Sebuah kelompok penipu asmara menggunakan teknologi deepfake untuk melakukan panggilan video dengan identitas palsu. ( Kepolisian Metropolitan Ulsan, Korea Selatan)
Penipuan Asmara Pig Butchering Merugikan Seorang Pria Asal Korea Selatan Hingga Rp 1,2 Triliun
- Seorang pria berusia 60 tahun bermarga Park mengira ia telah menemukan teman sekaligus peluang investasi, ketika bertemu seorang perempuan di media sosial Oktober tahun lalu. Setelah berbincang-bincang intens selama berminggu-minggu, perempuan itu mengirimkan sebuah tautan ke platform perdagangan mata uang kripto. Perempuan tersebut mengatakan, bahwa platform itu akan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Didorong oleh keuntungan awal, ia secara bertahap meningkatkan investasinya dari 1 juta won (sekitar Rp11 juta), menjadi lebih dari 200 juta won (sekitar Rp2,3 miliar) dalam waktu dua bulan. Kemudian tanpa pemberitahuan ke pengguna, situs tersebut ditutup dan perempuan itu tiba-tiba menghilang ruang obrolan. Polisi kemudian memberitahu Park, bahwa kasus tersebut tidak dapat dilanjutkan karena tersangka berada di luar negeri. Ternyata perempuan tersebut adalah bagian dari jaringan kriminal yang menjalankan penipuan asmara, dengan skema penipuannya berpura-pura tertarik kepada korban untuk mencuri uang. Menurut data yang dirilis oleh anggota DPR Han Byung Do dari Partai Demokrat Korea pada hari Kamis (23/10), laporan penipuan asmara antara bulan Januari dan September berjumlah hingga 100 miliar won atau sekitar Rp1,1 triliun. Nilai tersebut sudah melampaui 68 miliar won atau sekitar Rp785 miliar, yang tercatat dari bulan Februari hingga Desember tahun lalu. Secara bulanan, kerugian melonjak dari sekitar 6 miliar won (sekitar Rp69 miliar) menjadi 11 miliar won (sekitar Rp127 miliar) yang peningkatan sebesar 82 persen. Jumlah kasus yang dilaporkan juga meningkat dari 1.265 menjadi 1.565. Polisi mulai melacak penipuan asmara pada Februari tahun lalu, tetapi trennya semakin intensif, didorong oleh sindikat yang beroperasi di Kamboja dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Jaringan ini sering menyamar sebagai perempuan dari negara lain, untuk memikat pria Korea Selatan ke platform investasi palsu. Pada bulan Juli, anggota kelompok kriminal ditangkap karena menjalankan operasi penipuan asmara di Kamboja, yang menipu korban sekitar 500 juta won atau sekitar Rp5,7 miliar. Sebuah organisasi lain yang dikelola orang Korea Selatan yang berbasis di sana, diduga menggunakan gambar deepfake perempuan untuk menipu sekitar 12 miliar won atau sekitar Rp138 miliar. Apa itu 'Pig Butchering'? serta bagaimana penipuan tersebut terus meningkat. Banyak dari kasus ini dikenal sebagai metode 'Pig Butchering' atau 'Pemotongan Babi,' istilah yang membandingkan korban dengan babi yang digemukkan sebelum dipotong. Dikutip dari Korea Times, penipu akan membangun keintiman emosional dengan targetnya. Setelah kedekatan terjalin, penipu akan membujuk korban agar berulang kali menginvestasikan uang dalam jumlah besar, ke platform mata uang kripto palsu hingga akun tersebut lenyap bersama uang korban. Pendekatan ini telah diadopsi oleh sindikat yang terkait dengan 'Prince Group,' sebuah konglomerat multinasional di Kamboja yang dipimpin oleh Chen Zhi, yang dituduh memfasilitasi penipuan daring berskala besar. Pejabat penegak hukum di Korea Selatan mengatakan, bahwa melacak para penjahat sulit karena mereka berpindah antar negara, dan menggunakan cryptocurrency untuk menyamarkan transaksi.
Editor: Novia Tri Astuti
Tag: #penipuan #asmara #butchering #merugikan #seorang #pria #asal #korea #selatan #hingga #triliun