Gencatan Senjata Gaza Diumumkan, tapi Netanyahu Sebut Perjanjian Israel dengan Hamas Belum Lengkap
Pada Rabu (15/1/2025), Amerika Serikat (AS) dan Qatar mengumumkan kesepakatan gencatan senjata perang di Gaza.
Kesepakatan tersebut akan menghentikan perang yang telah berlangsung selama 15 bulan di Gaza dan membuka jalan bagi puluhan sandera untuk pulang.
Sebanyak 33 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan gencatan senjata.
Dua sumber yang dekat dengan Hamas sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa Israel akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina.
Sementara itu, seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan ratusan orang akan dibebaskan.
Meski begitu, Benjamin Netanyahu belum mengatakan secara eksplisit apakah dia menerima kesepakatan yang diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, dan Presiden AS Joe Biden.
"Pernyataan resmi dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan dikeluarkan hanya setelah rincian akhir perjanjian selesai, yang saat ini sedang dikerjakan," kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, Kamis (16/1/2025), dilansir Arab News.
Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza
Saat ini kesepakatan apa pun masih perlu disetujui oleh Kabinet Israel, meskipun mereka kemungkinan besar akan menyetujuinya.
Jika kesepakatan itu disetujui, kesepakatan itu akan berlangsung dalam tiga tahap:
Tahap Pertama
Tahap pertama dimulai pada Minggu (19/1/2025), menurut mediator Qatar.
Dikutip dari AP News, berikut ini hal-hal terkait kesepakatan gencatan senjata:
- Penghentian pertempuran selama enam minggu akan dimulai, membuka negosiasi untuk mengakhiri perang.
- Sebanyak 33 dari hampir 100 sandera akan dibebaskan selama periode tersebut, meskipun tidak jelas apakah lebih dari separuhnya masih hidup.
- Amerika Serikat mengatakan fase ini juga mencakup penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk padat di Gaza. Itu akan memungkinkan banyak warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah-rumah mereka yang tersisa. Banyak lingkungan telah hancur menjadi puing-puing.
- Bantuan kemanusiaan akan melonjak, dengan ratusan truk memasuki Gaza setiap hari.
- Rincian akhir yang masih dikerjakan termasuk daftar ratusan tahanan Palestina yang akan dibebaskan.
Tahap Kedua
Tahap kedua lebih sulit, berikut rinciannya:
- Negosiasi untuk fase ini akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.
- Tahap ini akan mencakup pembebasan semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara pria.
- Pasukan Israel akan mundur dari Jalur Gaza.
- Namun, Israel mengatakan tidak akan menyetujui penarikan penuh sampai kemampuan militer dan politik Hamas dihilangkan.
- Hamas mengatakan pihaknya tidak akan menyerahkan sandera terakhir sampai Israel menarik semua pasukannya.
Tahap Ketiga
Tahap ketiga menyerukan pemulangan jenazah para sandera yang masih berada di Gaza dan dimulainya pembangunan kembali besar-besaran di Gaza, yang masih harus dibangun kembali selama puluhan tahun.
Belum jelas pula siapa yang akan menanggung biayanya.
Ilustrasi - Tank Pasukan Israel di wilayah Gaza Utara dalam operasi militer darat di wilayah kantong Palestina tersebut. (khaberni/tangkap layar)Akan Dilakukan Pembicaraan Lebih Lanjut
Negosiator Mesir, Qatar, dan AS akan menuju Kairo pada Kamis (16/1/2025) untuk pembicaraan lebih lanjut mengenai penerapan semua aspek kesepakatan gencatan senjata, menurut seorang pejabat senior AS.
Pejabat itu mengatakan para negosiator fokus untuk memastikan harapan yang jelas bagi Israel dan Hamas, dan bahwa implementasi perjanjian dilakukan semulus mungkin.
Pejabat tersebut tidak berwenang memberi komentar kepada publik dan berbicara dalam kondisi anonim.
Jihad Islam Palestina, kelompok militan terbesar kedua di Gaza setelah Hamas, memuji kesepakatan gencatan senjata tersebut sebagai “terhormat.”
Hamas membutuhkan dukungan kelompok itu untuk kesepakatan tersebut guna menghindari potensi gangguan dalam prosesnya.
“Hari ini, rakyat kami dan perlawanan mereka memberlakukan perjanjian terhormat untuk menghentikan agresi,” kata Jihad Islam Palestina dalam sebuah pernyataan.
Kelompok itu mengatakan kesepakatan antara Israel dan Hamas mencakup penarikan pasukan Israel dari Gaza serta pertukaran tahanan yang "terhormat".
Dikatakan bahwa kelompok militan di Gaza "akan tetap waspada untuk memastikan implementasi penuh dari perjanjian ini."
Diketahui, Pejuang Jihad Islam Palestina ikut serta dalam serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel dan sejak itu memerangi pasukan Israel di Gaza.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel
Tag: #gencatan #senjata #gaza #diumumkan #tapi #netanyahu #sebut #perjanjian #israel #dengan #hamas #belum #lengkap