Kanselir Jerman Olaf Scholz Tahan Bantuan Senjata Rp50 Triliun ke Ukraina
Pasalnya, Kanselir Jerman Olaf Scholz telah menahan persetujuan untuk paket bantuan militer baru yang besar bagi Ukraina yang diusulkan oleh kementerian luar negeri dan pertahanan Ukraina.
Usulan tersebut tersebut terhenti di kantor Scholz yang menyatakan menentang bantuan tersebut karena ada pengeluaran tambahan.
Media Jerman, Spiegel, menyebutkan kantor Scholz berpendapat tidak ada kebutuhan kritis untuk paket tersebut, mereka yakin bantuan yang sudah direncanakan akan cukup dalam jangka pendek dan tidak ingin memaksakan keputusan pada pemerintahan yang akan datang, yang akan dibentuk setelah pemilihan musim semi.
Anggaran 2025 mencakup 4 miliar euro untuk bantuan militer. Ukraina juga diantisipasi akan menggunakan pinjaman G7 senilai 50 miliar dolar AS yang dibiayai oleh aset Rusia yang dibekukan.
Tanpa persetujuan Scholz, paket tersebut tidak dapat dilanjutkan. Sumber-sumber dalam Partai Sosial Demokrat Jerman menyatakan motif sebenarnya Scholz adalah elektoral, karena ia takut kehilangan dukungan di antara para pemilih yang belum menentukan pilihan.
Sebaliknya, Partai Hijau berharap untuk mendapatkan poin politik dengan menganjurkan peningkatan anggaran pertahanan dan dukungan aktif untuk Ukraina.
Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock dari Partai Hijau dan Menteri Pertahanan Boris Pistorius, sesama Demokrat Sosial seperti Scholz, dilaporkan mengusulkan untuk mengalokasikan tambahan 3 miliar Euro guna menyediakan senjata yang sangat dibutuhkan Ukraina sebelum pemilihan umum awal pada tanggal 23 Februari.
Paket tersebut disusun berdasarkan permintaan Ukraina. Paket tersebut dilaporkan mencakup 3 baterai IRIS-T tambahan dengan rudal pencegat, pencegat tambahan untuk sistem Patriot, 10 howitzer gerak sendiri, dan amunisi artileri. Namun, masih belum jelas apakah pihak Jerman siap menyediakan semua barang tersebut.
Baerbock dan Pistorius yakin paket ini akan mengirimkan pesan yang kuat kepada Ukraina bahwa dukungan Jerman tidak akan berkurang.
Mereka bermaksud meminta Komite Anggaran Parlemen Jerman menyetujui pengeluaran luar biasa (mekanisme seperti itu telah digunakan di masa lalu), dengan alasan bahwa kebutuhan mendesak tidak dapat diramalkan sebelumnya. Mereka menunjuk, antara lain, pada situasi yang menantang di front timur Ukraina, kemajuan Rusia, dan ketidakpastian seputar dukungan AS di masa mendatang, mengingat kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.
Namun saat ditanya soal penahanan yang dilakukan oleh Scholz tersebut, dua kementerian tersebut menolak untuk mengomentari informasi ini secara resmi.
Ukrainska Pravda, pada akhir Desember 2024, Jerman mengirimkan paket bantuan yang signifikan ke Ukraina, termasuk sistem IRIS-T dan pencegat Patriot. (Der Spiegel/Pravda)
Tag: #kanselir #jerman #olaf #scholz #tahan #bantuan #senjata #rp50 #triliun #ukraina