Jepang Dilanda Panas Ekstrem, Empat Orang Dilaporkan Tewas dan Ratusan Lainnya Dirawat
Sejumlah orang berjalan di tengah teriknya cuaca di distrik Ginza, Tokyo. Badan Meteorologi Jepang telah memperingatkan masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap gelombang panas. (Kyodo)
16:33
21 Juni 2025

Jepang Dilanda Panas Ekstrem, Empat Orang Dilaporkan Tewas dan Ratusan Lainnya Dirawat

 

Gelombang panas yang tengah melanda Jepang akhirnya memakan korban jiwa. Sebanyak empat orang dilaporkan meninggal dunia akibat heatstroke.

Dikutip dari South Morning China Post, Sabtu (21/6), Jepang tengah siaga menghadapi gelombang panas yang datang lebih awal dari biasanya. Kenaikan suhu secara drastis terjadi di beberapa wilayah mulai Selasa (18/6) lalu. Di Kota Kofu misalnya, suhu tercatat mencapai 38,2 derajat Celsius. Suhu ini naik sampai 10 derajat di atas rata-rata pertengahan Juni yang biasanya masih masuk musim hujan. Suhu tinggi lainnya tercatat di Prefektur Gunma (37,7°C) dan Shizuoka (37,6°C).

Di Tokyo, memang suhu lebih rendah dari Kofu maupun Gunma. Namun, suhu di sana juga tak kalah menyengat. Suhu Tokyo dilaporkan mencapai 34,8°C. Kemudian, Osaka 33,4°C. Secara nasional, sebanyak 547 lokasi mencatat suhu di atas 30°C. Badan Meteorologi Jepang (JMA) pun telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan. Suhu tinggi diperkirakan akan berlanjut hingga akhir pekan.

Kondisi ini pun menyebabkan empat orang tewas akibat heatstroke. Seluruhnya merupakan warga lanjut usia. Salah satunya, perempuan berusia 96 tahun yang ditemukan tergeletak di ladang di Gunma sebelum dinyatakan meninggal.

Sementara, di Tokyo, pada Selasa saja, tercatat sebanyak 169 orang dirawat karena gejala heatstroke. Kemudian, sehari setelahnya, jumlah penderita heatstroke bertambah 57 orang, menurut laporan Agence France-Presse.

Menurut profesor di Departemen Riset Sistem Iklim Universitas Tokyo, Yukiko Imada, gelombang panas kali ini tidak biasa. Sebab, untuk pertama kalinya sejak pencatatan dimulai, lebih dari 150 lokasi mengalami panas ekstrem di atas 35°C pada pertengahan Juni.

“Ini juga tidak lazim karena front musim hujan (baiu) telah menghilang, padahal seharusnya kita masih berada di musim hujan,” ujar Imada kepada This Week in Asia.

Menurut Imada, penyebab utama panas ekstrem ini adalah perluasan sistem tekanan tinggi Samudra Pasifik yang tidak biasa terjadi pada bulan Juni. Sistem ini biasanya baru meluas ke wilayah Jepang pada Juli atau Agustus.

Selain itu, ia juga menyoroti prakiraan cuaca tiga bulan dari JMA yang menunjukkan tren mengkhawatirkan. “Ada kemungkinan besar suhu tahun ini akan berada di atas normal,” katanya.

Tahun lalu, Jepang mencatat suhu musim panas tertinggi dalam sejarah, membuat badan cuaca memperkenalkan istilah baru untuk menggambarkan tingkat panas ekstrem, seperti moshobi (hari sangat panas, di atas 35°C) dan kokushobi (hari panas kejam, di atas 40°C).

Beberapa bagian Prefektur Gunma sempat mencatat suhu di atas 40°C pada Juli tahun lalu, angka yang nyaris tidak pernah terjadi sebelum abad ke-21. Namun sejak tahun 2000, suhu di atas 40°C telah tercatat sebanyak 59 kali. Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Jepang adalah 41,1°C, terjadi di Prefektur Saitama pada 2018 dan di Shizuoka pada 2020.

Imada menyebutkan bahwa penelitian masih berlangsung untuk memahami gelombang panas saat ini. Dia menilai, kondisi ini turut dipengaruhi pemanasan global yang terjadi di dunia.

Selain itu, lanjut Imada, panas ekstrem dalam dua tahun terakhir juga diyakini dipengaruhi oleh gelombang panas laut di sekitar Jepang. “Penelitian sedang berlangsung untuk memahami mekanisme di balik fenomena gelombang panas laut ini,” ujarnya.

Selama tiga hari terakhir, JMA juga telah mengeluarkan peringatan heatstroke untuk sebagian besar wilayah di Jepang. Seperti, Okinawa, bagian selatan Kyushu, Kyoto dan Nara.

Indeks tekanan panas untuk 48 kota besar juga mengidentifikasi tidak ada satu pun kota yang “aman”. Hanya satu kota berada pada kategori hati-hati dengan imbauan minum air secara rutin. Sementara 15 kota lainnya diminta untuk minum air dan sering beristirahat saat berada di luar ruangan. Sedangkan, di 32 kota sisanya, dikeluarkan peringatan keras untuk tidak melakukan latihan fisik berat.

JMA juga merilis pedoman pencegahan heatstroke. masyarakat diminta tetap terhidrasi, berteduh bila memungkinkan, menghindari aktivitas berat di luar ruangan, serta memperhatikan kondisi tetangga lansia agar tetap aman. Masyarakat juga diimbau untuk tidak menolak menyalakan pendingin ruangan karena khawatir tagihan listrik meningkat.

“Rasanya tahun ini sudah lebih panas dibanding tahun lalu di waktu yang sama,” ujar Tomoko Nakamura, pemilik butik di distrik Motomachi, Yokohama. Dia mengaku bahkan telah menggunakan dua AC di rumah.

Ia menambahkan, musim panas yang datang mendadak dan lebih awal ini menyebabkan penjualan pakaian tanpa lengan dan busana musim panas melonjak tajam. (mia)

Editor: Dinarsa Kurniawan

Tag:  #jepang #dilanda #panas #ekstrem #empat #orang #dilaporkan #tewas #ratusan #lainnya #dirawat

KOMENTAR