



Israel Terima 1.800 Bom MK-84 Kiriman AS, Aliansi Netanyahu-Trump Makin Kuat
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Katz, mengungkapkan pengiriman amunisi ini merupakan "aset penting" bagi Angkatan Udara Israel dan Angkatan Darat Israel (IDF).
Katz menyampaikan terima kasih kepada Trump dan pemerintah AS atas dukungan mereka yang terus menerus terhadap Israel, menegaskan bahwa negara tersebut akan terus memperkuat keamanannya.
"Pengiriman amunisi yang tiba di Israel malam ini, yang dirilis oleh pemerintahan Trump, merupakan aset penting bagi Angkatan Udara dan IDF dan berfungsi sebagai bukti lebih lanjut dari aliansi yang kuat antara Israel dan Amerika Serikat," kata Menteri Pertahanan Israel Katz pada Minggu, Times of Israel melaporkan.
Pengiriman ini mengikuti keputusan Presiden AS Donald Trump yang mencabut pembekuan ekspor senjata yang diberlakukan oleh pemerintahan sebelumnya.
Trump menjelaskan bahwa keputusan untuk mencabut pembekuan ekspor senjata ke Israel didorong oleh keyakinannya pada prinsip "perdamaian melalui kekuatan."
Menurut Trump, bom-bom tersebut sudah lama disiapkan, tapi pemerintah sebelumnya, di bawah Joe Biden, menahan pengirimannya.
"Mereka membelinya, dan saya percaya pada perdamaian melalui kekuatan," ujar Trump.
Kementerian Pertahanan Israel melaporkan kapal yang membawa bom MK-84 seberat 2.000 pon tersebut berlabuh di Pelabuhan Ashdod.
Kemudian amunisi itu dipindahkan ke puluhan truk untuk dibawa ke pangkalan udara Israel.
Bom MK-84 dan Penggunaannya dalam Serangan Gaza
Dikutip dari Palestine Chronicle, bom MK-84, yang dikenal karena kemampuannya merobek beton dan logam tebal, memiliki radius ledakan yang luas.
Bom seberat 2.000 pon ini telah digunakan dalam serangan-serangan besar yang mengarah pada banyak korban jiwa, termasuk dalam serangan Al-Mawasi di Gaza pada Juli 2024.
Penggunaan bom ini telah melibatkan banyak korban sipil, dengan laporan menunjukkan bahwa bom-bom ini dijatuhkan saat warga sipil sedang tidur di kamp tenda.
Pembekuan Senjata
Pada Mei tahun lalu, pemerintahan AS di bawah Joe Biden mengumumkan pembekuan pengiriman sekitar 1.800 bom MK-84 dan 1.700 bom lainnya setelah khawatir Israel akan menggunakannya di wilayah Gaza yang padat penduduk.
Pengiriman ini kembali dilanjutkan setelah keputusan Trump.
AS menganggap bahwa pengiriman amunisi ini adalah bagian dari upaya untuk menjaga keseimbangan kekuatan di Timur Tengah.
Selain pengiriman bom MK-84, Departemen Luar Negeri AS pada awal Februari 2025 juga menyetujui potensi penjualan senjata militer senilai $7,41 miliar kepada Israel.
Penjualan ini mencakup amunisi, rudal, dan peralatan pendukung lainnya.
Penjualan ini semakin mempertegas komitmen AS terhadap keamanan Israel, dengan tujuan untuk mendukung kemampuan pertahanan diri Israel dalam menghadapi ancaman yang ada.
Gencatan Senjata di Gaza
Pengiriman ini tiba di Israel menjelang kemungkinan pembaruan serangan Israel di Gaza, terkait dengan perundingan soal pembebasan sandera.
Sejak serangan besar-besaran yang dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 60.000 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 100.000 lainnya terluka.
Meskipun perjanjian gencatan senjata telah diumumkan pada 19 Januari 2025, ketegangan di Gaza masih berlanjut.
Gencatan senjata ini direncanakan untuk dilaksanakan dalam tiga tahap, dengan fokus pada pembebasan tahanan, pembangunan kembali Gaza, dan pemulangan jenazah tawanan yang meninggal dalam tahanan.
Perkembangan Situasi di Gaza
- Pembebasan Sandera
Media Israel mengatakan Israel akan membebaskan tahanan wanita dan anak-anak dari Gaza pada Kamis (20/2/2025).
Sandera yang dibebaskan tercatat tidak terlibat dalam serangan 7 Oktober.
Pembebasan sandera ini merupakan imbalan atas penyerahan jenazah empat tawanan oleh Hamas.
- Quadcopter Israel Terbang di Kota Gaza
Pesawat tanpa awak, quadcopter milik Israel dilaporkan terbang di atas Kota Gaza, menurut laporan dari Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med.
Pesawat tersebut menyiarkan pesan yang mengancam penduduk Gaza.
Pesan itu berbicara tentang "Nakba kedua dan ketiga", merujuk pada perang tahun 1948 yang mengarah pada pembentukan Israel dan pengusiran ratusan ribu warga Palestina dari rumah mereka.
- Mantan Tawanan Israel Rilis Pesan Video
Iair Horn, mantan tawanan Israel yang dibebaskan pada Sabtu (15/2/2025), mengeluarkan pesan video yang mengungkapkan kekhawatirannya terhadap mereka yang masih berada di Gaza.
Dalam pesannya, ia menyatakan bahwa para tahanan yang masih ada "tidak punya waktu."
Pernyataan ini muncul di tengah aksi protes yang berlangsung di Tel Aviv dan Yerusalem Barat.
Pengunjuk rasa menyerukan agar semua orang yang ditahan oleh Hamas segera dikembalikan.
- Mesir Susun Rencana Pembangunan Ulang Gaza
Mesir sedang mempersiapkan rencana membangun kembali Jalur Gaza tanpa mengusir warga Palestina dari tanah mereka.
Dalam pertemuan dengan Ketua Kongres Yahudi Dunia, Ronald Lauder, Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi menegaskan rekonstruksi Gaza harus dilakukan dengan memastikan penduduk Gaza tetap berada di tanah mereka.
"Perlunya semua pihak untuk bertindak secara bertanggung jawab, guna menjaga gencatan senjata, dan memperingatkan bahwa perluasan konflik akan merugikan semua pihak," kata Sisi, dikutip dari Anadolu Agency.
Ia juga menegaskan pembentukan negara Palestina berdasarkan kesepakatan 4 Juni 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian yang abadi.
Rencana rekonstruksi ini disusun dengan koordinasi antara Otoritas Palestina, negara-negara Arab, serta masyarakat internasional.
Rencana tersebut tidak melibatkan Hamas dalam pemerintahan atau kendali atas rekonstruksi Gaza.
- Kelanjutan Operasional UNRWA
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, mengungkapkan bahwa lembaganya tengah menghadapi "tantangan operasional yang signifikan" setelah larangan yang diberlakukan oleh Israel.
Meskipun begitu, Lazzarini menegaskan bahwa organisasi tersebut "akan tetap bertahan dan melaksanakan mandatnya hingga tidak ada lagi yang menghalanginya."
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #israel #terima #1800 #kiriman #aliansi #netanyahu #trump #makin #kuat