Gunakan WhatsApp, Banyak Jurnalis Jadi Target Serangan Spyware Israel, Ini Modusnya
APLIKASI PERPESANAN WHATSAPP - Ilustrasi aplikasi WhatsApp yang diambil dari Freepik tanggal 1 Februari 2025. Sejumlah jurnalis dan anggota LSM pengguna aplikasi perpesanan WhatsApp diduga ditargetkan oleh perusahaan spyware Israel yang bernama Paragon Solutions. 
19:10
1 Februari 2025

Gunakan WhatsApp, Banyak Jurnalis Jadi Target Serangan Spyware Israel, Ini Modusnya

– Sejumlah jurnalis dan anggota LSM pengguna aplikasi perpesanan WhatsApp diduga ditargetkan oleh perusahaan spyware Israel yang bernama Paragon Solutions.

Spyware adalah program yang mengintai atau memata-matai pengguna komputer atau ponsel.

Juru bicara WhatsApp mengatakan ada sekitar 90 pengguna aplikasi itu yang menjadi target serangan spyware.

“[Target ada di] lebih dari dua puluh negara, terutama di Eropa,” kata jubir itu kepada NBC News.

Dia berujar Paragon Solutions menggunakan vektor, suatu metode ilegal untuk mengakses jaringan dan menargetkan para pengguna WhatsApp.

“Vektor itu melibatkan penggunaan grup dan mengirimkan berkas PDF berbahaya.”

Para pengguna WhatsApp akan dimasukkan ke dalam grup tanpa seizin mereka. Berkas PDF berbahaya yang berisi malware kemudian dikirimkan kepada mereka.

Meski demikian, jubir itu mengklaim pihaknya sudah berhasil menghalangi penggunaan vektor itu.

WhatsApp telah mengirimkan surat somasi kepada Paragon Solutions setelah serangan spyware itu terjadi.

Pengguna yang diduga menjadi korban telah mendapat pemberitahuan lewat chat. Mereka juga diberi tahu cara melindungi diri dari spyware.

Di sisi lain, Paragon Solutions belum buka suara mengenai dugaan kampanye spyware.

The Guardian menyebut Paragon juga memiliki kantor di Virginia, AS. Pada bulan Oktober 2024 perusahaan itu diperiksa setelah dilaporkan terlibat dalam kontrak senilai $2 miliar dengan Divisi Keamanan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS.

“Para penyerang mencari celah keamanan di aplikasi atau sistem operasi ponsel atau berusaha menipu pengguna untuk mengklik tautan berbahaya atau mengunduh malware, semuanya untuk mendapatkan akses tak berizin yang bisa merusak ponsel kalian, mencuri informasi kalian, dan berisiko bagi privasi dan keamanan kalian,” demikian keterangan WhatsApp tentang spyware itu.

Salah satu yang menjadi korban adalah Francesco Cancelatto, seorang pemimpin redaksi surat kabar Italia bernama Fanpage. Dia mengaku ditargetkan.

Jubir WhatsApp mengatakan tim keamanan WhatsApp dan Citizen Lab (lab keamanan di Universitas Toronto) membantu melacak spyware itu.

John Scott-Raillton, seorang peneliti senior di Citizen Lab, berkata serangan spyware itu bisa “mengubah ponsel menjadi mata-mata”.

“Ketika sebuah ponsel terinfeksi, operator spyware itu bisa melakukan apa saja yang tidak bisa dilakukan pengguna di ponsel,” kata Scott-Railton.

Dia menyebut operator itu bisa mengakses pesan terenkripsi, riwayat percakapan, foto, memo, kontak, dan bahkan mendapatkan kata sandi. Di samping itu, operator bisa diam-diam mengaktifkan mikrofon atau menghidupkan kamera.

Kasus ini bukan kasus pertama kalinya perusahaan Israel memata-matai pengguna WhatsApp.

Pada tahun 2019 WhatsApp pernah menggugat perusahaan Israel bernama NSO Group yang diduga membantu pemerintah Israel meretas ponsel. Ada ribuan orang yang ponselnya diretas, mulai dari jurnalis, diplomat, hingga pejabat senior pemerintah.

Pada bulan Desember 2019 hakim pengadilan di AS akhirnya mengeluarkan keputusan yang mendukung WhatsApp.

Natlia Krapiva, seorang penasihat hukum bidang teknologi di organisasi nirlaba Access Now, mengatakan serangan terhadap jurnalis dan anggota LSM makin sering terjadi.

“Sejak WhatsApp memberitahu para korban NSO tahun 2019, kami sudah melihat banyak sekali gugatan, sanksi, dan dampak lain dari industri ini,” kata Krapiva.

(*)

Editor: Nuryanti

Tag:  #gunakan #whatsapp #banyak #jurnalis #jadi #target #serangan #spyware #israel #modusnya

KOMENTAR