Laporan Intelijen Israel Menuduh 13 Staf UNRWA Diduga Terlibat Serangan 7 Oktober
Orang-orang yang berdiri di atap menyaksikan bola api dan asap membubung di atas sebuah bangunan di Kota Gaza pada 7 Oktober 2023 saat serangan udara Israel yang menghantam gedung Menara Palestina. Setidaknya 70 orang dilaporkan tewas di Israel, sementara otoritas Gaza merilis jumlah korban tewas sebanyak 198 orang dalam eskalasi paling berdarah dalam konflik yang lebih luas sejak Mei 2021, dengan ratusan lainnya terluka di kedua sisi. (MAHMUD HAMS/AFP) 
18:50
30 Januari 2024

Laporan Intelijen Israel Menuduh 13 Staf UNRWA Diduga Terlibat Serangan 7 Oktober

Laporan intelijen Israel menuduh bahwa 13 staf Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Gaza (UNRWA) terlibat dalam serangan Hamas, yang berlangsung pada 7 Oktober 2023 kemarin.

Dokumen yang dibagikan kepada CNN oleh seorang pejabat Israel itu mengungkapkan para staf UNRWA mengambil bagian dalam berbagai kapasitas.

Mulai dari keterlibatan dalam penculikan sandera hingga diminta untuk mendirikan ruang operasi.

Dari 13 pegawai UNRWA yang diduga terkait dengan serangan itu, dokumen Israel menyatakan 10 orang adalah anggota Hamas, dua anggota Jihad Islam Palestina, dan satu orang tidak diketahui identitasnya.

Israel yakin bahwa enam pegawai UNRWA menyusup ke Israel sebagai bagian dari serangan itu, empat orang terlibat dalam penculikan warga Israel.

Tiga pegawai UNRWA tambahan “diundang melalui SMS untuk tiba di area pertemuan pada malam sebelum serangan dan diarahkan untuk melengkapi peralatan mereka dengan senjata".

Namun kehadiran mereka pada tanggal 7 Oktober tidak dikonfirmasi.

Laporan tersebut juga menuduh bahwa setidaknya satu pegawai UNRWA memberikan dukungan logistik untuk serangan tersebut.

UNRWA mempekerjakan sekitar 13.000 orang di Gaza dan memberikan dukungan kemanusiaan termasuk pendidikan, perawatan kesehatan, dan bantuan makanan kepada penduduk daerah kantong.

CNN belum melihat informasi intelijen yang mendasari ringkasan tuduhan tersebut dan tidak dapat menguatkan klaim Israel tentang staf individu atau tentang dinamika badan tersebut dengan Hamas dan kelompok lain yang beroperasi di Gaza.

Laporan tersebut tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya.

Laporan intelijen Israel ini adalah bagian dari apa yang diberikan kepada Duta Besar AS untuk Israel, Jack Lew, dan Utusan Khusus untuk Masalah Kemanusiaan Timur Tengah, Duta Besar David Satterfield, dalam pertemuan hari Jumat ( 26/1/2024) dengan kepala intelijen militer Israel, menurut pejabat Israel.

Ketika ditanya tentang tuduhan tersebut, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa PBB belum menerima informasi intelijen yang dibagikan kepada media.

Dujarric menyatakan bahwa UNRWA beroperasi di Gaza dengan mandat Majelis Umum PBB, sebuah badan pemungutan suara yang terdiri dari negara-negara anggota.

“Informasi tersebut belum diberikan kepada kami secara resmi oleh otoritas Israel,” katanya.

Staf UNWRA Dipecat

UNWRA telah memecat beberapa pegawainya menyusul tuduhan tersebut, yang pertama kali muncul pekan lalu, beberapa jam setelah pengadilan tinggi PBB memerintahkan Israel untuk segera bertindak guna mencegah genosida di Gaza.

Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini juga memerintahkan penyelidikan atas klaim tersebut, yang akan dilakukan oleh Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan sembilan anggota staf UNRWA yang menjadi pusat tuduhan tersebut telah dipecat.

Satu orang lainnya tewas dan identitas dua orang lainnya masih “diklarifikasi”.

“Setiap pegawai PBB yang terlibat dalam aksi teror akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk melalui tuntutan pidana,” kata Guterres, seraya menambahkan bahwa tinjauan independen akan dilakukan.

Sasaran Kritik Israel

Dikutip dari Al Jazeera, setidaknya 152 staf UNRWA telah terbunuh di Gaza sejak perang Israel-Hamas dimulai, menurut badan tersebut.

UNRWA telah lama menjadi sasaran kritik Israel.

Sudah lama Israel menuduh badan tersebut melakukan hasutan anti-Israel, namun hal ini dibantah oleh UNRWA.

Pada tahun 2017, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha membubarkan badan PBB tersebut, dengan mengatakan bahwa badan tersebut harus digabungkan dengan badan utama pengungsi PBB.

Israel juga menuduh Hamas menggunakan fasilitas PBB di Gaza, dan dalam ringkasan intelijennya menyatakan bahwa kelompok militan tersebut telah menggunakan sekolah UNWRA sebagai tempat persembunyian dan melakukan evakuasi massal untuk menyembunyikan diri di antara warga sipil yang melarikan diri.

PBB telah melaporkan beberapa serangan terhadap sekolah dan tempat penampungan UNWRA sejak perang dimulai.

UNRWA membantah tuduhan bahwa bantuannya dialihkan ke Hamas atau bahwa mereka mengajarkan kebencian di sekolah-sekolahnya, dan mempertanyakan “motivasi mereka yang membuat klaim tersebut.” Badan tersebut mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober sebagai tindakan yang “menjijikkan.”

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #laporan #intelijen #israel #menuduh #staf #unrwa #diduga #terlibat #serangan #oktober

KOMENTAR