Ukraina Hanya Bisa Mimpi Punya Iron Dome seperti Israel, Ternyata Ini Alasannya
Pernyataan itu menyusul keluhan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang meminta Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya untuk melindungi Ukraina seperti mereka melindungi Israel.
Sebelumnya, AS, Inggris, Prancis bersama Yordania mengerahkan jet tempur dan sistem pertahanannya untuk melumpuhkan sebagian besar rudal dan drone Iran dalam serangan balasannya terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024), setelah Israel menyerang konsulat Iran di Suriah pada 1 April lalu.
"Tidak mungkin bagi negara-negara Barat untuk memberi Ukraina sistem pertahanan udara Iron Dome yang terkenal milik Israel, karena negara-negara Barat tidak punya waktu dan sumber daya untuk mencapai prestasi seperti itu," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pernyataannya, Kamis (18/4/2024) malam.
Emmanuel Macron berbicara kepada rekan-rekannya di Dewan Eropa di Brussels bahwa mereka seharusnya menyediakan berbagai jenis sistem pertahanan udara kepada Ukraina.
Namun, ia menolak ketika ditanya apakah NATO dapat menciptakan sistem pertahanan udara gaya Israel untuk Ukraina.
“Israel telah membangun dan mendanai (sistemnya) sejak lama, selama beberapa dekade. Tidak mungkin membangun sistem yang sama yang dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan Ukraina," katanya, dikutip dari TASS.
"Masalah lainnya adalah kemampuan memproduksi senjata yang dibutuhkan Kiev," lanjutnya.
Dengan prioritas tersebut, ia berharap rekan-rekan Baratnya mampu mengirimkan senjata yang dibutuhkan Ukraina.
Macron menjelaskan bahwa Barat lebih memilih membantu Ukraina sebagai bagian dari upaya koalisi bersama di mana negara-negara berbagi tanggung jawab dan saling melengkapi.
Israel selama bertahun-tahun sangat bergantung pada sistem pertahanan udara Iron Dome yang dirancang untuk menembak jatuh peluru artileri dan rudal jarak pendek.
Sistem Iron Dome pertama kali digunakan pada tahun 2011 dan dikembangkan dengan pendanaan AS, yang disebut-sebut sebagai salah satu senjata paling efektif yang dimiliki Israel.
Zelensky Ingin Ukraina Diperlakukan seperti Israel
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyoroti aksi AS, Inggris, Prancis, bersama Yordania yang kompak melindungi Israel saat Iran meluncurkan serangan balasannya ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam.
Zelensky mengungkit alasan NATO yang menolak membantu Ukraina dalam melawan Rusia karena Ukraina bukan anggota NATO.
Presiden Ukraina itu protes karena Israel juga bukan anggota NATO namun AS, Inggris, dan Prancis yang merupakan anggota NATO bisa membantu Israel.
AS dan Uni Eropa Tolak Keinginan Zelensky
Namun keinginan Zelensky ditolak oleh Josep Borrell, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan, yang mengklaim situasi di Israel dan Ukraina tidak sebanding.
“Serangan Iran terjadi di pangkalan udara tentara Perancis, Amerika, Inggris dan Yordania. Mereka telah melewati markas mereka, yang kemudian bertindak untuk membela diri,” jelas Joseph Borrell.
“Tidak ada pangkalan udara di Inggris, atau AS, apalagi Yordania, di wilayah Ukraina… Oleh karena itu, jawaban yang sama tidak dapat diberikan karena situasinya tidak sama," lanjutnya.
Sebelumnya, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, juga menolak keinginan Zelensky melalui konferensi pers pada Senin (15/4/2024) malam.
"AS tidak akan menembak jatuh drone dan rudal Rusia yang ditembakkan ke Ukraina, berbeda dengan cara pasukan Amerika melindungi Israel dari serangan Iran akhir pekan lalu," katanya, dikutip dari The Economic Times.
Menurutnya, tingkat ancaman di Israel dan Ukraina berbeda, di mana AS maupun Uni Eropa tidak mau berperang dengan Rusia jika mereka mengirim pasukan untuk membela Ukraina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Ukraina
Tag: #ukraina #hanya #bisa #mimpi #punya #iron #dome #seperti #israel #ternyata #alasannya