Mengapa Israel Takut pada Rudal Palestine-2 Houthi? Kecepatan Mach 16, Tembus Iron Dome dan Arrow
Rudal Palestine-2 yang ditembakkan Houthi, yang diluncurkan dari Yaman, telah menyerang target-target di Israel dari jarak ratusan kilometer.
Hebatnya, merujuk keterkejutan Israel yang dilaporkan media Zionis, rudal-rudal Houthi ini mampu melewati sistem pertahanan udara canggih, termasuk sistem Iron Dome dan Arrow yang terkenal di dunia.
Baru-baru ini, Houthi menargetkan sebuah pembangkit listrik di Haifa dengan rudal Palestine-2, yang memperlihatkan kerentanan dalam sistem pertahanan Israel.
Kejadian ini membelalakkan mata Tel Aviv, sekaligus meruntuhkan mitos besar yang selama ini didengungkan kalau sistem pertahan udara mereka tidak tertembus dan tidak terkalahkan.
"Hal ini juga menggarisbawahi kemampuan rudal Palestine-2, yang memunculkan pertanyaan tentang kekuatan dan efektivitasnya," tulis ulasan situs Hindi, dikutip Kamis (9/1/2025).
Rudal hipersonik Palestine-2 yang ditembakkan kelompok Houthi Yaman ke Israel.Fitur Rudal Palestine-2
Palestine-2 adalah rudal berbahan bakar padat dua tahap yang diproduksi dalam negeri Yaman.
Dengan perkiraan jangkauan 2.150 km, rudal tersebut masuk dalam kategori rudal jarak menengah.
Rudal Palestine-2 dilaporkan membawa muatan hulu ledak sekitar 500 kg dan dapat mencapai kecepatan maksimum Mach 16.
Tidak hanya itu, rudal tersebut juga dapat bermanuver pada kecepatan tinggi tersebut.
Sesuai klaim Houthi, Palestine-2 adalah rudal hipersonik.
Rudal tersebut telah menunjukkan kemampuan untuk menerobos sistem pertahanan udara Israel, yang sebelumnya dianggap hampir tidak dapat ditembus.
Rudal Houthi dipamerkan saat pawai militer di Sanaa, Yaman, 21 September 2022. (Xinhua/Mohammed)Serangan Houthi Menggunakan Rudal Palestine-2
31 Desember 2024: Houthi mengklaim serangan rudal terhadap Bandara Ben Gurion di Tel Aviv.
28 Desember 2024: Serangan rudal menargetkan Pangkalan Udara Nevatim Israel di wilayah Negev.
16 Desember 2024: Sebuah lokasi militer Israel di pinggiran kota Tel Aviv, Jaffa, diserang.
11 Desember 2024: Houthi mengumumkan serangan terhadap situs militer Israel di Tel Aviv menggunakan rudal Palestine-2.
Kelompok Ansarallah Houthi Yaman mengklaim rudal hipersonik Palestine 2 yang mereka luncurkan ke Israel menghantam pangkalan udara Nevatim, Negev, wilayah pendudukan Israel pada Sabtu (29/12/2024). (Anews/File)Mengapa Houthi Menargetkan Israel?
Gerakan Houthi sering dianggap sebagai pejuang proksi bagi Iran.
Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) yang terafiliasi Houthi di Sanaa juga menerima dukungan militer, termasuk senjata, dari Teheran.
Iran, yang merupakan musuh bebuyutan Israel, memiliki hubungan kuat dengan Hamas, yang beroperasi di Gaza.
Pro-Iran, para petempur Houthi telah mengambil sikap anti-Israel dan mulai memperlakukan negara itu sebagai musuh.
Secara khususnya, mereka tidak memiliki konflik teritorial atau politik langsung dengan Tel Aviv.
Sejak 7 Oktober 2023, Houthi telah mengintensifkan serangan terhadap kepentingan Israel di Laut Merah, yang semakin meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Polisi Israel melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi ledakan di Tel Aviv yang terjadi pada 19 Juli 2024. Houthi di Yaman yang didukung Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. (GIL COHEN-MAGEN / AFP)Front Baru, Berita Buruk Bagi Israel
Pada Senin, 30 Desember 2024, silam sebuah rudal balistik ditembakkan dari Yaman ke Israel.
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), rudal yang datang dari Yaman berhasil dicegat dalam perjalanannya. Selain itu, sirene terus berbunyi di Israel untuk memperingatkan penduduk tentang rudal yang mendekat dan ditujukan ke Israel bagian tengah.
Israel telah terlibat dalam konflik bersenjata dengan berbagai kelompok perlawanan seperti Houthi, Hamas, dan Hizbullah sejak 7 Oktober 2023.
Sementara itu, Israel telah membuka front baru menjelang tahun baru kemarin.
Israel telah melancarkan serangan langsung terhadap kelompok militan pro-Iran Houthi dan telah melakukan serangan di Yaman.
Tidak hanya itu, Israel juga menghadapi serangan dari wilayah Yaman. Pada hari Senin, 30 Desember, sebuah rudal balistik ditembakkan dari Yaman ke Israel.
Menurut laporan dari Israel, rudal yang ditembakkan dari Yaman mendarat di Harish dekat Israel bagian tengah.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka siap untuk melawan Houthi.
“Houthi menembakkan rudal dari Yaman, yang kami cegat. Selain serangan di Koridor Laut Merah.”
Houthi telah menyerang Israel beberapa kali.
Mereka mengatakan bahwa serangan akan terus berlanjut hingga Israel mengumumkan gencatan senjata di Gaza.
Lebih dari 45.500 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Namun Israel terus-terusan membombardir Gaza.
Sementara otoritas Gaza mengatakan warga sipil telah terbunuh, Israel mengatakan pihaknya hanya menargetkan militan.
Namun, pembukaan front baru dari Yaman mengkhawatirkan.
Dengan ini, perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas tampaknya meluas.
Iran sudah menentang Israel dalam masalah ini. Pada saat yang sama, Hizbullah yang berbasis di Lebanon juga terlibat dalam konflik tersebut.
Bahkan, Israel juga melancarkan serangan besar-besaran ke Yaman dalam seminggu terakhir.
Diyakini bahwa jika gencatan senjata antara Israel dan Hamas terjadi berkat usaha Donald Trump, maka situasi dapat diselesaikan.
Namun jika hal ini tidak terjadi, konflik yang lebih besar, lebih berdarah, dan sangat dahsyat dapat terjadi di berbagai lini yang menentang Israel.
Spionase Inggris-Arab Saudi Terbongkar, Israel Sulit Dapat Data Intelijen soal Houthi
Terkait situasi konflik dengan Israel, Dinas Keamanan Yaman di Sanaa (ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi) mengklaim berhasil menggagalkan aksi spionase oleh Inggris dan Arab Saudi.
Dalam pernyataan hari Senin, (6/1/2024), dinas itu mengatakan aksi spionase tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data intelijen tentang fasilitas militer dan pemimpin Yaman.
Menurut dinas itu, tiga “trio jahat” yang terdiri atas Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Israel gagal mencegah operasi militer Yaman untuk membantu Gaza.
Oleh karena itu, badan intelijen Israel, AS, Inggris, dan lainnya mulai berupaya membuat “bank target” atau daftar target.
“Intelijen Inggris yang bekerja sama dan berkoordinasi dengan intelijen Saudi ingin menarik, merekrut, dan melatih unsur spionase dengan tujuan menjalankan aktivitas intelijen yang menargetkan kekuatan strategis negara ini,” kata dinas itu dikutip dari The Cradle.
Orang-orang yang direkrut akan ditugasi memantau dan mengumpulkan data intelijen tentang fasilitas yang dimiliki satuan drone dan rudal tentara Yaman dan fasilitas militer lainnya.
Tugas itu termasuk memantau lokasi, rumah, dan pergerakan beberapa pemimpin Yaman.
Mereka juga menjalani evaluasi dan tes yang dilakukan oleh pejabat Arab Saudi dan Inggris di Riyadh. Kemudian, mereka akan dilatih untuk menggunakan berbagai alat dan program sebelum dikirim kembali ke Yaman.
Houthi merilis video pada Kamis (29/8/2024) ketika pejuangnya membajak dan meledakkan kapal minyak Sounion di Laut Merah setelah menyerang kapal itu dengan rudal dan drone pada minggu lalu. (AFP/ANSARULLAH MEDIA CENTRE)“Informasi yang didapatkan dari orang-orang yang ditangkap dan pengakuan mereka mengindikasikan mereka menjalankan tugas dan aktivitas intelijen yang ditugaskan kepada mereka oleh pejabat Inggris dan Saudi,” ujar dinas itu.
Menurut dinas itu, pihaknya akan memikul tanggung jawabnya untuk mengamankan Yaman dari upaya penyusupan oleh lawan-lawannya.
Di samping itu, Dinas Keamanan Yaman juga memperingatkan bahaya yang muncul apabila warga Yaman berkolaborasi dengan intelijen AS dan Israel. Pembelot bisa dijatuhi hukuman mati.
Dewan Syuro Yaman beri pujian
Dewan Syuro, majelis tinggi dalam parlemen Yaman, memuji dinas keamanan Yaman yang berhasil menggagalkan aksi spionase Inggris dan Arab Saudi.
Dikutip dari Al Masirah, media terafiliasi Houthi, Dewan Syuro menyebut aksi penggagalan itu merupakan kemenangan bagi rakyat Yaman di bawah kepemimpinan Sayyed Abdulmalik Badr al-Din al-Houthi.
Dewan Syuro meminta semua rakyat Yaman untuk tetap waspada, bersatu, dan bekerja sama dengan dinas keamanan untuk membongkar rencana apa pun yang bertujuan untuk mendestabilisasi Yaman.
“Dalam serangkaian operasi keamanan, dinas keamanan nasional Yaman telah mengungkap dan membongkar jaringan spionase yang diatur oleh agen intelijen Inggris, M16, yang bekerja sama dengan dinas intelijen Saudi,” demikian laporan Al Masirah.
“Pengungkapan itu adalah bagian dari pola operasi rahasia yang lebih luas oleh apa yang disebut Yaman sebagai ‘Poros Kejahatan’, yang terdiri atas AS, Inggris, dan entitas Zionis.”
Pada bulan Desember 2024 dinas keamanan Yaman telah menangkap sejumlah orang yang terkait dengan jaringan spionase itu.
Beberapa bulan sebelumnya dinas itu juga membongkar jaringan spionase yang beroperasi di bawah perintah badan intelijen AS dan Israel.
“Jaringan ini telah menyusup ke dalam departemen pemerintahan Yaman selama hampir satu dasawarsa, mengumpulkan informasi rahasia, mempengaruhi keputusan tentang kebijakan, dan melakukan operasi untuk mendestabilisasi infrastruktur negara ini, termasuk sistem kesehatan dan pendidikannya,” kata Al Masirah.
Media itu menyampaikan aksi spionase tersebut adalah bagian dari agresi yang dihadapi Yaman sejak negara itu meningkatkan dukungannya kepada perjuangan Palestina dan operasi militer yang menargetkan Israel.
Israel susah dapatkan data intelijen
Media terkenal asal AS, The New York Times, menyebut Israel kesusahan mendapatkan data intelijen tentang kelompok Houthi atau Ansrallah di Yaman.
“Selama bertahun-tahun Houthi adalah musuh paling tidak diketahui oleh Israel,” kata media itu dalam laporan akhir tahun lalu.
“Sekarang milisi yang didukung Iran itu menguasai sebagaian besar Yaman utara, berjarak lebih dari seribu mil dari Israel, membuat mereka (Israel) begadang malam hari dengan serangkaian serangan di wilayah Israel.”
“Dan mendapat tantangan karena kurangnya [data] intelijen akuran tentang keberadaan para pemimpin kelompok itu dan gudang senjata, kata analis, Israel kesusahan menghentikan mereka.”
Houthi juga berhasil bertahan selama bertahan selama bertahun-tahun dari serangan yang dilakukan koalisi Arab Saudi yang ingin menggulingkan kelompok itu.
“Kami punya masalah,” kata Zohar Palti, mantan direktur intelijen di Mossad, dinas intelijen Israel.
Menurut Palti, Israel tidak punya cara untuk menyelesaikan masalah itu.
Para pakar mengatakan dinas keamanan Israel tak pernah memprioritaskan Yaman dan tidak berusaha mendapatkan data intelijen yang lebih banyak perihal Houthi dalam beberapa tahun terakhir.
(oln/indc/*)
Tag: #mengapa #israel #takut #pada #rudal #palestine #houthi #kecepatan #mach #tembus #iron #dome #arrow