Dua Orang Muda Katolik, Beato Carlo Acutis dan Beato Pier Giorgio Frassati Masuk Kanonisasi 2025
Ilustrasi Vatikan. (pexels.com)
07:12
21 November 2024

Dua Orang Muda Katolik, Beato Carlo Acutis dan Beato Pier Giorgio Frassati Masuk Kanonisasi 2025

Paus Fransiskus pada Rabu (20/11) mengumumkan bahwa Beato Carlo Acutis dan Beato Pier Giorgio Frassati akan dikanonisasi dalam dua perayaan Yubelium Besar yang didedikasikan untuk kalangan muda Katolik. Pengumuman disampaikan Paus pada pengujung acara audiensi umum perayaan Hari Anak Sedunia di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengkonfirmasi bahwa kanonisasi Carlo Acutis akan berlangsung selama Yubelium Remaja Gereja pada 25-27 April, sedangkan Pier Giorgio Frassati akan berlangsung selama Yubelium Kaum Muda pada 28 Juli-3 Agustus.

Kedua orang muda yang akan menjadi orang kudus ini dicintai banyak orang muda Katolik, karena semangat mereka dalam mengejar kekudusan. Harapannya proses kanonisasi terhadap kedua orang muda dapat membawa banyak orang muda ke Roma pada 2025 untuk merayakan Yubelium Pengharapan Gereja Katolik.

”Kedua kanonisasi ini diharapkan dapat membawa banyak orang muda ke The Eternal City pada 2025 untuk merayakan Yubileum Pengharapan Gereja Katolik,” dikutip dari catholicnewsagency.com, Rabu (20/11).

Carlo Acutis Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis adalah seorang remaja Italia berlatar belakang sebagai ahli dalam bidang IT dan komputer yang lahir pada 1991 dan meninggal 2006 karena kanker. Acutis dikenal karena pengabdian yang luar biasa pada Kehadiran Kristus yang Nyata dalam ekaristi.

Acutis adalah generasi milenial pertama yang dibeatifikasi Gereja Katolik. Pada usianya yang ketujuh tahun, setelah komuni pertama, Acutis menyatakan kepada ibunya bahwa bersatu dengan Kristus adalah rencana hidupnya.

”Tak lama setelah Komuni Pertama pada usia tujuh tahun, Carlo mengatakan kepada ibunya: untuk selalu bersatu dengan Yesus: inilah rencana hidup saya,” dikutip dari catholicnewsagency.com.

Untuk mencapai hal ini, Acutis berusaha sering menghadiri Misa harian di Paroki seberang sekolah dasarnya di Milan. Acutis menyebut Ekaristi sebagai jalan raya saya menuju surga.” Dia melakukan segala daya upaya untuk memberitahukan kehadirannya. Kesaksiannya mengilhami orang tuanya sendiri untuk kembali mempraktikkan iman Katolik dan pasangannya yang beragama Hindu untuk pindah agama dan dibaptis.

Pembimbing spiritual Carlo Acutis mengenang bahwa dia meyakini bukti-bukti mukjizat ekaristi dapat menjadi medium persuasif untuk menyadarkan orang lain tentang kehadiran Kristus dalam setiap Misa. Selama 2 setengah bulan, Acutis bekerja sama dengan keluarganya menyusun pameran tentang mukjizat-mukjizat ekaristi yang akan dipamerkan pada 2005 sebagai tahun Ekaristi yang ditetapkan Paus Yohanes Paulus II.

Pameran tentang mukjizat-mukjizat itu telah dipamerkan di ribuan paroki di lima benua. Teman-teman sekelas dan keluarga Acutis bersaksi bahwa dia telah menuntun mereka untuk lebih dekat dan mengenal Allah. Acutis adalah orang yang terbuka sehingga kerap berdiskusi tentang rahmat Ilahi dengan siapa pun yang ditemuinya.

Acutis dikenang karena mengatakan orang-orang yang menempatkan diri di bawah sinar matahari akan terjemur; orang-orang yang akan menempatkan diri di bawah ekaristi akan menjadi orang-orang kudus.

Tak lama setelah didiagnosis kanker leukemia, Acutis wafat pada 2006 dalam usia 15 tahun. Dalam masa-masa sakitnya, dia mengatakan kepada ibunya bahwa saya mempersembahkan semua penderitaan kepada Tuhan untuk Paus dan gereja agar tidak masuk purgatorium, tetapi langsung ke surga.

Ribuan orang mengunjungi makam Carlo di Assisi setelah beatifikasinya di Basilika Santo Fransiskus dari Assisi pada 10 Oktober 2020. Setelah beatifikasinya, banyak sekolah di pedalaman Australia dan Inggris menggunakan nama Acutis.

Paus Fransiskus mendorong kaum muda untuk meniru Beato Carlo Acutis dalam mengutamakan karunia besar ekaristi dalam pesannya saat hari Kaum Muda Sedunia.

Pier Giorgio Frassati Menuju Puncak Kekudusan

Pier Giorgio Frassati meninggal dalam usia 24 tahun pada 1925. Frassati juga dicintai orang banyak karena kesaksiannya tentang puncak kekudusan. Dia berasal dari Kota Turin, Italia Utara, dikenal sebagai seorang pendaki gunung dan seorang Dominikan tingkat 3 yang dikenal dengan amal.

Frassati lahir pada 6 April 1901, merupakan seorang anak dari pendiri dan pemimpin umum koran Italia La Stampa. Pada usia 17 tahun, dia bergabung dengan St. Vincent de Paul Society dan mewakafkan sebagian besar waktu luangnya untuk melayani orang miskin, tunawisma, orang sakit, serta prajurit demobilisasi pasca pulang dari Perang Dunia I.

Frassati juga terlibat dalam Kerasulan Doa dan Aksi Katolik. Dia memperoleh izin untuk menerima Komuni harian. Pada foto pendakian terakhirnya, Frassati menuliskan sebuah frasa Verso L'Alto berarti menuju puncak.

Frasa ini telah menjadi moto bagi umat Katolik yang terinspirasi dari Frassati untuk berjuang mencapai puncak kehidupan abadi bersama Kristus. Frassati meninggal karena polio, dokter yang merawatnya berasumsi bahwa dia tertular dari orang yang dirawatnya.

Paus Yohanes Paulus II, yang membeatifikasi Frassati pada 1990, menyebutnya sebagai orang yang memiliki delapan ucapan bahagia, dan menggambarkannya sebagai orang yang sepenuhnya tenggelam dalam misteri Tuhan dan sepenuhnya berdedikasi untuk melayani sesamanya secara terus-menerus.

Vatikan belum mengumumkan pengakuan mujizat kedua yang dikaitkan dengan Beato Pier Giorgio Frassati, yang memungkinkan kanonisasi dirinya. Konfirmasi mukjizat dari Vatikan, bersama dengan pengumuman tanggal pasti Misa kanonisasi Frassati, diharapkan di masa depan.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #orang #muda #katolik #beato #carlo #acutis #beato #pier #giorgio #frassati #masuk #kanonisasi #2025

KOMENTAR