Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad Terkonfirmasi Berada di Rusia, Pejabat Putin: Dia Aman
Foto tak bertanggal menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Suriah Bashar al-Assad 
13:20
11 Desember 2024

Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad Terkonfirmasi Berada di Rusia, Pejabat Putin: Dia Aman

Rusia telah membawa mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dengan aman ke Rusia, ujar Wakil Menteri Luar Negeri negara itu, Sergei Ryabkov, kepada NBC News dalam sebuah wawancara eksklusif yang disiarkan pada Selasa (10/12/2024).

"Dia aman, dan ini menunjukkan bahwa Rusia bertindak sebagaimana mestinya dalam situasi yang luar biasa seperti ini," kata Ryabkov.

Namun, Ryabkov menolak menjelaskan lebih lanjut mengenai detail kejadian atau bagaimana proses tersebut berlangsung.

Pada Senin (9/12/2024), Kremlin menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat keputusan untuk memberikan suaka kepada Assad.

Ketika ditanya apakah Rusia akan menyerahkan Assad untuk diadili, Ryabkov menjawab: "Rusia bukan pihak dalam konvensi yang membentuk Mahkamah Pidana Internasional (ICC)."

Rusia telah mendukung Suriah sejak awal Perang Dingin.

Rusia pertama kali mengakui kemerdekaan Suriah pada tahun 1944, saat Damaskus berusaha melepaskan diri dari kekuasaan kolonial Prancis.

Pada Selasa, pemimpin sementara Suriah yang baru, Mohammed al-Bashir, mengumumkan bahwa ia akan mengambil alih negara tersebut sebagai perdana menteri sementara dengan dukungan dari para mantan pemberontak yang menggulingkan Assad.

Secara terpisah, Ryabkov juga menyebutkan bahwa Rusia siap mempertimbangkan pertukaran tahanan lagi, serupa dengan pertukaran yang terjadi pada Agustus, yang melibatkan wartawan Wall Street Journal Evan Gershkovich dan mantan Marinir AS Paul Whelan.

"Kesepakatan baru akan menjadi langkah maju yang sehat, terutama pada awal pemerintahan berikutnya," ujar Ryabkov kepada NBC, sambil menambahkan bahwa ia tidak ingin mendahului apa pun.

Apa yang Terjadi di Suriah? Penjelasan Singkat

Kolase foto Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan kelompok Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) Kolase foto Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan kelompok Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) (Syrian Presidency/AFP)

Mengutip Hindustan Times, berikut poin-poin penjelasan singkat tentang situasi di Suriah:

Perang Saudara Suriah dimulai pada tahun 2011 sebagai bagian dari Musim Semi Arab (Revolusi Timur Tengah), yang mengakibatkan jatuhnya berbagai rezim di dunia Arab.

Meskipun Bashar al-Assad awalnya tampak goyah, situasi berubah ketika Rusia dan Iran membantunya mengusir para pemberontak.

Suriah terus dilanda perang saudara sejak saat itu, namun mengalami periode yang relatif tenang dalam beberapa tahun terakhir karena Tentara Suriah dan sekutunya berhasil menahan para pemberontak.

Perang saudara memasuki babak baru ketika pemberontak Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) dan Tentara Pembebasan Suriah berhasil merebut kota Aleppo minggu lalu, sebuah terobosan besar pertama mereka dalam beberapa tahun.

Para pemberontak kemudian melanjutkan pawai mereka ke Damaskus, merebut kota demi kota.

Empat kota jatuh ke tangan pemberontak dalam 24 jam terakhir sebelum mereka tiba di ibu kota pada Minggu (8/12/2024) pagi. Kota-kota tersebut adalah Daraa, Quneitra, Suwayda, dan Homs.

Saat sekutu Suriah, Iran dan Rusia, disibukkan dalam konflik lain, tentara Suriah tampaknya melemah.

Para pejuang pemberontak menguasai penjara Saydnaya pada Minggu pagi dan membebaskan tahanan politik yang ditahan oleh rezim Bashar al-Assad.

Mereka kemudian memasuki kota dan menguasainya dalam hitungan jam, menggulingkan rezim yang telah berkuasa selama lima dekade terakhir.

Sebelum Bashar al-Assad mengambil alih Suriah 24 tahun lalu, ayahnya, Hafez al-Assad, juga memerintah negara tersebut dengan cengkeraman besi yang sama.

Perdana Menteri Suriah, Mohammad Jalali, mengatakan ia siap bekerja sama dengan oposisi dan menyerahkan pemerintahan, tetapi meminta masyarakat untuk tidak merusak gedung-gedung publik karena bangunan itu adalah milik semua orang.

HTS kemudian mendeklarasikan Suriah dan Damaskus bebas dari "tiran Assad."

Mereka meminta para pejuang untuk menjaga gedung-gedung pemerintahan.

Pemandangan di jalan-jalan menunjukkan perayaan, dan beberapa patung Assad serta ayahnya telah dirobohkan oleh masyarakat.

Sementara itu, Assad telah meninggalkan Suriah dan mencari suaka di Rusia.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #mantan #presiden #suriah #bashar #assad #terkonfirmasi #berada #rusia #pejabat #putin #aman

KOMENTAR