![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![ISIS Siaga di Suriah, Langkah Trump Selanjutnya Bisa Menentukan Apakah ISIS Akan Bangkit Lagi](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/13/tribunnews/isis-siaga-di-suriah-langkah-trump-selanjutnya-bisa-menentukan-apakah-isis-akan-bangkit-lagi-1240021.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
ISIS Siaga di Suriah, Langkah Trump Selanjutnya Bisa Menentukan Apakah ISIS Akan Bangkit Lagi
Untuk saat ini, penjara dan kamp tersebut dijaga oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh Amerika Serikat dan dipimpin oleh pasukan Kurdi.
Keduanya bersatu untuk menghancurkan ISIS, namun ideologi radikal kelompok tersebut belum sepenuhnya dihancurkan.
Sejak penggulingan diktator Suriah, Bashar al-Assad, akhir tahun lalu dan pemerintahan baru di AS, kekhawatiran akan kebangkitan ISIS mulai muncul kembali.
Di utara Suriah, sekitar 10.000 terduga anggota ISIS dipenjara di 28 fasilitas, termasuk penjara terbesar di Al Sina, di pinggiran Hasakah.
Penjara ini menahan ribuan pria, banyak di antaranya ditangkap selama pertempuran terakhir ISIS pada 2019.
Salah satu tahanan, Ibrahim, seorang warga negara Maroko, mengakui dalam wawancara dengan NBC News bahwa ia adalah mantan pejuang ISIS, tetapi bersikeras bahwa ia tidak lagi menjadi ancaman.
“Jika saya berbahaya, saya tidak akan menyerahkan diri,” ujarnya, sambil berharap bisa kembali ke negaranya.
Bagi komandan SDF, Jenderal Mazloum Abdi, para tahanan ini tetap menjadi ancaman besar.
“Mereka adalah garis keras,” katanya.
“Kami memiliki banyak tahanan, dan mereka merupakan ancaman yang terus berlanjut.”
Serangan ISIS ke Penjara Al Sina lebih dari tiga tahun lalu menunjukkan betapa serius ancaman ini.
Dalam serangan tersebut, ratusan tahanan dibebaskan setelah serangan besar-besaran yang menewaskan puluhan penjaga.
Pertempuran untuk menguasai penjara berlangsung selama lebih dari seminggu sebelum dipadamkan dengan bantuan militer AS.
"Kami memiliki informasi intelijen bahwa ISIS berencana menyerang penjara lagi," kata Abdi.
“Jika mereka berhasil, ISIS bisa bangkit kembali.”
Kamp Al Hol
Sekitar 26 mil di sebelah timur Hasakah, Kamp Al Hol menampung sekitar 40.000 orang, 93 persen di antaranya adalah wanita dan anak-anak, berdasarkan data terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Banyak dari mereka adalah keluarga anggota ISIS, dan pejabat SDF memperingatkan bahwa kamp tersebut menjadi sarang bagi generasi militan berikutnya.
“Pola pikir radikal berkembang di dalam kamp ini,” kata Jihan Hanan, direktur Al Hol.
"Mereka semakin ekstrem."
Dengan sumber daya yang terbatas, penjagaan hanya bisa dilakukan di perimeter, sehingga kekerasan di dalam kamp sering kali tidak dapat dicegah.
Di bagian yang disebut "The Annex", istri-istri anggota ISIS asing dan anak-anak mereka ditahan.
Banyak dari mereka telah berada di sana selama enam tahun tanpa ada minat dari negara asal mereka untuk memulangkan mereka.
Langkah Trump Bisa Jadi Penentu
Pasukan SDF sangat bergantung pada bantuan militer dan dukungan finansial dari Amerika Serikat.
Namun, keputusan Presiden Donald Trump untuk membekukan bantuan luar negeri AS selama 90 hari, serta dorongannya untuk menutup Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), dapat membuat bantuan yang sangat dibutuhkan tidak sampai ke SDF dan pemerintahan Kurdi.
Jenderal Abdi dan Direktur Hanan sepakat bahwa solusi terbaik adalah memulangkan para tahanan ke negara asal mereka, tetapi banyak negara enggan menerima mereka kembali.
Dengan pemerintahan Bashar al-Assad yang digulingkan oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), situasi politik di Suriah berubah drastis.
Meskipun SDF mempertahankan otonomi Kurdi di timur laut Suriah, dinamika politik baik di dalam negeri maupun luar negeri terus bergeser.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, mendukung HTS dan telah lama memandang SDF sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Turki, yang dianggap sebagai organisasi teroris.
Keputusan Trump untuk menarik 2.000 tentara AS yang masih bertugas di Suriah dapat membuka jalan bagi kebangkitan ISIS.
Jika pasukan AS ditarik, kekosongan keamanan yang tersisa bisa dimanfaatkan oleh kelompok militan.
“Kekosongan keamanan ini bisa menjadi ancaman besar bagi kami,” ujar Hanan.
“Kami mungkin bisa bertahan selama beberapa bulan, tetapi setelah itu, situasinya akan tidak terduga.”
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Tag: #isis #siaga #suriah #langkah #trump #selanjutnya #bisa #menentukan #apakah #isis #akan #bangkit #lagi