7 Cara Menghadapi Anak yang Sedang Tantrum dengan Tepat agar Perasaannya Bisa Dikelola secara Baik
Tantrum anak bisa menjadi hal yang sangat membuat frustrasi bagi orang tua. Namun, dibanding melihatnya sebagai masalah besar atau bencana, coba lihat tantrum tersebut sebagai kesempatan belajar dan tumbuh.
Setiap tantrum bisa menjadi momen berharga guna memahami lebih dalam kebutuhan dan emosi anak, serta untuk belajar bagaimana merespons dengan cara yang lebih efektif.
Dengan mengubah perspektif ini, orang tua bisa lebih sabar dan bijaksana dalam menghadapi tantangan yang ada. Dirangkum dari kidshealth.org, berikut ini beberapa cara menghadapi anak yang sedang tantrum dengan tepat agar perasaannya bisa dikelola secara baik.
1. Berikan banyak perhatian positif
Biasakan lebih memperhatikan dan menghargai perilaku baik yang dilakukan anakmu. Berikan pujian dan perhatian kepada mereka ketika mereka menunjukkan sikap positif. Pastikan pujian yang kamu berikan bersifat spesifik dan terkait dengan perilaku yang ingin kamu dorong supaya terus dilakukan.
Misalnya, kamu dapat berkata, "Aku senang sekali melihatmu bilang tolong dan sabar menunggu giliran" atau "Terima kasih sudah berbagi balok dengan adik." Pujian seperti ini membantu anak memahami perilaku yang diinginkan dan mendorong mereka mengulanginya.
2. Coba sedikit memberi kendali akan hal-hal kecil
Memberikan pilihan kepada anak-anak dapat membuat mereka merasa lebih punya kendali atas diri mereka sendiri, sehingga membuat mereka lebih cenderung untuk bekerja sama. Selain itu, memberi mereka kebebasan dalam memilih pakaian memungkinkan anak mengekspresikan diri dan mengembangkan rasa kemandirian.
Akan tetapi, hal yang terpenting adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara memberi pilihan kepada anak dan tetap menetapkan batasan yang jelas supaya mereka tahu apa yang diperbolehkan dan diharapkan.
3. Jauhkan benda-benda berbahaya di sekitarnya
Dengan memberikan kontrol lebih kepada anak, hal ini mampu membantu mengurangi kemungkinan terjadinya konflik. Namun, tentu saja, pendekatan ini tidak selalu bisa diterapkan, terutama di luar rumah, di mana kita tidak bisa mengontrol faktor-faktor yang ada di lingkungan sekitar.
4. Alihkan perhatian anak
Cobalah menawarkan alternatif jika anak tidak bisa mendapatkan apa yang mereka harapkan. Kamu bisa mulai dengan aktivitas baru yang menggantikan aktivitas yang membuat mereka frustrasi atau yang tidak diperbolehkan. Misalnya, apabila anakmu melompat-lompat di sofa, ajak mereka membantumu "memasak" dengan memberikan wadah plastik dan sendok kayu.
Kamu kemudian bisa memuji mereka sebab membantu atau mengikuti instruksi, daripada membiarkan mereka marah atau menolak turun. Kamu juga bisa mengubah suasana dengan membawa anakmu keluar atau ke dalam ruangan lain untuk mengalihkan perhatian mereka.
5. Bantu anak mempelajari hal baru
Bantu anak-anakmu mengembangkan keterampilan dengan memberikan mereka kesempatan mencoba hal-hal baru. Berikan pujian yang tulus atas usaha mereka, sehingga mereka bisa merasa bangga dengan pencapaian yang telah mereka raih. Mulailah memberikan tugas-tugas yang sederhana dan mudah dihadapi, sebelum mereka siap mengambil tantangan yang lebih kompleks.
Dengan cara ini, kamu tidak hanya membantu mereka membangun kepercayaan diri, tetapi juga memberi dorongan bagi mereka agar terus belajar, berkembang, dan merasa termotivasi menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan. Pendekatan ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan secara bertahap dan merasakan kepuasan dari setiap kemajuan yang mereka buat.
6. Pertimbangkan permintaan anak
Apakah keputusan itu terlalu berlebihan? Mungkin tidak. Hal yang penting adalah memilih pendekatan yang tepat. Terkadang, tidak masalah jika kamu berubah pikiran setelah mengatakan tidak, asalkan dilakukan dengan pertimbangan yang bijak.
Kamu bisa memberikan hadiah sebagai penghargaan atas perilaku baik yang dapat menjadi cara efektif dalam memotivasi anak atau orang lain, selama dilakukan dengan cara yang mendidik dan sesuai dengan perilaku positif mereka. Dengan cara ini, pemberian hadiah dapat memperkuat perilaku baik dan mendorong perkembangan lebih lanjut.
7. Ketahui batas anakmu
Jika kamu menyadari bahwa anakmu sudah merasa lelah, maka itu bukanlah waktu yang tepat guna mengajak mereka berbelanja kebutuhan sehari-hari atau mencoba menyelesaikan tugas lainnya. Anak-anak yang sedang lapar cenderung lebih sering meminta makanan saat berada di toko, dibandingkan dengan anak-anak yang baru saja makan.
Mengajak anak beraktivitas saat mereka sudah kelelahan atau lapar justru bisa mengakibatkan lebih banyak tantangan dan meningkatkan kemungkinan mereka merasa rewel atau kesulitan untuk berfokus pada apa yang kamu lakukan.
***
Tag: #cara #menghadapi #anak #yang #sedang #tantrum #dengan #tepat #agar #perasaannya #bisa #dikelola #secara #baik