



Hamas dan Israel Merampungkan Pertukaran Tawanan Keenam, Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Tiga sandera Israel—Dekel-Chen, Sasha Trupanov, dan Yair Horn—merupakan kelompok keenam yang dibebaskan sebagai bagian dari tahap pertama gencatan senjata yang dimulai sejak 19 Januari 2025, mengutip The New Arab.
Hamas sempat mengancam untuk menunda pembebasan sandera karena dugaan pelanggaran oleh Israel.
Namun, sejauh ini kesepakatan tersebut telah terlaksana.
Sebanyak 24 sandera telah dibebaskan oleh Hamas, terdiri dari 19 warga negara Israel dan 5 warga negara Thailand, dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.
Banyak dari tahanan Palestina tersebut dipenjara di Israel tanpa dakwaan atau pengadilan, dalam apa yang disebut sebagai "penahanan administratif".
Mengapa perjanjian gencatan senjata hampir gagal?

Pada awal minggu ini, juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Obeida, mengumumkan penundaan rencana pembebasan tiga sandera Israel yang semula dijadwalkan pada Sabtu.
Hamas menuduh Israel melanggar kesepakatan dengan menunda pemulangan warga Palestina ke Gaza Utara, melakukan serangan di seluruh wilayah tersebut, dan menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 92 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 800 orang terluka akibat serangan Israel sejak gencatan senjata dimulai.
Namun, pada akhirnya Hamas membatalkan penundaan tersebut setelah Israel mengancam akan melancarkan serangan baru di Gaza.
Para mediator dilaporkan berjanji untuk menghilangkan hambatan yang ada guna memastikan Israel mengizinkan lebih banyak tenda, pasokan medis, dan kebutuhan pokok lainnya masuk ke Gaza.
Apa yang tersisa dalam fase pertama gencatan senjata?
Fase pertama gencatan senjata, yang berlangsung selama enam minggu, masih menyisakan dua minggu, dilansir AP News.
Tahap ini mencakup penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza tengah dan pemulangan warga Palestina yang mengungsi ke Gaza Utara.
Hamas dijadwalkan akan membebaskan total 33 sandera Israel, termasuk semua wanita (baik tentara maupun warga sipil), anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun.
Sejauh ini, 24 sandera telah dibebaskan, termasuk 19 warga Israel dan 5 warga Thailand.
Sebagai bagian dari kesepakatan, pasukan Israel juga akan ditarik dari wilayah berpenduduk di Gaza sementara warga Palestina diizinkan kembali ke rumah mereka.
Selain itu, pengiriman bantuan ke Gaza akan ditingkatkan hingga 600 truk per hari, melebihi minimum 500 truk yang diperlukan untuk mengatasi krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Fase kedua gencatan senjata
Dilansir The Independent, negosiasi mengenai fase kedua gencatan senjata mengalami hambatan setelah tim Israel kembali dari perundingan di Doha pada Senin (10/2/2025) setelah hanya dua hari berada di sana.
Fase kedua ini diharapkan mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa, termasuk tentara pria Israel, serta kemungkinan gencatan senjata permanen dan penarikan penuh tentara Israel.
Fase ini, yang disebut sebagai fase paling sulit, diperkirakan akan menandai akhir perang secara permanen.
Mantan Presiden AS, Joe Biden, mengatakan bahwa fase ini akan mencakup pembebasan semua sandera yang masih hidup, sementara pasukan Israel akan ditarik sepenuhnya dari Gaza.
Namun, Hamas menegaskan bahwa mereka tidak akan membebaskan sandera yang tersisa tanpa gencatan senjata yang langgeng dan penarikan penuh Israel.
Bagaimana dengan tahap ketiga?
Tahap ketiga dan terakhir diperkirakan akan melibatkan rekonstruksi Gaza serta pengembalian jenazah para sandera yang tersisa.
Kesepakatan ini juga mengharuskan masuknya 600 truk berisi bantuan kemanusiaan setiap hari selama gencatan senjata, termasuk 50 truk bahan bakar dan 300 truk yang dialokasikan untuk wilayah utara Gaza.
Namun, terdapat perselisihan mengenai jumlah bantuan yang diizinkan masuk dan jumlah yang benar-benar sampai kepada warga yang membutuhkan.
Penjarahan oleh geng-geng kriminal di Gaza juga semakin menjadi masalah.
Apa yang akan terjadi selanjutnya di Gaza?
Masa depan Gaza masih tidak jelas, terutama siapa yang akan mengelola wilayah tersebut jika gencatan senjata berhasil disepakati.
Israel menegaskan bahwa mereka tidak akan mengakhiri perang dan membiarkan Hamas tetap berkuasa.
Selain itu, Israel juga menolak opsi pemerintahan Gaza oleh Otoritas Palestina, badan yang didukung Barat dan dibentuk berdasarkan Perjanjian Oslo.
Masyarakat internasional berpendapat bahwa Gaza harus dikelola oleh rakyat Palestina sendiri.
Namun, upaya untuk menemukan alternatif dari faksi-faksi utama di kalangan masyarakat sipil atau pemimpin lokal sejauh ini belum berhasil.
Minggu lalu, mantan Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk membangun kembali Gaza dan mengubahnya menjadi resor pantai internasional.
Namun, rencana ini menghadapi penolakan dari negara-negara tetangga, yang khawatir hal tersebut akan memicu ketidakstabilan regional.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Tag: #hamas #israel #merampungkan #pertukaran #tawanan #keenam #yang #terjadi #selanjutnya