereka kesal atau marah. Namun, pada kenyataannya, hal itu justru dapat memperburuk situasi.

Saat seseorang merasa emosional, menyuruh mereka untuk "tenang" dapat dianggap meremehkan perasaan mereka. Seolah-olah Anda mengatakan bahwa emosi mereka tidak valid atau berlebihan.

  6.   "Setidaknya tidak..."
Ketika seseorang menceritakan situasi sulit atau masalah yang mereka hadapi, naluri kita sebagai makhluk yang berempati adalah mencoba membuat mereka merasa lebih baik.

Sering kali, kita melakukan ini dengan mencoba menunjukkan sisi baiknya atau bagaimana keadaan bisa lebih buruk.

Psikologi memberi tahu kita bahwa respons semacam ini dapat membuat orang lain merasa bahwa masalah mereka diremehkan.

  7.   "Kamu terlalu sensitif"
Psikologi menjelaskan bahwa melabeli seseorang sebagai "terlalu sensitif" dapat merendahkan emosi mereka dan membuat mereka merasa bersalah karena memiliki reaksi alami manusia.

Ini adalah bentuk pembatalan, yang secara halus menunjukkan bahwa perasaan mereka adalah reaksi berlebihan.

  8.   "Saya hanya jujur"
Psikologi memberi tahu kita bahwa kejujuran tanpa kebijaksanaan dapat merusak hubungan.

Hal itu dapat menimbulkan rasa sakit hati dan kebencian, bahkan jika orang yang menyampaikan pesan tersebut yakin bahwa mereka melakukannya dengan niat baik.

  9.   "Hanya bercanda"
Mengatakan "hanya bercanda" setelah komentar pedas tidak akan menghilangkan rasa sakit yang ditimbulkan.

Sering kali hal itu tampak seperti upaya untuk menghindari tanggung jawab atas rasa sakit yang ditimbulkan.

Menurut psikologi, jenis humor ini dapat menimbulkan perasaan bingung, terhina, atau bahkan marah pada orang yang menerimanya.

 

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #frasa #sopan #namun #dianggap #kasar #mengungkap #sindiran #sarkas #yang #meremehkan #perasaan #orang

KOMENTAR