



Donald Trump Ikut Campur dalam Konflik Iran-Israel, Wamenlu Iran Sebut Ini Bukan Urusan AS
- Konflik bersenjata antara Iran dan Israel kini memasuki babak baru. Kini muncul sinyal kuat keterlibatan Amerika Serikat (AS) di bawah bayang-bayang Donald Trump.
Iran secara terbuka mengecam niat AS untuk ikut masuk ke dalam konflik mereka dengan Israel dan menyebut langkah "fatal" yang akan menciptakan neraka bagi kawasan Timur Tengah.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengeluarkan peringatan keras terhadap potensi campur tangan militer Amerika Serikat. "Ini bukan perang Amerika. Jika Trump masuk ke konflik ini, sejarah akan mencatatnya sebagai presiden yang ikut berperang dalam konflik yang bukan urusannya,” tegas Khatibzadeh dalam wawancara eksklusif dengan BBC.
Khatibzadeh menyebut keterlibatan AS hanya akan mengubah konflik Iran-Israel menjadi "kubangan berdarah", memperpanjang kekerasan, dan menghambat segala upaya penyelesaian diplomatik.
Rumah Sakit Israel Diserang, Iran Klaim Target Militer
Pernyataan panas Khatibzadeh muncul setelah serangan rudal Iran menghantam wilayah dekat Rumah Sakit Soroka di Israel selatan. Media pemerintah Iran bersikukuh bahwa target sebenarnya adalah instalasi militer yang terletak berdekatan dengan rumah sakit, bukan fasilitas medis itu sendiri.
Namun, Kementerian Kesehatan Israel menyatakan 71 orang terluka akibat serangan tersebut. Situasi ini langsung memicu eskalasi, terutama setelah militer Israel merespons dengan menyerang situs-situs nuklir Iran, termasuk reaktor air berat Arak dan fasilitas Natanz.
Teheran belum memberikan data resmi mengenai korban jiwa akibat serangan balik Israel, tetapi kerusakan dipastikan signifikan. Di tengah kekacauan ini, Gedung Putih mengatakan bahwa Trump akan memutuskan dalam dua minggu ke depan apakah AS akan terlibat secara langsung dalam konflik tersebut.
Khatibzadeh juga menyebut bahwa Iran sebenarnya sedang berada di jalur diplomasi ketika Israel tiba-tiba melakukan eskalasi besar pada 13 Juni, yang menewaskan sejumlah jenderal dan ilmuwan nuklir top Iran.
Serangan tersebut, menurutnya, menggagalkan putaran keenam pembicaraan nuklir yang sudah direncanakan di Muscat, Oman.
“Trump tahu betul kami hampir mencapai kesepakatan. Tapi Israel menghancurkan peluang itu dengan serangannya,” ujar Khatibzadeh. Ia mengklaim bahwa serangan Iran terhadap Israel merupakan bentuk pembelaan diri, merujuk pada Pasal 51 Piagam PBB.
Iran juga menyerang gaya komunikasi Trump yang dinilai “membingungkan dan kontradiktif” di media sosial. Khatibzadeh menuding bahwa dari pernyataan-pernyataan Trump, terlihat bahwa AS telah mengetahui dan bahkan mungkin terlibat secara tidak langsung dalam konflik.
Ancaman Regional Meluas
Ketegangan ini datang di tengah kekhawatiran global bahwa perang bisa menyebar ke luar batas Iran dan Israel. Analis politik menilai, jika AS benar-benar turun tangan, maka krisis dapat meluas menjadi konflik regional besar yang melibatkan negara-negara lain di Teluk dan Timur Tengah.
Sementara banyak pihak menyerukan de-eskalasi, keputusan Trump yang akan datang berpotensi menjadi titik balik yang menentukan arah konflik, apakah menuju perdamaian diplomatik, atau perang terbuka yang lebih luas.
Tag: #donald #trump #ikut #campur #dalam #konflik #iran #israel #wamenlu #iran #sebut #bukan #urusan