Gallant kepada AS: Jendela Diplomasi dengan Hizbullah Telah Tertutup
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan waktu untuk mendapatkan solusi diplomatik dengan Hizbullah hampir habis. 
11:50
17 September 2024

Gallant kepada AS: Jendela Diplomasi dengan Hizbullah Telah Tertutup

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bahwa waktu untuk mendapatkan solusi diplomatik dengan Hizbullah hampir habis.

Pernyataan Gallant disampaikan ketika Utusan Khusus Gedung Putih, Amos Hochstein mengunjungi Israel.

Kunjungan Hochstein adalah untuk membahas krisis di perbatasan utara, tempat pasukan Israel telah saling tembak-menembak rudal dengan pasukan Hizbullah selama berbulan-bulan.

Gallant mengatakan bahwa saat ini, waktu terus berjalan dan kemungkinan tercapainya jendela diplomasi dengan Hizbullah semakin sempit.

"Kemungkinan tercapainya kerangka kerja yang disepakati di arena utara semakin menipis," kata Gallant kepada Austin melalui panggilan telepon, dikutip dari Asharq Al-Aawsat.

Menurutnya, posisi Hizbullah saat ini sudah sangat jelas yaitu membela Hamas.

"Selama Hizbullah terus mengikatkan diri pada Hamas di Gaza, tempat pasukan Israel telah terlibat selama hampir setahun, lintasan menjadi jelas," katanya.

Saat ini, pertempuran antara Hizbullah dan Israel masih terus berjalan.

Keduanya masih terus saling menyerang satu sama lain.

Media Israel pada hari Senin (16/9/2024) mengatakan kepala komando utara tentara telah merekomendasikan operasi perbatasan cepat untuk menciptakan zona penyangga di Lebanon selatan.

Sementara itu, posisi Israel saat ini masih melancarkan serangan di Gaza dan itu menjadi fokus utama mereka.

Sedangkan Hizbullah memutuskan untuk membela Hamas setelah serangan 7 Oktober 2023.

Sejak itu telah terjadi pertukaran roket, tembakan artileri dan rudal setiap hari, dengan jet Israel menyerang jauh ke dalam wilayah Lebanon.

Pihak Hizbullah dengan tegas mengatakan tidak ingin melancarkan peperangan.

Namun terkecuali apabila Israel terus menabuh genderang perang dan melancarkan serangan ke arah Lebanon.

Selama berbulan-bulan wilayah utara menjadi perdebatan.

Israel ingin merebut wilayah utara dan beberapa anggota garis keras pemerintah Israel telah mendesak tindakan dan pada hari Senin.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir menyerukan agar Gallant segera dipecat karena dianggap gagal.

"Kami membutuhkan keputusan di utara dan Gallant bukanlah orang yang tepat untuk memimpinnya," katanya dalam sebuah pernyataan di platform media sosial X.

Konflik Hizbullah vs Israel

Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada 7 Oktober, gerakan Hizbullah Lebanon membela gerakan perlawanan Palestina, Hamas.

Dalam 250 hari pertama perang, Hizbullah telah melancarkan 1.194 operasi militer.

Serangan Hizbullah ini telah melukai lebih dari 2.000 tentara Israel.

Selama berpuluh-puluh tahun, Israel telah menduduki sebagian Lebanon.

Pada tahun 2000, Israel baru meninggalkan Lebanon.

Namun pada tahun 2006, Israel berupaya kembali menduduki Lebanon.

Sayangnya, mereka gagal dan Hizbullah mengklaim kemenangannya.

Kekhawatiran akan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah telah meningkat di tengah saling serang lintas perbatasan antara kedua belah pihak.

Ketegangan meningkat di kawasan tersebut menyusul pembunuhan dua pemimpin pejuang perlawanan yaitu Haniyeh dan Fuad Shukr.

Sebagai tanggapannya, Hizbullah telah bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap Israel.

Janji Hizbullah meningkatkan kekhawatiran berbagai front.

Ketakutan dapat memicu konflik regional yang lebih luas dan berskala penuh.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Yoav Gallant dan Hizbullah

Editor: Wahyu Gilang Putranto

Tag:  #gallant #kepada #jendela #diplomasi #dengan #hizbullah #telah #tertutup

KOMENTAR