Sambil Bercanda, Netanyahu Sebut Negara Saudi Bukan Negara Palestina, Arab Langsung Ngamuk
WAWANCARA NETANYAHU - Tangkapan layar YouTube Fox News yang diambil pada Kamis (6/2/2025) memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam wawancara dengan wartawan Fox News. Netanyahu mendukung pernyataan Donald Trump yang ingin memindahkan warga Palestina dari Jalur Gaza dan AS akan mengambil alih Jalur Gaza. 
15:50
9 Februari 2025

Sambil Bercanda, Netanyahu Sebut Negara Saudi Bukan Negara Palestina, Arab Langsung Ngamuk

Arab Saudi 'ngamuk' setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan ingin mengusir warga Palestina dari tanah mereka.

Netanyahu tampak bercanda ketika ia menanggapi seorang pewawancara di Channel 14 yang pro-Netanyahu yang keliru mengatakan "negara Saudi" bukannya "negara Palestina".

Meski pernyataan Saudi menyebutkan nama Netanyahu, pernyataan itu tidak secara langsung merujuk pada komentar tentang pendirian negara Palestina di wilayah Saudi.

Dikutip dari Reuters, Mesir dan Yordania juga mengecam Israel terkait pernyataan tersebut.

Bahkan, Mesir menganggap gagasan tersebut sebagai "pelanggaran langsung terhadap kedaulatan Saudi".

Kerajaan itu mengatakan pihaknya menghargai penolakan negara-negara "persaudaraan" terhadap pernyataan Netanyahu.

"Pola pikir ekstremis pendudukan ini tidak memahami apa arti wilayah Palestina bagi saudara-saudara Palestina dan hubungan sadar, historis, dan hukumnya dengan tanah itu," katanya

Diskusi tentang nasib warga Palestina di Gaza telah berubah drastis akibat usulan mengejutkan dari Presiden AS, Donald Trump tentang "mengambil alih Jalur Gaza" dari Israel.

Trump mengatakan pada saat itu, ia akan menciptakan "Riviera Timur Tengah" setelah menempatkan warga Palestina di tempat lain.

Negara-negara Arab secara terbuka mengutuk komentar Trump, yang muncul selama gencatan senjata di Gaza.

Trump mengatakan Arab Saudi tidak menuntut negara Palestina sebagai syarat normalisasi hubungan dengan Israel.

Namun Riyadh menepis pernyataannya, dengan mengatakan tidak akan menjalin hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina.

Sementara itu, Mesir akan menjadi tuan rumah dalam pertemuan puncak darurat Arab pada 27 Februari 2025 mendatang.

Pertemuan tersebut akan membahas tentang perkembangan "serius" bagi Palestina.

Dikutip dari Al Arabiya, pertemuan itu diadakan di tengah kecaman regional dan global atas usulan Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza dari Israel.

Netanyahu Ungkap Rencana Normalisasi dengan Arab

Netanyahu mengatakan, normalisasi dengan Arab Saudi akan terjadi setelah Hamas dikalahkan dan poros Iran terputus.

Komentarnya muncul setelah Riyadh membantah klaim yang dibuat oleh Trump bahwa tidak ada permintaan Saudi untuk pembentukan negara Palestina sebelum normalisasi dengan Israel dapat dilakukan.

"Ketika kita menyelesaikan perubahan di Timur Tengah, ketika kita memangkas poros Iran lebih jauh dari yang sudah kita potong, ketika kita memastikan Iran tidak memiliki senjata nuklir, ketika kita menghancurkan Hamas, itu akan menjadi landasan bagi kesepakatan tambahan dengan Saudi dan pihak lain," kata Netanyahu kepada Fox News.

"Saya juga percaya pada dunia Muslim karena perdamaian dicapai melalui kekuatan," lanjutnya.

Netanyahu mengatakan tidak ada lagi keyakinan bahwa akan ada Negara Palestina setelah pembantaian 7 Oktober.

"Mereka punya satu, namanya Gaza," tegasnya.

"Kami mendapatkan Perjanjian Abraham karena kami mengabaikan Palestina," ungkapnya lagi.

Netanyahu kembali menyatakan antusiasmenya terhadap rencana Trump untuk mengusir warga Palestina dari Gaza sementara Jalur Gaza dibangun kembali.

Ia mengatakan Israel akan menghancurkan Hamas, itu tugasnya sehingga tidak akan ada pasukan Amerika yang dibutuhkan atau uang pembayar pajak yang digunakan.

"Saya pikir usulan tersebut merupakan ide segar pertama."

"Gaza pada dasarnya adalah wilayah kecil sejauh 25 mil dari Tel Aviv yang digunakan Hamas sebagai batu loncatan untuk serangan berkelanjutan terhadap Israel."

"Kemudian datanglah Presiden Trump dan berkata, 'hei, biarkan mereka pergi, dan saya akan mencari tempat untuk relokasi sementara'."

"Bukan pengusiran paksa, bukan pembersihan etnis, mengeluarkan orang-orang dari apa yang disebut para dermawan ini sebagai penjara terbuka," kata Netanyahu.

Netanyahu mengatakan Mesir telah memblokir warga Gaza yang ingin meninggalkan Jalur Gaza untuk menyeberangi perbatasan.

"Beberapa orang akan menyuap penjaga gerbang," katanya.

"Jadi, orang-orang yang sangat kaya bisa keluar tetapi mereka yang ingin pergi tidak bisa," katanya seraya menambahkan bahwa mereka seharusnya diberi pilihan. (*)

Editor: Siti Nurjannah Wulandari

Tag:  #sambil #bercanda #netanyahu #sebut #negara #saudi #bukan #negara #palestina #arab #langsung #ngamuk

KOMENTAR