



Nggak Cuma Perang Senjata, Konflik Israel-Iran Meluas ke Dunia Maya, Ancam Infrastruktur AS dan Sekutunya
- Konflik militer antara Israel dan Iran kini bergerak ke medan baru yang lebih canggih: dunia maya. Di era peperangan hibrida seperti sekarang, serangan siber tak hanya mendampingi aksi militer, tetapi juga menjadi senjata utama untuk melumpuhkan musuh secara strategis dan psikologis.
Para analis keamanan siber memperingatkan bahwa serangan balasan Iran atas serangan rudal Israel bisa diwujudkan dalam bentuk serangan siber yang destruktif, bahkan hingga ke target di Amerika Serikat. "Saya yakin akan ada unsur serangan siber dalam aksi kedua negara ini," ujar Michael Daniel, mantan penasihat Gedung Putih yang kini memimpin lembaga Cyber Threat Alliance dilansir dari The Register, Senin (16/6).
Ia menjelaskan, baik Iran maupun Israel memiliki kemampuan melakukan serangan mulai dari serangan DDoS yang bersifat sementara, hingga serangan "wiper" yang bisa merusak sistem secara permanen.
Ketegangan meningkat sejak Israel melancarkan serangan ke situs nuklir dan komandan militer Iran pada 13 Juni lalu. Meski aktivitas mata-mata siber Iran sudah berlangsung lama, kini ancaman sesungguhnya adalah kemungkinan diluncurkannya serangan digital yang merusak sebagai bentuk balasan atas kerugian besar yang diderita Iran.
John Hultquist, analis intelijen siber dari Google, menyebut bahwa aktivitas Iran sebelumnya terbatas di kawasan Timur Tengah. Namun situasi terbaru bisa memperluas target mereka ke Amerika Serikat, termasuk sektor infrastruktur vital yang dikelola swasta.
"Iran sudah memata-matai pemerintahan dan militer AS. Namun kini, target mereka bisa saja mencakup jaringan air, energi, bahkan individu," ungkapnya.
Meski Iran punya kemampuan teknis untuk melancarkan serangan destruktif, sejauh ini eksekusinya masih belum sempurna. Salah satu contoh adalah kelompok CyberAv3ngers yang pada 2023 berhasil menyusup ke sejumlah sistem air bersih di AS menggunakan kata sandi bawaan.
Mereka bahkan sempat mengendalikan sistem air dan bahan bakar dari jarak jauh, namun tak sampai menyebabkan kerusakan besar. "Mereka sebenarnya punya akses yang sangat berbahaya, tapi tak paham bagaimana menggunakannya," ujar Annie Fixler dari lembaga keamanan Foundation for Defense of Democracies. Menurutnya, bila jalur militer Iran benar-benar terhambat, maka dunia maya akan menjadi arena utama balas dendam mereka.
Ia memperkirakan kelompok peretas pro-pemerintah Iran akan bergerak, bahkan tanpa komando langsung dari Teheran. “Saya takkan terkejut jika mereka mulai menyerang semua yang mereka bisa, baik di Israel maupun AS,” tambahnya.
Menariknya, meski Israel dikenal cukup tangguh menghadapi serangan siber Iran, Amerika Serikat dinilai jauh lebih rentan. Fixler menyoroti banyaknya celah di sektor utilitas kecil dan operator infrastruktur vital di AS yang bisa dimanfaatkan Iran.
"Perusahaan-perusahaan di AS harus bersiaga agar tidak menjadi target empuk," ujarnya.
Namun, para ahli juga mengingatkan untuk tidak terkecoh oleh propaganda digital. Iran dikenal kerap membesar-besarkan dampak serangan sibernya. "Mereka sering menyebar klaim palsu untuk menciptakan efek psikologis,” kata Hultquist.
Menurutnya, serangan destruktif yang paling mungkin terjadi adalah penggunaan malware ‘wiper’ untuk melumpuhkan sistem secara permanen, seperti yang pernah terjadi di masa lalu. Tom Kellermann, mantan penasihat keamanan siber Presiden Obama, bahkan menyebut ancaman yang lebih luas.
Ia memperkirakan Iran akan menggandeng kelompok siber seperti CyberAv3ngers dan Iranian Cyber Army untuk menyerang infrastruktur penting seperti air, listrik, dan transportasi, dengan taktik mirip ransomware NotPetya. Lebih jauh, Kellermann memperingatkan adanya potensi keterlibatan sekutu Iran, yakni Rusia dan Tiongkok yang juga dikenal memiliki kekuatan siber negara yang sangat kuat.
"Kalau AS ikut terlibat lebih jauh, saya melihat kemungkinan Tiongkok melancarkan serangan siber atas nama Iran. Apalagi jika Israel menyerang infrastruktur minyak Iran, yang jadi sumber penting bagi China," tutupnya.
Dengan dunia siber kini menjadi medan perang baru, konflik Israel-Iran berpotensi meluas tanpa batas geografis, dan membawa dampak langsung pada jutaan sistem penting di seluruh dunia.
Tag: #nggak #cuma #perang #senjata #konflik #israel #iran #meluas #dunia #maya #ancam #infrastruktur #sekutunya