Diplomat Tertinggi Ukraina Bertemu Pemimpin Baru Suriah, Bahas Pemulihan Hubungan Diplomatik
Pertemuan ini dilaporkan oleh kantor berita pemerintah Suriah SANA pada hari Senin (30/12/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Sybiha membawa pesan langsung dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kepada rakyat Suriah.
Melalui akun X pribadinya, Sybhia menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut, Ukraina berjanji akan membantu warga Suriah untuk memulihkan kehidupannya.
Ia juga berjanji akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Suriah.
"Hari ini di Damaskus, saya bertemu dengan pemimpin pemerintahan Suriah Ahmed Al-Sharaa dan secara pribadi menyampaikan pesan Presiden Ukraina @ZelenskyyUa kepada rakyat Suriah: kami bersama Anda dan siap membantu memulihkan kehidupan normal, stabilitas, dan ketahanan pangan," tulis Sybiha di X setelah pertemuan tersebut, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Ia juga menegaskan bahwa Ukraina mendukung pemerintahan baru Suriah.
Menurutnya, hal ini menjadi kunci untuk memulihkan hubungan diplomatik Suriah-Ukraina.
"Kami mengandalkan Suriah baru yang menghormati hukum internasional, termasuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina. Ini akan membuka jalan untuk memulihkan sepenuhnya hubungan diplomatik, dialog politik, dan kehadiran diplomatik kami. Kami siap mengembangkan kerja sama di sejumlah bidang," jelasnya.
Inisiatif Bantuan Kemanusiaan Ukraina
Kunjungan Sybhia ke Suriah tepat setelah 3 hari sebelumnya Zelensky mengumumkan akan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Suriah.
Zelenskyy mengirimkan 500 ton tepung terigu ke Suriah melalui program "Grain From Ukraine".
Bantuan ini dirancang untuk membantu sekitar 33.250 keluarga atau sekitar 167.000 orang.
"Tepung terigu rencananya akan didistribusikan ke 33.250 keluarga atau 167.000 orang dalam beberapa minggu mendatang. Setiap paket beratnya 15 kilogram (33 pon) dan dapat memenuhi kebutuhan lima anggota keluarga selama satu bulan," kata Zelenskyy di X.
Kunjungan ini tidak hanya menjadi upaya untuk memulihkan kembali hubungan diplomatik, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan strategi kerja yang sama setelah penggulingan Presiden Bashar al-Assad.
Ukraina, sebagai salah satu produsen utama biji-bijian dan minyak sayur dunia, menegaskan niatnya untuk memulihkan hubungan bilateral dengan Suriah, dikutip dari The New Arab.
Ukraina, yang telah berperang melawan pasukan invasi Rusia selama hampir tiga tahun, secara tradisional mengekspor gandum dan jagung ke negara-negara di Timur Tengah, namun terkecuali Suriah.
Di era pemerintahan Assad, Suriah lebih mengandalkan pasokan pangan dari Rusia.
Rusia telah memasok gandum ke Suriah menggunakan pengaturan keuangan dan logistik yang rumit untuk menghindari sanksi Barat yang dijatuhkan pada Moskow dan Damaskus.
Namun, pasca-runtuhnya rezim tersebut, dinamika perdagangan dan diplomasi di kawasan ini mulai berubah.
Jatuhnya Assad
Sebagai informasi, pasukan rezim Assad dan kelompok antirezim kembali bentrok pada 27 November 2024.
Bentrokan antara 2 kelompok ini terjadi di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.
Bentrokan ini terjadi selama 10 hari.
Kelompok pemberontak melancarkan berbagai serangan hingga merebut kota-kota penting di Suriah.
Puncaknya terjadi pada Minggu (8/12/2024) ketika oposisi yang didukung oleh unit-unit militer yang membelot menyebabkan rezim Assad runtuh setelah perang saudara selama 14 tahun.
Setelah digulingkan, Assad dilaporkan kabur dari Suriah dan berada di Moskow setelah mendapat tawaran suaka dari Rusia.
Hal tersebut dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Interfax pada Minggu (8/12/2024).
Tak sendiri, Assad dikabarkan kabur dari Suriah bersama keluarganya.
Kabar tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Peskov mengatakan Assad telah diberi suaka di Rusia, dan mengatakan keputusan itu dibuat oleh Presiden Vladimir Putin.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Konflik Suriah
Tag: #diplomat #tertinggi #ukraina #bertemu #pemimpin #baru #suriah #bahas #pemulihan #hubungan #diplomatik