AS Hentikan Hampir Semua Bantuan Luar Negeri, Kecuali untuk Israel dan Mesir
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengumumkan penghentian hampir seluruh bantuan luar negeri AS, kecuali untuk Israel dan Mesir. (The Guardian)
14:36
26 Januari 2025

AS Hentikan Hampir Semua Bantuan Luar Negeri, Kecuali untuk Israel dan Mesir

— Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, pada Jumat (24/1/2025), mengumumkan keputusan besar yang menghentikan hampir seluruh bantuan luar negeri yang diberikan oleh AS, dengan pengecualian untuk Israel dan Mesir.

Keputusan ini disampaikan melalui memo internal kepada staf Departemen Luar Negeri AS yang menyatakan bahwa bantuan militer untuk kedua negara tersebut akan tetap diteruskan.

Dalam memo tersebut, Rubio menekankan, “Tidak ada dana baru yang boleh dicairkan untuk proyek baru atau perpanjangan proyek yang ada hingga setiap proposal disetujui sebagai bagian dari agenda Presiden Trump,” seperti dilansir The Guardian, Minggu (26/1/2025).

Kebijakan ini berlaku untuk berbagai jenis bantuan, baik dalam sektor pembangunan maupun militer, dengan pengecualian khusus untuk Israel dan Mesir.

Dampak Kebijakan pada Negara Penerima Bantuan

Penghentian bantuan ini menimbulkan kekhawatiran besar di banyak negara penerima bantuan, terutama Ukraina yang sangat bergantung pada miliaran dolar bantuan militer dari AS untuk bertahan melawan invasi Rusia. Seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya di Kongres AS menyebut kebijakan ini sebagai tindakan yang “tidak sah.”

“Memblokir dana internasional akan mendorong mitra global mencari pendanaan dari pesaing atau lawan AS, yang bisa mengurangi pengaruh Amerika di dunia,” kata sumber tersebut, sebagaimana dilansir The Guardian.

Selain Ukraina, negara-negara lain yang biasa menerima bantuan seperti Sudan dan Gaza, yang menghadapi krisis kemanusiaan, diperkirakan akan terpengaruh buruk oleh keputusan AS ini.

Pengecualian untuk Israel dan Mesir

Meski kebijakan ini berdampak luas, Israel dan Mesir tetap mendapatkan bantuan militer dari AS. Memo tersebut secara tegas memberikan pengecualian untuk bantuan militer kepada Israel, yang sejak perang Gaza telah menerima peningkatan signifikan dalam paket bantuan senjata dari AS, yang mencapai sekitar USD 3,3 miliar setiap tahunnya.

Selain itu, Mesir, yang telah menerima dana pertahanan besar dari AS sejak menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979, mendapatkan sekitar USD 1,3 miliar setiap tahun dalam bentuk bantuan militer.

Pengecualian ini juga muncul di tengah peningkatan kebutuhan bantuan kemanusiaan di kawasan seperti Gaza, yang baru saja menyelesaikan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Selain itu, negara seperti Sudan yang tengah menghadapi krisis kelaparan juga membutuhkan dukungan internasional yang besar. Rubio memberi pengecualian pada bantuan pangan darurat dan pengeluaran administratif penting, terutama yang terkait dengan pembiayaan militer.

Kritik dan Dampak Terhadap Proyek-Proyek Kemanusiaan

Namun, tetap saja keputusan AS untuk menghentikan bantuan asing ini menuai kritik tajam dari sejumlah pihak. Seorang mantan pejabat US Agency for International Development (USAID) yang berbicara secara anonim menyebut kebijakan ini sebagai “kekacauan yang diciptakan.” Dia menambahkan bahwa organisasi-organisasi internasional yang bergantung pada dana tersebut terpaksa menghentikan kegiatan vital seperti layanan kesehatan, vaksinasi anak, dan pendidikan.

Di Ukraina, program-program bantuan kritis seperti dukungan untuk sekolah dan layanan kesehatan, termasuk perawatan ibu dan anak, terhenti akibat kebijakan ini. Pejabat USAID yang menangani proyek-proyek tersebut mengatakan bahwa semua kegiatan dihentikan hingga ada instruksi lebih lanjut.

Kebijakan Militer dan Pengaruh Global AS

Walaupun sebagian besar bantuan luar negeri dihentikan, bantuan militer untuk Israel dan Mesir tetap dipertahankan, menunjukkan bahwa AS masih memprioritaskan sekutunya di kawasan tersebut.

Selain Israel dan Mesir, negara-negara lain yang masih mendapatkan pendanaan militer luar negeri pada 2025 antara lain Ukraina, Georgia, Taiwan, Indonesia, Filipina, dan Lebanon. Fokus utama tetap pada peningkatan kapasitas militer Lebanon untuk menghadapi ketidakstabilan yang dipicu oleh pengaruh Iran di wilayah tersebut.

Tinjauan Putusan dalam 90 Hari

Keputusan ini akan ditinjau dalam waktu 90 hari, dengan peluang bagi Rubio untuk memberi pengecualian jika situasi darurat memerlukan tindakan tersebut. Namun, banyak pengamat internasional yang memperingatkan bahwa penghentian bantuan ini bisa memperburuk kondisi kemanusiaan di beberapa negara yang sangat bergantung pada bantuan internasional, seperti Sudan dan Gaza.

Meskipun kebijakan ini menunjukkan komitmen AS terhadap sekutu-sekutunya, seperti Israel dan Mesir, tetap saja kebijakan ini meninggalkan banyak pertanyaan tentang bagaimana AS akan mempertahankan pengaruh globalnya tanpa dukungan finansial untuk negara-negara sekutunya yang lain.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #hentikan #hampir #semua #bantuan #luar #negeri #kecuali #untuk #israel #mesir

KOMENTAR