AS, Korea Selatan, dan Jepang Kecam Hubungan Rusia-Korea Utara
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tampak tertawa di dalam mobil Aurus di Pyongyang, Korea Utara 19 Juni 2024. Kedua tampak saling menyopiri dalam perjalanan singkat tersebut. Keakraban ini menandai terjalinnya aliansi antara Rusia dan Korea Utara dengan komitmen saling membela bila kedua negara terlibat dalam perang bersenjata terhadap pihak lain. 
16:10
16 November 2024

AS, Korea Selatan, dan Jepang Kecam Hubungan Rusia-Korea Utara

Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang mengecam dan menilai hubungan Rusia dan Korea Utara (Korut) berbahaya.

Kecaman itu terlontar ketika mereka menggelar konferensi pers bersama di sela-sela Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC 2024) yang saat ini tengah diselenggarakan di Lima, Peru,

Dikutip dari Fisrt Pers dan Al Jazeera, konferensi tersebut juga menjadi lagu perpisahan bagi Presiden AS Joe Biden yang akan lengser dari jabatannya pada tahun 2025.

"Kita kini telah mencapai momen perubahan politik yang signifikan," kata Biden kepada wartawan pada hari Jumat (15/11/2024).

Di kesempatan itu pula Biden memuji ikatan antara AS, Korea Selatan, dan Jepang sebagai bagian utama dari warisannya.

"Ini mungkin akan menjadi pertemuan trilateral terakhir saya dengan kelompok penting ini, tetapi saya bangga telah membantu menjadi salah satu bagian dalam membangun kemitraan ini, dan saya pikir kemitraan ini akan bertahan lama. Itulah harapan dan ekspektasi saya."

Biden akan digantikan oleh Presiden terpilih Donald Trump pada bulan Januari 2025, seorang Republikan yang memperjuangkan kebijakan luar negeri America First.

Perubahan arah politik tersebut mungkin penting karena Jepang, Korea Selatan, dan AS bekerja sama dalam upaya mereka untuk menahan ancaman nuklir yang mereka lihat di Korea Utara, yang juga dikenal sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).


Awal minggu ini, Korea Utara menandatangani undang-undang perjanjian militer dengan kekuatan nuklir lainnya, Rusia, untuk mendukung perang Rusia di Ukraina.

Perjanjian tersebut mencakup pakta pertahanan bersama, dan hingga 10.000 tentara Korea Utara dilaporkan telah dikirim ke perbatasan Rusia dengan Ukraina.

Biden menekankan pada hari Jumat bahwa aliansi AS dengan Jepang dan Korea Selatan akan menjadi hal yang penting untuk melawan kerja sama Korea Utara yang berbahaya dan mengganggu stabilitas dengan Rusia.

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menggemakan sentimen itu, dengan mengutip meningkatnya kehadiran pasukan Korea Utara di luar negeri.

"Seperti yang dapat kita lihat dari pengerahan pasukan DPRK baru-baru ini ke Rusia, lingkungan keamanan yang menantang di dalam dan luar kawasan sekali lagi mengingatkan kita akan pentingnya kerja sama trilateral kita," kata Yoon.

Ia dan Biden juga bergabung dengan Perdana Menteri Jepang Ishiba Shigeru, yang menjabat pada bulan Oktober.

Shigeru telah vokal dalam mendorong hubungan yang lebih seimbang antara negaranya dan AS, termasuk mengusulkan pengelolaan bersama pangkalan militer Amerika di Jepang.

Para pemimpin utama dari ketiga negara bertemu untuk pertama kalinya dalam format mandiri tahun lalu, pada bulan Agustus 2023.

Pada hari Jumat, Yoon menyampaikan harapan bahwa para pemimpin dapat terus bertemu setiap tahun, untuk memperkuat hubungan mereka.

Konferensi pers para pemimpin tersebut bertepatan dengan pernyataan bersama yang bernada tegas, di mana ketiga negara menegaskan kembali komitmen mereka terhadap hak bawaan Ukraina untuk membela diri.

"Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat mengutuk keras keputusan para pemimpin DPRK dan Rusia yang secara berbahaya memperluas perang agresi Rusia terhadap Ukraina," bunyi pernyataan tersebut .

"Pendalaman kerja sama militer antara DPRK dan Rusia, termasuk transfer amunisi dan rudal balistik, sangat penting mengingat status Rusia sebagai Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Wahyu Gilang Putranto

Tag:  #korea #selatan #jepang #kecam #hubungan #rusia #korea #utara

KOMENTAR