



Iran Akan Tutup Selat Hormuz, Begini Dampaknya bagi Negara Lain
Ketegangan geopolitik di kawasan Teluk kembali meningkat tajam setelah Iran mempertimbangkan opsi untuk menutup Selat Hormuz.
Langkah ini merupakan tanggapan atas serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga lokasi nuklir strategis Iran pada Sabtu (21/6/2025).
Meski belum diputuskan secara resmi oleh Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, wacana ini telah mendapatkan dukungan dari parlemen.
Ancaman itu pun menggema hingga pasar global, memicu kekhawatiran akan krisis energi baru.
Kenapa Selat Hormuz begitu penting?
Selat Hormuz membentang di antara Teluk Persia dan Teluk Oman, dan menjadi salah satu titik tersibuk dalam perdagangan energi dunia.
Di titik tersempitnya, lebar selat ini hanya sekitar 33 kilometer. Namun, jalur pelayaran yang benar-benar bisa dilalui kapal tanker raksasa hanya selebar dua mil di masing-masing arah, dan melewati perairan Iran serta Oman.
Menurut Badan Informasi Energi Amerika Serikat (EIA), tak kurang dari 20 juta barel minyak—atau sekitar 20 persen dari pasokan minyak harian global—melewati jalur ini setiap hari.
Tak berlebihan jika disebut bahwa setiap ketegangan di selat ini bisa menggoyang ekonomi dunia.
Dampak langsung: Lonjakan harga minyak dunia
Jika skenario penutupan benar terjadi, pasar energi akan merespons dengan lonjakan harga yang drastis.
"Penutupan Selat Hormuz jelas akan menjadi pukulan besar secara ekonomi karena efek langsungnya terhadap harga minyak dunia," ujar Alex Younger, mantan Kepala Intelijen Inggris MI6, dalam wawancara dengan BBC.
Tak lama setelah serangan AS ke Iran, harga minyak mentah Brent sempat menembus angka 80 dollar AS (Rp 1.318.800) per barel—angka tertinggi sejak Januari lalu. Meski harga kembali stabil, kekhawatiran para investor belum surut.
Rob Thummel, manajer portofolio senior di Tortoise Capital, menilai bahwa jika alur pelayaran di selat tersebut terganggu, harga minyak bisa melonjak hingga menyentuh 100 dollar AS (Rp 1.648.500) per barel.
“Ketergantungan dunia pada jalur ini tak bisa diremehkan,” kata dia kepada CNN.
Mohammad Ali Shabani, analis politik dan editor Amwaj Media, menekankan bahwa posisi geografis Iran yang mengontrol Selat Hormuz bisa menjadi alat untuk menekan pasar.
“Iran punya kemampuan untuk mengguncang harga minyak, mendorong inflasi global, dan mengacaukan agenda ekonomi Presiden Trump,” ujarnya.
Asia jadi kawasan paling rentan
Meski dampak penutupan selat ini berskala global, negara-negara Asia diperkirakan akan merasakan pukulan paling berat.
Data EIA menunjukkan, 84 persen minyak mentah dan 83 persen gas alam cair yang melewati Selat Hormuz dikirim ke pasar Asia.
Arab Saudi, sebagai eksportir utama kawasan, mengirim sekitar 6 juta barel minyak per hari melalui selat tersebut.
China, pembeli terbesar minyak Iran, menerima sekitar 5,4 juta barel per hari dalam kuartal pertama tahun ini. Sementara India dan Korea Selatan masing-masing mengimpor 2,1 juta dan 1,7 juta barel per hari.
Sebagai perbandingan, AS dan Eropa hanya bergantung sekitar 400.000 hingga 500.000 barel per hari dari jalur ini.
Pemerintah China pun angkat suara. "Stabilitas di wilayah Teluk adalah kepentingan bersama komunitas internasional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, pada Senin (16/6/2025).
India turut menanggapi. Menteri Perminyakan Hardeep Singh Puri mengatakan bahwa India telah mengambil langkah untuk mengurangi ketergantungan pada jalur ini.
“Kami telah mendiversifikasi sumber pasokan energi dan siap melakukan apa pun untuk menjaga stabilitas,” ujarnya melalui platform X.
Akankah Iran benar-benar menutup selat?
Meski mengemuka sebagai ancaman serius, sejumlah pengamat menilai bahwa kemungkinan Iran benar-benar menutup Selat Hormuz tetap tergolong kecil.
Vandana Hari, CEO Vanda Insights, menilai bahwa langkah seperti itu justru akan merugikan Iran sendiri.
“Iran punya terlalu banyak kepentingan ekonomi dan diplomatik yang dipertaruhkan. Mereka tak bisa sembarangan menciptakan permusuhan dengan tetangga atau pasar utamanya seperti China,” kata Hari.
Ia juga menambahkan bahwa kehadiran armada laut AS di kawasan menjadi faktor pencegah yang kuat.
“Menutup selat hanya akan menjauhkan Iran dari negara-negara yang selama ini netral atau bahkan simpatik terhadap posisinya,” imbuhnya.
Tag: #iran #akan #tutup #selat #hormuz #begini #dampaknya #bagi #negara #lain