Biden Pertimbangkan Pengiriman Rudal Jelajah Jarak Jauh JASSM ke Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Joe Biden selama konferensi KTT G7 di Italia 13 Juni 2024. Amerika Serikat dilaporkan sedang mempertimbangkan kemungkinan mengirim rudal jelajah jarak jauh ke Ukraina, menurut laporan Politico. 
16:20
16 Agustus 2024

Biden Pertimbangkan Pengiriman Rudal Jelajah Jarak Jauh JASSM ke Ukraina

Amerika Serikat dilaporkan sedang mempertimbangkan kemungkinan mengirim rudal jelajah jarak jauh ke Ukraina, menurut laporan Politico.

Dikatakan Presiden Joe Biden terbuka terhadap gagasan menyediakan senjata canggih ini kepada Ukraina.

Sementara Pentagon menjajaki cara untuk memungkinkan Kyiv meluncurkan rudal dari jet tempurnya.

Seorang pejabat senior pemerintahan Biden yang dikutip oleh Politico mencatat bahwa belum ada keputusan akhir yang dibuat terkait potensi transfer rudal-rudal ini, khususnya Joint Air-to-Surface Standoff Missiles (JASSM).

Pemerintah saat ini tengah mengkaji detail rumit dari langkah tersebut, Al Mayadeen melaporkan.

Pertimbangan utama mencakup transfer teknologi sensitif yang terlibat dan memastikan bahwa pesawat Ukraina dapat meluncurkan rudal, yang masing-masing berbobot 2.400 pon (lebih dari satu ton) dan membawa hulu ledak seberat 1.000 pon (lebih dari 450 kilogram).

Hingga saat ini, diskusi di Gedung Putih dan Pentagon masih berlangsung.

Pejabat tersebut menekankan bahwa masih ada pekerjaan penting yang harus dilakukan sebelum rudal dapat dikirim ke Ukraina.

Ini termasuk mengonfirmasi bahwa pesawat Ukraina era Soviet dan F-16 AS yang baru saja diperoleh mampu meluncurkan JASSM ke target yang berjarak lebih dari 230 mil (sekitar 370 kilometer).

Pentagon menolak berkomentar mengenai apakah mereka telah menyetujui transfer rudal-rudal ini.

Juru bicara Pentagon Jeff Jurgensen menyatakan bahwa sejumlah opsi sedang dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan bantuan keamanan Ukraina, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Rudal JASSM, yang dikembangkan oleh Lockheed Martin, pertama kali digunakan pada awal tahun 2000-an.

Rudal ini jarang digunakan dalam pertempuran oleh Amerika Serikat dan hanya digunakan bersama oleh sekelompok sekutu dekat tertentu, menurut Politico.

Saat ini, Ukraina memiliki rudal yang diluncurkan dari udara dan darat yang disediakan oleh AS, Inggris, dan Prancis, dengan jangkauan sekitar 200 mil (sekitar 320 kilometer).

Namun, pembatasan penggunaan rudal ini di wilayah Rusia masih berlaku.

Serangan terhadap Rusia dapat memicu pembalasan nuklir

Keputusan Presiden AS Joe Biden untuk mengizinkan Ukraina menyerang tanah Rusia menggunakan senjata yang dipasok AS mengungkap kebingungan dan kekacauan politik yang mendalam di Amerika Serikat, analis veteran Departemen Pertahanan dan pensiunan Letkol Angkatan Udara AS Karen Kwiatkowski mengatakan kepada Sputnik.

"Keputusan ini merupakan tanda berlanjutnya kekacauan politik di Washington dan dalam kepemimpinan NATO."

"Pemerintahan Biden berdoa agar Ukraina dapat melanjutkan semacam perlawanan hingga awal November," kata Kwiatkowski mengacu pada pemilihan umum AS mendatang.

Presiden AS Joe Biden baru-baru ini mencabut pembatasan penggunaan senjata yang dipasok AS oleh Ukraina terhadap target di wilayah Rusia, meskipun para pejabat mengklaim bahwa Biden mengambil langkah tersebut "hanya untuk mempertahankan wilayah Kharkov yang tengah diserang" terhadap pasukan Rusia.   

Departemen Luar Negeri mengklarifikasi bahwa AS belum mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh, termasuk ATACMS, di dalam Rusia.

Keputusan tersebut dengan jelas mencerminkan bahwa Biden khawatir Ukraina akan benar-benar runtuh pada saat pemilu berlangsung, kata Kwiatkowski.

Peristiwa dalam perang Rusia-Ukraina

*) Kantor hak asasi manusia PBB (UNHCR) mengatakan telah meminta Moskow untuk mengizinkannya mengunjungi wilayah Rusia yang terkena dampak kampanye lintas batas Ukraina.

"Kantor tersebut sebelumnya telah berulang kali meminta Rusia untuk akses ke wilayah Rusia dan wilayah Ukraina di bawah kendali Rusia, tetapi tidak berhasil," kata Liz Throssell, juru bicara UNHCR.

Sebaliknya, Ukraina mengatakan akan membuka koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil menuju Rusia dan Ukraina.

Pejabat Ukraina telah menjanjikan akses bagi organisasi kemanusiaan internasional seperti Komite Internasional Palang Merah dan PBB.

Di Kursk, Agence France-Presse mengatakan wartawannya melihat sekitar 500 pengungsi dari daerah perbatasan mengantre untuk mendapatkan makanan dan pakaian yang didistribusikan oleh Palang Merah Rusia.

*) Pasukan khusus Ukraina menangkap sekelompok lebih dari 100 tentara Rusia di Kursk, menurut laporan Dinas Keamanan Ukraina (SBU) pada Kamis.

"Pasukan Ukraina juga mengambil alih benteng perusahaan yang luas, beton dan dibentengi dengan baik, termasuk menangkap 102 prajurit dari Resimen Senapan Bermotor Pengawal ke-488 Rusia dan unit Akhmat," katanya.

Gambar-gambar menunjukkan lusinan prajurit Rusia duduk atau berbaring di tanah di bunker beton dengan helm dan senjata mereka ditumpuk di dekat dinding.

Para tahanan itu akan ditukar dengan tawanan perang Ukraina.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #biden #pertimbangkan #pengiriman #rudal #jelajah #jarak #jauh #jassm #ukraina

KOMENTAR