Trump Rilis Putusan Kontroversial, Pecat Irjen USAID Gara-gara Kritik Kebijakan Gedung Putih
Pemecatan ini disampaikan Trump sehari setelah badan tersebut merilis laporan yang mengkritik kebijakan presiden dan pemerintahan Trump.
Trump menilai komentar Matin memuat dampak negatif, alasan tersebut yang mendorong Trump untuk memberhentikan Martin dari kursi jabatannya di USAID.
"Atas nama Presiden Donald J. Trump, saya menulis surat ini untuk memberitahu Anda bahwa posisi Anda sebagai Inspektur Jenderal Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat dihentikan dan akan segera berlaku," demikian isi surat yang dikirim kepada Martin melalui Wakil Direktur Kantor Personalia Kepresidenan, Trent Morse, dikutip dari CNN International.
Setelah dokumen pemecatan dirilis, Martin diharuskan meninggalkan kursi jabatannya Inspektur Jenderal USAID dalam kurun waktu 30 hari kedepan.
Lebih lanjut selain melakukan pemecatan, Staf dari Kantor Inspektur Jenderal USAID juga telah diberi tahu bahwa mereka tidak lagi memiliki akses ke ruang kantor fisik mereka.
Dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa larangan itu diberlakukan Trump untuk menghentikan operasional gedung kantor pusat USAID di Washington.
sejalan dengan ambisi Trump yang berencana untuk membubarkan lembaga amal, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).
“USAID adalah organisasi kriminal,” tulis Musk di platform X-nya, membalas video yang menuduh USAID terlibat dalam “pekerjaan jahat CIA” dan “sensor internet.”
Merespon tindakan yang dilakukan Elon Musk, Presiden Trump sendiri menegaskan bahwa pihaknya mendukung langkah Musk yang akan menutup USAID sebagai bagian dari efisiensi anggaran.
Trump memperkirakan apabila penutupan benar-benar direalisasikan maka pemerintah dapat mengurangi defisit hingga 1 triliun dollar AS (sekitar Rp 16,32 kuadriliun) dalam satu tahun kedepan, sebagaimana dikutip dari BBC International.
Selain alasan efisiensi anggaran, Trump berkeinginan untuk mengintegrasikan USAID ke dalam Departemen Luar Negeri agar pengawasan dan efektivitas penyaluran bantuan luar negeri dapat ditingkatkan.
Ia berpendapat bahwa dengan menghapus USAID, AS dapat mengarahkan dana federal untuk kebijakan domestik yang lebih mendesak, seperti isu keamanan nasional dan pembangunan ekonomi dalam negeri.
Imbas Penutupan USAID
USAID sendiri merupakan lembaga kemanusiaan terbesar yang dimiliki oleh Pemerintah AS, dengan tenaga kerja sekitar 10.000 orang di seluruh dunia sementara anggaran tahunan mencapai puluhan miliar dollar AS.
Pada tahun fiskal 2023, USAID diketahui mengelola lebih dari 40 miliar dollar AS (setara dengan Rp 653 triliun) dari total anggaran yang disetujui untuk Departemen Luar Negeri, termasuk operasi luar negeri dan program terkait.
Dana bantuan ini dikelola untuk disalurkan melalui hibah, kontrak, dan perjanjian kerja sama ke 130 negara seperti Ukraina, Ethiopia, dan Yordania sebagai penerima bantuan terbesar.
Selain itu 77 negara yang ditentukan oleh Bank Dunia sebagai negara berpendapatan rendah dan menengah-bawah termasuk Republik Demokratik Kongo, Afghanistan, Sudan Selatan, dan Suriah juga turut mendapatkan bantuan dari USAID.
Program besar lainnya yang didanai oleh USAID pada 2023 meliputi 811 juta dollar AS (Rp 13,24 triliun) untuk Global Fund guna memerangi AIDS, tuberkulosis, dan malaria, serta lebih dari 330 juta dollar AS atau Rp 5,38 triliun untuk bantuan pangan dan gizi darurat bagi Afghanistan.
Meski masih tahap wacana namun apabila layanan amal USAID dibubarkan, banyak program internasional yang dikelola oleh AS akan berdampak, termasuk bantuan kemanusiaan di negara-negara yang sedang berkonflik seperti Ukraina, Sudan Selatan, dan Suriah.
Selain itu pembubaran juga memicu terhambatnya program kesehatan global, termasuk upaya penanggulangan penyakit menular seperti HIV/AIDS dan tuberkulosis yang selama ini didanai oleh USAID.
(Tribunnews.com / Namira)
Tag: #trump #rilis #putusan #kontroversial #pecat #irjen #usaid #gara #gara #kritik #kebijakan #gedung #putih