![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Intel AS Sebut Israel Akan Serang Iran, Incar Fasilitas Nuklir](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/13/kompas/intel-as-sebut-israel-akan-serang-iran-incar-fasilitas-nuklir-1251564.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Intel AS Sebut Israel Akan Serang Iran, Incar Fasilitas Nuklir
- Israel kemungkinan akan melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran sebelum pertengahan 2025.
Hal ini terungkap dalam laporan intelijen Amerika Serikat (AS) yang dikutip oleh Washington Post, Rabu (12/2/2025). Langkah tersebut dinilai berpotensi menghambat program nuklir Iran dalam jangka waktu tertentu sekaligus meningkatkan ketegangan di kawasan.
Laporan intelijen yang diterbitkan pada awal Januari 2025 menyebutkan, Israel kemungkinan menargetkan fasilitas nuklir Iran di Fordow dan Natanz.
Serangan ini diperkirakan akan melibatkan dukungan pengisian bahan bakar di udara serta bantuan intelijen AS.
Pejabat AS yang mengetahui informasi ini mengatakan, Israel meyakini serangan pada Oktober 2024 telah melemahkan pertahanan udara Iran, membuat negara itu lebih rentan terhadap serangan lanjutan.
Sikap Gedung Putih
Logo badan intelijen Amerika Serikat atau CIA (Central Intelligence Agency) di markas CIA di Langley, Negara Bagian Virginia, pada 13 April 2016.Pemerintah AS, termasuk Gedung Putih, CIA, Badan Intelijen Pertahanan, serta Kantor Direktur Intelijen Nasional, enggan memberikan komentar mengenai laporan ini.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Brian Hughes, menegaskan bahwa Presiden Donald Trump tidak akan membiarkan Iran memiliki senjata nuklir.
"Meskipun dia (Trump) lebih memilih negosiasi untuk menyelesaikan secara damai masalah Amerika yang telah berlangsung lama dengan rezim Iran, dia tidak akan menunggu tanpa batas waktu jika Iran tidak bersedia berunding, dan dalam waktu dekat," ujar Hughes kepada Washington Post.
Dalam wawancara dengan Fox News, Senin lalu, Trump menyatakan lebih memilih kesepakatan dengan Iran dibandingkan konflik bersenjata.
"Semua orang mengira Israel, dengan bantuan atau persetujuan kami, akan menyerang dan mengebom mereka. Saya lebih suka hal itu tidak terjadi," katanya.
Ketegangan meningkat
Rudal Iran, Bavar, saat dipamerkan di parade tahunan perayaan perang melawan Irak pimpinan Presiden Saddam Hussein pada 1980-1988, di Teheran pada 21 September 2024.Israel dan Iran beberapa kali terlibat eskalasi militer, terutama setelah serangan udara Israel pada Oktober 2024. Serangan itu disebut-sebut sebagai bagian dari upaya Israel melemahkan pertahanan Iran.
Menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran kembali memperkaya uranium sejak AS menarik diri dari perjanjian nuklir pada 2018.
Perjanjian tersebut sebelumnya disepakati AS di bawah Presiden Barack Obama bersama negara-negara Eropa guna menekan program nuklir Iran.
Sejumlah negara, termasuk Inggris, Perancis, dan Jerman, telah melakukan perundingan dengan Iran di Jenewa untuk mencari solusi atas kebuntuan negosiasi nuklir.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, menyampaikan bahwa pihaknya tetap membuka ruang diplomasi, meskipun ketegangan di kawasan terus meningkat.
Sampai saat ini, Israel belum memberikan pernyataan resmi mengenai potensi serangan ini.
Tag: #intel #sebut #israel #akan #serang #iran #incar #fasilitas #nuklir