Kim Jong Un Disebut Diam-diam Memanfaatkan Krisis Politik di Korea Selatan
Para Ilmuwan Mendampingi Kim Jong Un saat Kunjungan di Pengayaan Uranium, KCNA melaporkan pada Jumat (13/9/2024) 
12:10
5 Desember 2024

Kim Jong Un Disebut Diam-diam Memanfaatkan Krisis Politik di Korea Selatan

 Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un nyaris tak bersuara soal menyikapi krisis politik di negara seterunya Korea Selatan.

Namun diam-diam, Kim Jong Un diduga akan memanfaatkan kekacauan di Korea Selatan sebagai sebuah keuntungan.

Diduga Kim Jong-un tengah menyiapkan pukulan telak kepada Korea Selatan.

“Korea Utara mungkin berpikir ini waktu yang bagus untuk mengambil kesempatan atas kelemahan ini untuk memberikan pukulan lainnya lewat sejumlah provokasi,” kata  Dewan Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) Sydney Seiler, Rabu (4/12/2024) dikutip dari Business Insider.

Seiler mengatakan  Kim Jong-un akan menggunakan krisis di Korea Selatan untuk mengintimidasi dan melemahkan negara tetangganya.

Selain itu membuat perpecahan antara Korea Selatan dan AS.

Seiler mengatakan, Kim Jong-un mungkin melihat tindakan Yoon Suk-yeol sebagai sesuatu yang memperburuk hubungan Korsel dan AS.

Hal ini juga dapat berupa propaganda yang dirancang untuk mengikis kepercayaan terhadap demokrasi, dan stabilitas pemerintahan di Korea Selatan.

Hal itu juga diamini oleh Edward Howell, pengajar dari Ilmu Politik di Universitas Oxford.

“Kita tahu bahwa Korea Utara suka mengecam sistem demkrasi Korea Selatan setiap kali terjadi kekacauan di Seoul,” ujarnya.

“Kita tidak perlu heran jika Pyongyang mengeksploitasi krisis dalam negeri di Korea Selatan untuk keuntungannya, baik secara retoris maupun sebaliknya,” kata Howell.

Krisis Politik di Korea Selatan

Kisruh bermula  di Korea Selatan setelah pada Selasa (3/12/2024) setelah Presiden Korea Sleatan Yoon Suk-yeol mengumumkan Darurat Militer.

Hal itu membuat banyak protes dan akhirnya Darurat Militer tersebut dicabut setelah tak mendapat persetujuan parlemen.

Darurat Militer itu sendiri dilakukan oleh Yoon Suk-yeol dengan dalih melakukan pemurnian dari simpatisan Korea Utara di pemerintahan.

Meskipun alasan di balik pemberlakuan darurat militer karena posisi Presiden Korea Selatan terancam dimakzulkan dari jabatannya.

Menolak Mundur

Belakangan, Presiden  Yoon Suk-yeol didesak mundur dari jabatannya oleh sejumlah kalangan.

Kendati dia merasa tak bersalah umumkan Darurat Militer negaranya.

Ia menegaskan bahwa Darurat Militer tersebut diumumkannya dengan maksud menghindarkan apa yang digambarkannya sebagai tindakan pemakzulan sembrono yang dilakukan oleh oposisi utama pemerintahannya, Partai Demokrat Korea (DPK).

Dilansir dari The Korea Times, Rabu (4/12/2024) ucapannya itu disampaikan dalam pertemuan dengan sejumlah tokoh politik penting.

Itu termasuk dengan Perdana Menteri Han Duck-Soo dan pemimpin Partai Kekuatan Rakyat (PPP), Han Dong-hoon.

Ucapannya tersebut memantik kritik dari dalam partai karena tak menyentuh sentimen publik.

Berdasarkan sumber dari PPP yang merupakan partai penguasa, Yoon menegaskan kembali dalam pertemuan di kantor kepresidenan Yongsan bahwa deklarasi darurat militer itu mematuhi prosedur konstitusional dan hukum.

Ia menampik tuduhan adanya ketidakwajaran, dan menganggap langkah tersebut sebagai respons yang diperlukan terhadap apa yang ia sebut sebagai penyalahgunaan kekuasaan pemakzulan yang dilakukan oposisi.

DPK sendiri tengah mempersiapkan untuk mengajukan mosi pemakzulan terhadap Yoon Suk-yeol pada Kamis (5/12/2024).

Upaya pemakzulan itu didasari bahwa pengumuman Darurat Militer itu melanggar konstitusi dan batasan hukum.

Dari dalam PPP sendiri reaksinya terbagi, dengan beberapa anggota parlemen mulai berpikir pemakzulan sebagai pilihan, dan yang lainnya mencari upaya alternatif untuk mengembalikan kepercayaan publik.

 

Editor: Hasanudin Aco

Tag:  #jong #disebut #diam #diam #memanfaatkan #krisis #politik #korea #selatan

KOMENTAR