Imlek Identik dengan Merah, Makanan Berwarna Putih Seperti Tahu Dilarang Dimakan Ini Alasannya
Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili tinggal sehari lagi. Saat imlek identik dengan warna merah. Ternyata makanan warna putih seperti tahu dilarang dimakan 
09:55
28 Januari 2025

Imlek Identik dengan Merah, Makanan Berwarna Putih Seperti Tahu Dilarang Dimakan Ini Alasannya

- Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili tinggal sehari lagi. Tahun ini perayaannya jatuh pada Rabu (29/1/2025).


Dekorasi yang cantik dan aneka makanan yang nikmat di meja makan menjadi kewajiban saat merayakan tahun.

Bukan hanya makanan berat saja, aneka camilan dan kue kering juga kerap dihadirkan untuk memeriahkan tahun baru Imlek.

Namun, menurut kepercayaan etnis Tionghoa, ada beberapa makanan yang dilarang, tabu untuk disajikan apalagi dimakan saat Imlek.

Diantaranya makanan berwarna putih, 

Berbagai alasan yang memiliki arti buruk menjadi alasan utama kenapa aneka makanan ini tidak boleh disajikan.

 

Makanan warna putih dilarang ada di meja perayaan Imlek

Tahu putih Tahu putih (sajian sedap)

Dalam tradisi masyarakat Tionghoa, warna putih dianggap bisa membawa sial karena melambangkan kematian.

Hal itu juga berlaku pada makanan berwarna putih seperti tahu, telur, dan keju putih yang tidak disajikan selama perayaan Imlek.

Karena itu pula, warna merah identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek

 

Alasan warna merah identik dengan Imlek

Tahun 2025, Hari Raya Imlek adalah shio Ular Kayu yang melambangkan simbol kecerdikan, kebijaksanaan, dan kemampuan beradaptasi

Sementara unsur kayu menunjukkan lambang pertumbuhan, pembaruan, dan kreativitas.

Suasana di Pusat Aksesoris Hiasan Imlek di kawasan Glodok Pancoran, Jakarta Barat, Minggu (26/1/2025). Suasana di Pusat Aksesoris Hiasan Imlek di kawasan Glodok Pancoran, Jakarta Barat, Minggu (26/1/2025). (Tribunnews.com/Rahmat W. Nugraha)

Sejumlah atribut hiasan berwarna merah umumnya akan dipasang dan dikenakan dalam menyambut hari penting masyarakat Tionghoa.


Lantas, kenapa warna merah identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek?

 

Makna warna merah di masyarakat Tionghoa

Budaya China memaknai warna merah sebagai lambang api dan energi sehingga menjadi simbol vitalitas, perayaan, dan kemakmuran.

Peneliti wanita Asia-Amerika sekaligus Pemimpin redaksi Mochi Magazine Giannina Ong mengatakan, warna merah di budaya China melambangkan kehidupan, kemakmuran, dan keberuntungan.

Warga lanjut usia (lansia) menerima angpau dari pengurus Yayasan Kelenteng Tay Kak Sie di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (22/1/2021). Pembagian angpau kepada sekitar 1.500 lansia dengan memberlakukan sejumlah protokol kesehatan COVID-19 itu sebagai bentuk kepedulian pada sesama sekaligus untuk mengawali rangkaian kegiatan menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2572 yang akan jatuh pada Jumat, 12 Februari 2021 mendatang. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) Warga lanjut usia (lansia) menerima angpau dari pengurus Yayasan Kelenteng Tay Kak Sie di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (22/1/2021). Pembagian angpau kepada sekitar 1.500 lansia dengan memberlakukan sejumlah protokol kesehatan COVID-19 itu sebagai bentuk kepedulian pada sesama sekaligus untuk mengawali rangkaian kegiatan menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2572 yang akan jatuh pada Jumat, 12 Februari 2021 mendatang. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Selain lentera, kertas, beberapa atribut dan hiasan juga berwarna merah dalam menyambut Tahun Baru Imlek.

"Semuanya berwarna merah karena tanda api melambangkan kehidupan baru dan kemakmuran," kata dia, dikutip dari Kompas.com (2024). 


Legenda warna merah di Tionghoa

Dikutip dari Southcn, warna merah di perayaan Tahun Baru Imlek dikaitkan dengan legenda makhluk ganas bernama Nian.

Nian adalah binatang yang diyakini bakal melahap penduduk desa, ternak, dan hasil panen dalam perayaan malam Tahun Baru Imlek.

Masyarakat Tionghoa meyakini, Nian takut pada cahaya, warna merah, dan suara keras.

Oleh karena itu, mereka akan menyalakan lilin di rumah mereka, menempelkan kertas merah di pintu dan jendela, serta menggantungkan lentera merah.

Beberapa ada pula yang membakar bambu untuk membuat suara derak keras.

Seluruh kegiatan itu merupakan upaya untuk menakut-nakuti dan mengusir Nian.

Kegiatan-kegiatan ini kemudian menjadi tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan begitu, tak mengherankan jika Anda akan melihat jenis dekorasi berwarna merah menjelas perayaan Tahun Baru Imlek.


Warna keberuntungan masyarakat Tionghoa

Selain merah, budaya China juga mengenal tiga warna lainnya yang identik dengan keberuntungan, yakni merah, kuning, dan hijau.

Dikutip dari Kompas.com (2024), tiga warna itu berasal dari Teori Lima Elemen Tiongkok.

Merah melambangkan api, kuning bermakna tanah, dan hijau melambangkan kayu.

Teori Lima Elemen Tiongkok juga mengenal warna putih yang melambangkan logam serta hitam yang merepresentasikan air.

Di sisi lain, merah adalah warna tradisional Etnis Han yang dominan di China. Di etnis mereka, merah melambangkan keberuntungan, vitalitas, perayaan, dan kemakmuran.

Masyarakat akan memakai pakaian berwarna merah untuk meningkatkan keberuntungan dan mengusir roh jahat pada Tahun Baru Imlek.

Selain itu, mereka juga berharap mendapat keberuntungan dengan menggunakan atribut berwarna merah.

Warna merah juga diyakini dapat mencegah kesialan selama satu tahun.


Daftar makanan yang dilarang dimakan saat Imlek

Selain makanan warna putih, ini daftar makanan lain yang dilarang disantap saat Tahun Baru Imlek

Apa saja makanan yang dilarang saat Imlek?

Dan apa saja alasannya?

Simak daftarnya.

1. Salak

Salak Indonesai kembali eksis di Kamboja setelah sempat terhenti pengirimannya akibat pandemi virus corona (Covid-19). Salak Indonesai kembali eksis di Kamboja setelah sempat terhenti pengirimannya akibat pandemi virus corona (Covid-19). (Dok KBRI Phnom Penh)

Dikutip dari laman Kompas.com, dijelaskan oleh Aji Chen Bromokusomo dari Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia, ada makanan yang tidak boleh ada saat merayakan Imlek.

Salah satunya adalah buah salak.

Makanan dengan kulit yang tajam seperti salak tidak boleh dimakan saat perayaan Imlek.

Hal itu dikarenakan kulit makanan yang tajam memiliki makna seperti tantangan yang bisa mempersulit kehidupan di masa yang akan datang.

2. Bubur

Bubur Bakar Badran, rekomendasi tempat sarapan enak di Solo dengan menu selain nasi. Bubur Bakar Badran, rekomendasi tempat sarapan enak di Solo dengan menu selain nasi. (TribunTravel.com/rizkytyas)


Selain buah salak, bubur juga merupakan makanan yang dilarang untuk dimakan saat Imlek.

Soalnya, bubur dianggap memiliki pengharapan yang buruk.

Terlebih, bubur merupakan nasi yang sudah menjadi lembek dan berair.

Selain itu, bubur juga dianggap seperti orang yang kesusahan secara ekonomi.


3. Lobster

Nadya memasak 'Lobster with Beurre Blanc Sauce, Lobster Oil and Potato Chips. Nadya memasak 'Lobster with Beurre Blanc Sauce, Lobster Oil and Potato Chips. (Tangkapan layar RCTI+)

Ditambahkan dalam laman Delish, makanan yang pantang dinikmati saat perayaan Imlek adalah lobster.

Lobter memiliki gerakan berenang mundur.

Maka dari itu, menikmati lobster saat perayaan Imlek dipercaya bisa membuat kehidupan seseorang mengalami kemunduran di tahun depan.

 

4. Sayap Ayam

Sayap ayam panggang woku pedas. Sayap ayam panggang woku pedas. (sajiansedap.com)

Sayap ayam tidak disajikan saat perayaan Imlek karena dianggap membawa kesialan di tahun depan.

Mengonsumsi olahan sayap ayam diyakini bisa membawa terbang keberuntungan seseorang.

 

5. Labu

Labu Siam Rebus Labu Siam Rebus (Tribunjualbeli.com)

Selain buak salak, labu juga menjadi salah satu makanan yang dilarang untuk dimakan saat Imlek.

Hal ini karena pelafalan labu dalam bahasa China yaitu 'gwa' memiliki bunyi yang serupa dengan 'kematian.

Penyebutan itu mirip dengan kata-kata yang berarti hal buruk yang juga dihindari dari perayaan Imlek.

6. Kepiting

KEPITING REMPAH - Chef Jimmy Irawan, Owner Crab n Co saat menyajikan Kepiting Rempah untuk sajian Ramadan, Jumat (1/4/2022). Olahan aneka Kepiting di Crab n Co bisa diorder via aplikasi online dimana satu kepiting yang beratnya bisa sampai 500 gram hingga 1 kg dibandrol dari Rp 290 ribu hingga Rp 625 ribu. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ KEPITING REMPAH - Chef Jimmy Irawan, Owner Crab n Co saat menyajikan Kepiting Rempah untuk sajian Ramadan, Jumat (1/4/2022). Olahan aneka Kepiting di Crab n Co bisa diorder via aplikasi online dimana satu kepiting yang beratnya bisa sampai 500 gram hingga 1 kg dibandrol dari Rp 290 ribu hingga Rp 625 ribu. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Larangan makan kepiting saat Imlek ini memiliki hubungan dengan cara berjalan hewan tersebut.

Kepiting berjalan ke samping dan tidak maju.

Hal ini dianggap akan berdampak tidak memberikan kemajuan dan kesuksesan dalam hidup untuk siapa yang mengonsumsi saat perayaan Imlek

 

 


(Sajian Sedap/Kompas.com)

Tag:  #imlek #identik #dengan #merah #makanan #berwarna #putih #seperti #tahu #dilarang #dimakan #alasannya

KOMENTAR