Detail Terbaru Kematian Yahya Sinwar: Tentara Israel Sebenarnya Tak Tahu Ada Bos Hamas di Gedung
Pasukan Israel, IDF, mengepung sebuah rumah yang disebut menjadi tempat tinggal pemimpin Hamas Yahya Al-Sinwar di Khan Younis, kota terbesar di Gaza Selatan beberapa waktu lalu. Pada Kamis (17/10/2024), IDF mengonfirmasi kematian Sinwar dalam bentrokan bersenjata di Lingkungan Tal Al-Sultan, Rafah, Gaza Selatan. 
23:10
17 Oktober 2024

Detail Terbaru Kematian Yahya Sinwar: Tentara Israel Sebenarnya Tak Tahu Ada Bos Hamas di Gedung

Media terafiliasi Tentara Israel, Radio Tentara Israel (IDF) mengumumkan kepastian meninggalnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, Kamis (17/10/2024).

Radio Tentara Israel mengatakan, pada Kamis malam, Sinwar terbunuh dalam bentrokan bersenjata di daerah Tal al-Sultan di Rafah, Gaza Selatan.

"Bentrokan yang menyebabkan kematian Sinwar terjadi saat fajar hari ini," kata laporan itu dilansir Khaberni, Kamis malam.

Laporan media Israel memberikan gambaran detail terbaru kematian Yahya Al-Sinwar.

Disebutkan, konfrontasi awalnya terjadi saat pasukan Israel menyisir wilayah lingkungan Tal Al-Sultan di Rafah.

Dalam operasi itu, Pasukan Israel melakukan serbuan terhadap sebuah gedung untuk melakukan penggeledahan tanpa mengetahui sebelumnya kalau Sinwar ada di dalam gedung tersebut.  

"Terjadi kontak senjata yang akhirnya menewaskan Yahya Sinwar," tulis laporan tersebut.

Disebutkan, ada tiga orang yang tewas dalam konfrontasi tersebut.

Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar bersama anggota gerakan militer pembebasan Palestina, menghadiri sebuah parade di Kota Gaza, 30 Mei 2021. Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar bersama anggota gerakan militer pembebasan Palestina, menghadiri sebuah parade di Kota Gaza, 30 Mei 2021. (Photo credit: Ashraf Amra/Anadolu Agency)

Laporan tambahan menyebut, pasukan IDF kemudian membawa jenazah terduga Yahya Sinwar untuk memeriksa dan memastikan kesamaan data dan DNA yang mereka miliki.

Dari pencocokan fisik, seperti struktur gigi, media Israel mengonfirmasi kalau jenazah yang diamankan pasukan  Israel adalah Yahya Sinwar.

Sosok Yahya Sinwar

Di tengah gelombang kesedihan masyarakat Gaza, figur Yahya Sinwar muncul sebagai simbol perjuangan.

Sebagai pemimpin politik Hamas di Gaza, Sinwar dikenal bukan hanya sebagai seorang pemimpin, tetapi juga sebagai ‘seniman’ dalam makna yang lebih mendalam.

Melalui strategi dan taktik, dia mengubah narasi perjuangan Palestina menjadi sesuatu yang penuh makna dan tujuan.

Menelusuri Jejak Perjuangan Sinwar

Yahya Sinwar, yang terkurung di dalam penjara Israel selama dua dekade, memahami dengan baik dampak dari penindasan.

Dia tidak hanya membawa pengalaman pahit dari balik jeruji, tetapi juga membawa harapan dan semangat juang.

Sinwar menggambarkan perlawanan sebagai seni, dengan Al-Aqsa Flood sebagai mahakarya yang menggugah emosi, menghadirkan keindahan di tengah tragedi.

Al-Aqsa Flood: 

Tanggal 7 Oktober menjadi titik balik dalam sejarah perlawanan masyarakat Gaza melawan penjajahan.

Di bawah kepemimpinan Sinwar, para pejuang Palestina berhasil menerobos sistem keamanan canggih Israel, menciptakan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam waktu enam jam, mereka mampu menghancurkan ratusan target militer, dengan lebih dari 1.000 tentara Israel dinyatakan tewas dan ribuan lainnya terluka.

Ramalan Sinwar yang Terbukti

Keberanian Sinwar di depan publik saat meramalkan banjir yang akan datang terbukti menjadi kenyataan.

Dalam sebuah pidato yang diucapkannya pada Desember 2022, Sinwar menegaskan ancamannya akan datangnya “banjir” yang tak terhentikan.

Kata-katanya yang saat itu dianggap sebagai lelucon oleh banyak pihak kini menjadi kenyataan, menunjukkan betapa serius dan terencana aksi tersebut.

Yahya Sinwar bukan sekadar seorang pemimpin; dia adalah simbol ketahanan, perlawanan, dan semangat perjuangan rakyat Palestina.

Analisis dari American Enterprise Institute’s Critical Threats Project, Institute for the Study of War dan CNN melansir bahwa hampir setengah dari batalion militer Hamas di Gaza utara dan tengah telah membangun kembali beberapa kemampuan tempur mereka. 

Hal ini menyangkal klaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa mereka berhasil melumpuhkan pejuang Hamas.

Sayap militer Hamas, yang dikenal sebagai Brigade al-Qassam, dibagi menjadi 24 batalyon yang tersebar di seluruh wilayah, menurut militer Israel

Per 1 Juli, hanya tiga dari 24 batalyon ini yang tidak lagi bisa bertempur secara efektif karena dihancurkan oleh militer Israel, menurut penilaian CTP dan ISW. 

Delapan batalyon tempur efektif, mampu melaksanakan misi melawan tentara Israel di darat di Gaza.

Sedangkan 13 sisanya telah terdegradasi, hanya mampu melakukan serangan gerilya secara sporadis dan sebagian besar tidak berhasil. 

Batalyon di Gaza tengah adalah yang paling sedikit mengalami kerusakan di jalur tersebut, menurut sumber dan analisis militer Israel

Sumber-sumber Israel mengatakan mereka belum “menangani” batalyon-batalyon tersebut secara memadai karena mereka diyakini menyandera banyak orang Israel.


 

 
   

Tag:  #detail #terbaru #kematian #yahya #sinwar #tentara #israel #sebenarnya #tahu #hamas #gedung

KOMENTAR