Kejar Target sebelum Ramadan, Joe Biden Pede Israel dan Hamas Lakukan Gencatan Senjata Senin Depan
Dikutip Tribunnews dari BBC, Biden bahkan berharap gencatan senjata dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza bisa tercapai pada hari Senin (4/3/2024) mendatang.
“Kita sudah dekat,” kata Presiden Biden kepada wartawan di New York pada hari Senin (27/2/2024) saat ditanyai terkait masalah gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
"Kita belum selesai (membahas rencana gencatan senjata). Harapan saya Senin depan kita sudah bisa melakukan gencatan senjata." pungkasnya.
Pada acara NBC "Late Night With Seth Meyers" Presiden Biden juga mengatakan Israel bersedia menghentikan serangannya selama Ramadhan jika kesepakatan tercapai.
“Ramadhan akan segera tiba dan sudah ada kesepakatan dari pihak Israel bahwa mereka juga tidak akan melakukan aktivitas agresi selama Ramadhan, untuk memberi kami waktu untuk mengeluarkan semua sandera,” kata Biden.
“Israel saya tahu telah memperlambat serangan di Rafah dan mereka harus melakukannya. Mereka telah membuat komitmen kepada saya bahwa mereka akan memastikan bahwa ada kemampuan untuk mengevakuasi sebagian besar wilayah Rafah sebelum mereka pergi dan mengambil alih sisanya dari Hamas."
Pada hari Selasa, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan bahwa perundingan terus berlanjut tetapi pada akhirnya, sebagian dari hal ini tergantung pada persetujuan Hamas.
"Kami tentu saja akan menyambutnya pada akhir pekan ini, kami mencoba untuk mendorong kesepakatan ini hingga mencapai garis akhir," tambah Miller
Reaksi Hamas dan Israel terkait Pernyataan AS
Menanggapi pernyataan tersebut, sebelumnya seorang pejabat Hamas mengatakan kepada BBC terkait pendiriannya dalam negosiasi gencatan senjara.
“Prioritas kami di Hamas bukanlah pertukaran tahanan, namun penghentian perang." ungkap sosok narasumber dari BBC tersebut.
"Setelah semua korban jiwa dan harta benda ini hilang, tidaklah logis untuk menerima tawaran apa pun yang tidak mengarah pada gencatan senjata total, pemulangan pengungsi, dan rekonstruksi Gaza.” pungkasnya.
Sebelumnya pada hari Minggu (26/2/2024), kantor perdana menteri Israel mengatakan mereka telah menerima rencana dari militernya untuk mengevakuasi warga sipil dari daerah-daerah termasuk Rafah.
Netanyahu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CBS pada hari Minggu bahwa pasukan Israel pada akhirnya akan melancarkan invasi ke Rafah terlepas dari perjanjian gencatan senjata sementara.
"Kami tidak bisa meninggalkan benteng terakhir Hamas tanpa mengurusnya." ungkap Netanyahu.
“Kalau kita punya kesepakatan, itu akan agak tertunda,” tambahnya.
"Tetapi itu akan terjadi. Jika kami tidak mencapai kesepakatan, kami akan tetap melakukannya." pungkasnya
Qatar yang telah menjadi mediator dalam pembicaraan bersama Mesir, mengatakan tidak ada kesepakatan yang dapat diumumkan saat ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengatakan Doha mendorong jeda atau gencatan senjata bisa terjadi sebelum awal Ramadan.
Menurut kantor berita Reuters, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang dekat dengan perundingan tersebut, Hamas masih mempelajari rancangan dalam gencatan senjata tersebut.
Di dalam kerangka kerja yang dibuat oleh Perancis tersebut, gencatan senjata mencakup jeda 40 hari dalam semua operasi militer dan pertukaran warga Palestina yang ditahan di penjara Israel dengan warga Israel dengan perbandingan 10 banding satu.
Pekan lalu, AS sempat mendapat kecaman luas karena memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza.
Sebaliknya, mereka mengusulkan resolusinya sendiri untuk gencatan senjata sementara "sesegera mungkin", yang juga memperingatkan Israel untuk tidak menyerang kota Rafah di Gaza selatan "dalam situasi saat ini".
(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)
Tag: #kejar #target #sebelum #ramadan #biden #pede #israel #hamas #lakukan #gencatan #senjata #senin #depan