Studi Sebut Sepertiga Ekosistem Arktik Kini Jadi Sumber Emisi Karbon, Ancaman Baru bagi Iklim Global
– Sebuah studi terbaru mengungkapkan kenyataan yang mengejutkan: sepertiga dari tundra, hutan, dan lahan basah di Arktik kini menjadi sumber emisi karbon, yang sebelumnya berfungsi sebagai penampung karbon yang penting. Temuan ini menunjukkan dampak nyata pemanasan global terhadap salah satu wilayah paling sensitif di Bumi, yang selama ribuan tahun menahan karbon dalam bentuk permafrost.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Nature Climate Change, permafrost yang mencair kini melepaskan karbon dioksida (CO2) ke atmosfer, memicu peningkatan emisi gas rumah kaca. Sejak lama, Arktik berfungsi sebagai penampung karbon yang sangat efektif, menyimpan jumlah besar emisi yang seharusnya tetap terperangkap di tanah.
Namun, dengan meningkatnya suhu global, permafrost yang membeku selama ribuan tahun kini mencair, menyebabkan pelepasan karbon yang berpotensi memperburuk pemanasan global. Penelitian ini menemukan bahwa lebih dari 30 persen wilayah Arktik kini berfungsi sebagai sumber emisi CO2, dengan angka ini meningkat menjadi 40 persen jika kebakaran hutan turut dihitung.
Mengutip The Guardian pada Kamis (23/1/2025), Sue Natali, salah satu penulis studi dan peneliti utama di Woodwell Climate Research Center, menjelaskan bahwa temuan ini merupakan pertama kalinya perubahan ini terdeteksi dalam skala besar di seluruh wilayah tundra.
“Ini adalah pertama kalinya kita melihat perubahan ini dalam skala besar, secara kumulatif di seluruh tundra. Ini adalah hal besar,” ujar Natali, yang turut mengungkapkan bahwa meskipun Arktik semakin hijau dengan tumbuhnya lebih banyak vegetasi, hal ini justru berujung pada pelepasan lebih banyak karbon ke atmosfer.
Di beberapa wilayah seperti Alaska, Natali menjelaskan bahwa meskipun mencairnya permafrost dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan tanaman yang mungkin menyerap karbon, proses ini bersifat sementara.
“Ketika permafrost mencair, tumbuhnya tanaman memang meningkat, sehingga terkadang karbon dapat terserap kembali. Namun, permafrost yang terus mencair memberikan ruang bagi mikroba untuk berkembang biak dan menguraikan bahan organik yang terkubur. Akibatnya, karbon yang terperangkap dalam tanah dilepaskan kembali ke atmosfer,” ujar Natali. Dia juga menambahkan bahwa perubahan ini sangat terlihat, seperti keruntuhan tanah yang terjadi di kawasan tersebut.
Penelitian ini juga menyoroti perubahan signifikan dalam siklus karbon global. Seiring dengan pemanasan yang terus berlanjut, tanah yang terperangkap dalam permafrost kini lebih rentan terhadap pelepasan karbon. Anna Virkkala, penulis utama studi ini, menjelaskan bahwa tanah Arktik menyimpan hampir setengah dari cadangan karbon tanah Bumi, jauh lebih banyak dibandingkan karbon di atmosfer.
“Tanah Arktik menyimpan sejumlah besar karbon, hampir setengah dari cadangan karbon global. Ini jauh lebih banyak daripada yang ada di atmosfer dan seharusnya tetap terkunci,” ujar Virkkala, seperti dikutip The Guardian.
Perubahan besar ini memberikan peringatan akan dampak lebih lanjut dari pemanasan global terhadap ekosistem Arktik. Dalam menghadapi perubahan ini, ilmuwan mendesak untuk meningkatkan pemantauan terhadap kawasan ini, mengingat pentingnya peran Arktik dalam siklus karbon Bumi. Dengan semakin meningkatnya suhu global, potensi emisi karbon dari Arktik menjadi ancaman yang semakin nyata bagi iklim global.
Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas mengenai bagaimana perubahan yang terjadi di wilayah Arktik kini mulai memperburuk masalah pemanasan global. Studi ini, yang mengandalkan data dari lebih dari 200 lokasi penelitian selama periode 1990 hingga 2020, memperlihatkan secara gamblang bagaimana permafrost yang mencair berperan dalam pelepasan karbon yang berdampak langsung pada atmosfer kita.
Tag: #studi #sebut #sepertiga #ekosistem #arktik #kini #jadi #sumber #emisi #karbon #ancaman #baru #bagi #iklim #global