Topan Yagi: Korban Tewas Mencapai 197 Orang di Vietnam, 128 Lainnya Menghilang
Pada hari Kamis (11/9/2024), jumlah korban tewas mencapai 197 orang dan 128 orang masih hilang, sementara lebih dari 800 orang terluka, demikian dilaporkan oleh surat kabar Vietnam VNExpress, dikutip The Independent.
Jumlah korban meningkat drastis pada awal pekan ketika banjir bandang menyapu seluruh dusun Lang Nu di provinsi Lao Cai, Vietnam utara, pada hari Selasa.
Pada hari Rabu, ratusan personel penyelamat dikerahkan untuk mencari korban selamat.
Namun, hingga Kamis pagi, 53 penduduk desa masih dinyatakan hilang, sementara tujuh mayat lagi ditemukan.
Yagi, topan terkuat yang melanda Asia tahun ini, menyebabkan hujan lebat dan angin kencang di Vietnam utara, termasuk di Hanoi.
Meskipun topan ini telah melemah pada hari Minggu, hujan deras terus mengguyur wilayah tersebut hingga pekan ini, dan sungai-sungai masih dalam kondisi tinggi serta berbahaya.
Lima hari setelah banjir melanda, hujan terus turun di Hanoi, dan ribuan penduduk di daerah dataran rendah terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat banjir yang terus meningkat.
Dampak Topan Yagi di Vietnam (X/le_Parisien)Banjir di ibu kota Hanoi dilaporkan sebagai banjir yang terburuk dalam dua dekade terakhir. Warga dievakuasi secara massal.
Meskipun air dari Sungai Merah sedikit surut, banyak wilayah masih tergenang.
Di distrik Tay Ho, Hanoi, orang-orang terpaksa mengarungi air banjir berwarna cokelat keruh setinggi lutut di sepanjang jalan, sementara beberapa masih mengenakan helm setelah meninggalkan kendaraan mereka di tepi jalan.
Pejalan kaki berusaha menaikkan celana mereka setinggi mungkin untuk menghindari cipratan air dari kendaraan yang melintas dengan cepat.
“Ini banjir terburuk yang pernah saya lihat dalam 30 tahun terakhir,” ujar Tran Le Quyen, warga Hanoi berusia 42 tahun.
“Kemarin pagi, jalan masih kering. Sekarang, seluruh jalan terendam banjir. Kami tidak bisa tidur semalam,” tambahnya.
Badai ini juga menyebabkan runtuhnya jembatan pada hari Senin (8/9/2024) dan banjir parah di Delta Sungai Merah, salah satu sistem sungai terbesar di wilayah tersebut.
Beberapa sekolah di Hanoi ditutup hingga pekan ini karena alasan keselamatan.
Banjir telah berdampak parah pada masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar Sungai Merah.
“Rumah saya sekarang menjadi bagian dari sungai,” kata Nguyen Van Hung, 56 tahun, yang tinggal di dekat tepi sungai.
Banjir dan tanah longsor di provinsi lain juga menambah jumlah korban bencana ini. Pada hari Sabtu (7/9/2024), ketika Yagi menerjang daratan, sembilan orang dilaporkan tewas.
Namun, tanah longsor, banjir, dan berbagai insiden terkait lainnya telah menewaskan lebih dari seratus orang sejauh ini.
Pabrik dan gudang di kawasan industri Vietnam utara juga mengalami kerusakan, mengganggu operasi bisnis. Dampaknya dikhawatirkan akan meluas ke seluruh rantai pasokan global, mengingat banyak perusahaan multinasional yang bergantung pada fasilitas ini.
Berbagai organisasi amal turut bergerak membantu warga yang terdampak.
"Orang-orang bergerak dengan panik," kata Carlota Torres Lliro, petugas pers dari Yayasan Anak-anak Blue Dragon, yang kantornya dievakuasi setelah menerima peringatan banjir.
Ia juga menyatakan keprihatinannya terhadap puluhan anak dan keluarga yang tinggal di daerah kumuh serta rumah-rumah darurat di tepi sungai.
Sebelum menghantam Vietnam, Topan Yagi melanda Tiongkok barat daya dan Filipina, menewaskan sedikitnya 24 orang dan menyebabkan banjir di jalanan selama beberapa hari.
Mengenal Topan Yagi
Topan Yagi minggu lalu terlihat dari luar angkasa. (NASA Earth Observatory/Michala Garrison)Mengutip iflscience.com, Topan Yagi menjadi salah satu topan paling dahsyat yang pernah melanda Vietnam, yang telah mengakibatkan kematian dan kehancuran.
Topan Yagi tidak hanya menerjang Vietnam tetapi juga Filipina, Hong Kong, Makau, dan daratan Tiongkok.
Topan Yagi adalah badai ke-11 yang diberi nama pada musim topan tahun ini, yang dimulai pada akhir Mei.
Sejauh ini, Topan Yagi adalah satu-satunya topan yang dikategorikan sebagai "topan dahsyat" oleh Badan Meteorologi Jepang.
Badan-badan meteorologi menyaksikan badai yang semakin kuat sekitar tanggal 3 September.
Suhu laut yang hangat menyebabkan siklon tropis tersebut semakin kuat dan merusak.
Pengukuran menunjukkan bahwa pada tanggal 5 September, badai tersebut memiliki angin berkelanjutan selama satu menit dengan kecepatan 260 kilometer per jam.
Kecepatan tersebut menempatkannya sebagai topan kategori 5, yang juga dikenal sebagai topan super.
Yagi merupakan topan kategori 5 keempat yang pernah terjadi di Laut Cina Selatan, setelah Pamela pada tahun 1954, Rammasun pada tahun 2014, dan Rai pada tahun 2021.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Tag: #topan #yagi #korban #tewas #mencapai #orang #vietnam #lainnya #menghilang