Apa Itu BRICS?
Dikutip dari laman resmi BRICS, pembentukan BRICS dimulai atas prakarsa Rusia.
Pada 20 September 2006, pertemuan pertama BRICS diadakan di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York.
Presiden Rusia, Vladimir Putin lah yang mengusulkan pertemuan tersebut.
Pertemuan dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Brasil, dan Tiongkok, serta Menteri Pertahanan India.
Mereka menyepakati pentingnya memperluas kerja sama multilateral pada kesempatan itu.
Pada 16 Mei 2008, Yekaterinburg, Rusia, menjadi tuan rumah Pertemuan Menteri Luar Negeri BRICS yang membahas isu-isu global terkini.
Kemudian, pada 9 Juli 2008, para pemimpin BRICS bertemu di Jepang.
Selama di Jepang, mereka membahas langkah-langkah ekonomi global, termasuk reformasi lembaga keuangan dunia.
BRICS terus berkembang.
KTT pertama di Yekaterinburg pada 16 Juni 2009.
Para pemimpin negara-negara BRICS menegaskan komitmennya untuk mempromosikan dialog dan kerja sama yang terbuka dan transparan.
Mereka juga membahas cara-cara mengatasi krisis keuangan global.
Kekuatan Ekonomi BRICS
BRICS menjadi salah satu penggerak utama pembangunan ekonomi dunia.
Pada 2013, BRICS menyumbang sekitar 27 persen dari PDB global dan memiliki 42 persen dari total populasi dunia (2,88 miliar orang).
Negara-negara ini juga memiliki sumber daya alam yang melimpah dan pengaruh yang besar di kancah internasional.
Mereka adalah anggota berbagai organisasi internasional penting, seperti PBB, G20, Gerakan Non-Blok, dan Kelompok 77.
Selain itu, mereka juga bergabung dalam berbagai asosiasi regional, seperti Organisasi Kerjasama Shanghai dan MERCOSUR.
Kerja Sama BRICS
Kerja sama antara negara-negara BRICS didasarkan pada prinsip-prinsip seperti keterbukaan, solidaritas, dan netralitas.
Kerja sama ini meliputi pertemuan tahunan, diskusi mengenai isu-isu global, serta upaya reformasi lembaga-lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia.
Pada 2014, BRICS mendirikan Bank Pembangunan Baru (NDB) dan Pengaturan Cadangan Kontinjensi BRICS (BRICS CRA), yang masing-masing memiliki total dana sebesar $200 miliar.
Selain itu, BRICS fokus pada bidang-bidang kerja sama seperti perdagangan, energi, dan keamanan.
Perkembangan BRICS
BRICS terus mengembangkan hubungan internasionalnya.
Pada 2014, BRICS memperluas hubungan dengan Uni Afrika dan asosiasi integrasi Afrika lainnya.
KTT BRICS ke-6 di Fortaleza, Brasil, menghasilkan kesepakatan penting dalam bidang ekonomi dan investasi.
Pada KTT ke-7 di Ufa, Rusia, pada 2015, BRICS menandatangani beberapa perjanjian sektor, termasuk kerjasama dalam bidang pemuda, migrasi, dan pertanian.
Peta jalan kerja sama jangka panjang hingga 2020 juga disusun.
Kepemimpinan BRICS
Kepemimpinan BRICS bergiliran setiap tahun.
Pada 2017, Tiongkok memimpin, diikuti Afrika Selatan pada 2018, Brasil pada 2019, dan Rusia pada 2020.
KTT BRICS ke-8 diadakan di Goa, India, pada 2016 dengan fokus pada isu energi, perdagangan, dan kemiskinan.
Indonesia Gabung BRICS
Pada Januari 2024, Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS, CNN melaporkan.
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS disetujui oleh seluruh anggota kelompok tersebut dalam pertemuan puncak BRICS di Johannesburg pada 2023.
Bergabungnya Indonesia ini dianggap sebagai bagian dari upaya BRICS untuk memperluas organisasi dan meningkatkan kerja sama.
Terutama dalam mendukung reformasi lembaga tata kelola global dan berkontribusi pada kemajuan negara-negara berkembang di Global South.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #brics