Sutejo Sukses Bertanam Uwi Jumbo, Bibit Ditempatkan di Area Lembab, Media Tanam Dicampur Sekam
Berkat panen uwi sebesar kaki gajah, kebun milik Sutejo yang berada di Jalan Halim Perdana Kusuma, Ponorogo, banyak dikunjungi masyarakat. Banyak yang penasaran. Ada yang sekadar bertanya, ada pula yang serius belajar menanam uwi di area terbatas dan lingkungan perumahan.
SUTEJO kaget. Dia tiba-tiba didatangi rombongan Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo. Mereka ingin membeli uwi jumbo yang ditanam di kebun miliknya. Para petugas tertarik membawa bahan pangan ke pameran yang digelar Provinsi Jatim.
Masih dalam suasana kaget, Sutejo menyambut baik keinginan tersebut. Bahkan memberikan uwinya untuk dibawa secara gratis. ’’Sewaktu saya ajak ke kebun, giliran petugas yang kaget. Saat digali, ternyata ukuran uwinya lebih besar,’’ kata Sutejo.
Butuh Tiga Orang Angkat Uwi 40 Kilogram
Dosen STKIP PGRI Ponorogo itu menyebut satu orang tak akan kuat mengangkat uwinya. ’’ Butuh tiga orang yang mengangkat. Itupun masih ngos-ngosan,’’ ucapnya. Uwi hasil tanam Sutejo yang berbobot 40 kilogram akhirnya dibawa ke pameran tingkat provinsi. Di sana, tanaman jenis umbi-umbian itu dipajang. Tak sedikit yang mengira itu mainan. ’’Saya senang uwi saya bisa mengantarkan jadi juara. Teman-teman dinas mendapat juara dua dalam pameran tersebut,’’ jelasnya.
Uwi bukanlah tanaman satu-satunya di kebun Sutejo. Ada beragam jenis umbi-umbian lainnya yang ditanam di lahan seluas 340 meter persegi. Seperti gadung, ketela pohon, ubi jalar, dan tales. ’’Video uwi sebesar kaki gajah ini sempat tersebar. Makanya, banyak yang datang untuk belajar menanam dan sebagian meminta benih,’’ ucapnya. Tidak hanya dari petani lokal. Adapula warga Magetan, Madiun dan Tulungagung sengaja datang untuk belajar langsung.
Pemupukan Teratur Selama Tiga Bulan
RAKSASA: Sutejo dengan uwi yang siap dipanen. Uwi jumbo hasil tanamnya sukses mengantarkan Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo menjadi juara II dalam pameran tingkat Jatim. (SUTEJO UNTUK JAWA POS)
Kepada Jawa Pos, Sutejo sempat membocorkan triknya dalam menanam uwi berukuran besar. Yang pasti tidak bergantung jenis tanah. Namun lebih ke niat dan proses perawatan. Sebelum ditanam, lanjut Sutejo yang pernah mendapat penghargaan kebudayaan dari Gubernur Jatim itu, bibit harus ditempatkan di tempat lembab. Dengan begitu, pertumbuhannya lebih cepat. ’’Kalau saya biasanya buat lubang untuk menanam seluas 50 meter persegi. Isi dengan sekam dan kotoran sapi terlebih dahulu,’’ ungkapnya.
Agar uwi bisa tumbuh besar, perlu pemupukan teratur. Kotoran hewan bisa ditaburkan selama proses tanam tiga bulan. ’’Entah percaya atau tidak, namun saya selalu mengiringi proses tanam dengan membaca salawat,’’ tambah Sutejo.
Bapak tiga anak itu tak menampik bahwa uwi memang bukan tanaman populer. Tidak banyak petani yang tertarik menanamnya. Itu juga tak lepas dari pandangan masyarakat terhadap uwi. Yakni, uwi adalah pangan alternatif. Penolong saat paceklik. Saat padi dan jagung tak panen, maka masyarakat akan memakan uwi.
BANYAK YANG TERTARIK MENANAM: Agar uwi tumbuh bagus, Sutejo menempatkan bibit di lahan lembab. Saat ditanam, media dicampur sekam dan kotoran sapi. (SUTEJO UNTUK JAWA POS)
Pendapat itu sebenarnya telah bergeser. Kini, uwi telah diolah menjadi beragam produk olahan modern seperti roti, kue kering (cookies), flakes, muffin, mi, dan bihun. ’’Kuncinya pada kreativitas. Beberapa masyarakat yang datang meninta benih juga berniat membudidayakan. Katanya mau dibikin keripik,’’ kata Sutejo.
Dari informasi, Sutejo mengatakan bahwa kandungan nutrisi uwi lebih baik dibanding umbi-umbian lainnya seperti kentang, ubi jalar dan ubi kayu. Uwi berpotensi menjadi pangan alternatif yang menyehatkan. Terutama mereka yang menerapkan diet ketat atau penderita diabetes. Uwi memiliki manfaat mengontrol gula darah, menurunkan berat badan, dan menurunkan kadar kolesterol. (hen/ai)
Tag: #sutejo #sukses #bertanam #jumbo #bibit #ditempatkan #area #lembab #media #tanam #dicampur #sekam