Israel Gempur Gudang Militer Suriah, 80 Persen Sistem Pertahanan Udara Hancur dalam 48 Jam
Israel mengklaim turut menembakan lebih dari 350 serangan udara ke seluruh Suriah hingga 80 persen sistem pertahanan seperti Pesawat dan helikopter tempur milik Suriah hancur dalam waktu 48 jam. 
09:30
12 Desember 2024

Israel Gempur Gudang Militer Suriah, 80 Persen Sistem Pertahanan Udara Hancur dalam 48 Jam

Israel mengeklaim telah membombardir gudang militer Suriah, hingga  80 persen sistem pertahanan seperti pesawat dan helikopter tempur milik Suriah hancur dalam waktu 48 jam.

“Kami telah menyelesaikan bagian utama dari kampanye militer agresifnya terhadap Suriah sejak jatuhnya rezim Bashar Al-Assad, yang menargetkan kemampuan militer negara Suriah,” tegas militer Israel dikutip Middle East Monitor.

Tak hanya menargetkan pusat gudang militer, Israel mengklaim turut menembakan lebih dari 350 serangan udara ke seluruh Suriah.

Beberapa sasaran target yang telah diserang adalah lapangan udara, kendaraan militer, senjata anti pesawat dan lokasi produksi senjata di ibu kota Suriah, Damaskus, Homs, Tartus, dan Palmyra.

Serangan itu dilakukan Israel di tengah kemelut politik pasca kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di bawah pimpinan Abu Mohammad al-Julani sukses menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad yang telah berkuasa 50 tahun.

Menteri Pertahanan Israel mengklaim serang Suriah itu merupakan bagian untuk menetralisir aset militer di negara tersebut usai jatuhnya Presiden Bashar Al Assad.

Sementara, PM Netanyahu mengatakan, militer Israel menyerang Suriah dengan maksud untuk mencegah aset militer tersebut jatuh ke tangan para pemberontak.

"Kami tidak berniat mencampuri urusan dalam negeri Suriah, tetapi kami jelas bermaksud melakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan keamanan kami," kata Netanyahu, dikutip dari Reuters.

IDF Ambil Alih Golan

Untuk melemahkan kemampuan militer Suriah, PM Netanyahu mengerahkan pasukan darat ke zona penyangga demiliterisasi antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Operasi baru di perbatasan Suriah dan Dataran Tinggi Golan ditujukan untuk mengambil alih kekuasaan di zona penyangga demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan, Suriah, sebagaimana dilansir dari BBC International.

Netanyahu mengatakan runtuhnya rezim Assad adalah "hari bersejarah di Timur Tengah".

Lantaran runtuhnya rezim Assad membuat perjanjian Israel dan Suriah tahun 1974 ikut "runtuh", memungkinkan Israel untuk bergerak cepat mengambil alih Dataran Golan.

“Pasukan Pertahanan Israel ditugaskan untuk memasuki zona penyangga dan posisi komando di dekatnya yang merupakan dari bagian Golan yang diduduki Israel,” kata Netanyahu dikutip dari BBC International.

"Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun muncul di perbatasan kami," imbuhnya.

Sabotase seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Israel, negara Zionis tersebut sebelumnya pernah merebut Golan dari Suriah pada tahap akhir Perang Enam Hari tahun 1967 dan mencaploknya secara sepihak pada tahun 1981.

Meski sebagian Golan berhasil diduduki Israel, tapi tindakan tersebut tidak diakui secara internasional.

Sejumlah sumber mengatakan bahwa serangan sengaja dilakukan Israel untuk mengambil alih wilayah Suriah pasca kekuasaan rezim Bashar al-Assad yang telah memimpin Suriah selama 50 tahun terakhir dilengserkan secara paksa oleh kelompok pemberontak.

Negara Arab Kecam Israel

Merespons serangan yang dilakukan Israel, negara-negara di Arab seperti Qatar, Irak, dan Arab Saudi melontarkan kecaman keras.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan bahwa Doha menganggap invasi Israel tersebut sebagai "perkembangan berbahaya dan serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan kesatuan Suriah serta pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional."

Hal serupa juga dilontarkan Arab Saudi, mereka menilai tindakan tersebut Israel sebagai sebuah pelanggaran berkelanjutan terhadap hukum internasional.

Untuk mencegah terjadinya pencaplokan wilayah, Arab bertekad untuk mengembalikan keamanan, stabilitas, dan integritas teritorial Suriah.

Senada dengan yang lainnya, Baghdad turut menggemakan kritik tersebut, mengatakan bahwa Israel telah melakukan "pelanggaran berat di bawah hukum internasional."

Perebutan tanah terbaru oleh Israel juga mendapat kecaman dari juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric.

Dalam pernyataan resminya Sekjen PBB itu menyebut langkah Netanyahu merupakan "pelanggaran" terhadap perjanjian pelepasan tahun 1974 antara Israel dan Suriah.

(Tribunnews.com/Namira Yunia)

Editor: Sri Juliati

Tag:  #israel #gempur #gudang #militer #suriah #persen #sistem #pertahanan #udara #hancur #dalam

KOMENTAR