Waspadai TB Tanpa Gejala, Bisa Menular Meski Terlihat Sehat

Tuberkulosis (TBC) tanpa gejala (asymptomatic tuberculosis) bisa berbahaya dan berpotensi menyebarkan penyakit di tengah masyarakat. 

"Analisis data penelitian dari 14 negara di Asia dan Afrika menunjukkan dugaan bahwa sekitar dua per tiga penularan TB di dunia terjadi dari kasus TB tanpa gejala ini," kata Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. Tjandra Yoga Aditama, dilansir dari Antara, Minggu (9/11/2025).

Ia menambahkan, angka kasus TB tanpa gejala bisa mencapai separuh dari kasus TB bergejala yang ditemukan. 

Lantas, apa yang dimaksud dari TB tanpa gejala? Simak selengkapnya. 

Apa itu TB tanpa gejala?

SHUTTERSTOCK/SUPAWADEE56 TB tanpa gejala bisa menular tanpa disadari. Ketahui bahaya dan cara mencegahnya selengkapnya, termasuk upaya pemerintah.

Dilaporkan oleh Kompas.com, Sabtu (19/2/2022), TBC terjadi ketika seseorang terifenksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Pada TB tanpa gejala atau TBC laten, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi tidak mampu memeranginya secara tuntas.

Meskipun kuman tak bisa dibasmi total, tubuh masih bisa mengendalikan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit sehingga gejala TBC tidak muncul.

Oleh sebab itu, sesuai namanya, seseorang yang mengidap TB tanpa gejala biasanya tidak memperlihatkan gejala. Umumnya tubuhnya juga terlihat sehat dan tidak bermasalah.

Prof. Tjandra menuturkan, kondisi ini membuat banyak penderita tidak datang berobat ke fasilitas kesehatan karena merasa tidak sakit. 

Tidak hanya itu, pengidap TB tanpa gejala juga bisa beraktivitas di tempat umum dan berinteraksi dengan masyarakat.

Dengan demikian, karena pasien TB tanpa gejala tidak akan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, cara untuk menemukan mereka adalah lewat skrining di seluruh pelosok Tanah Air.

TB tanpa gejala butuh kampanye dan skrining massal

Shutterstock/wavebreakmedia TB tanpa gejala bisa menular tanpa disadari. Ketahui bahaya dan cara mencegahnya selengkapnya, termasuk upaya pemerintah.

Untuk mencegah penularan, Prof. Tjandra mendorong agar kampanye bahaya TB tanpa gejala digencarkan dalam kegiatan publik, misalnya saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD).

Pemerintah juga sudah menjalankan kampanye TOSS TBC: Temukan, Obati, Sampai Sembuh yang dilaksanakan serentak di delapan provinsi prioritas, termasuk Jakarta.

Melalui kampanye ini, masyarakat diajak untuk lebih peduli dan aktif memeriksakan diri jika mengalami gejala TBC atau memiliki kontak erat dengan penderita.

"Kami menyambut baik kegiatan ini dan diharapkan dapat menjadi pemicu peningkatan program eliminasi TB yang jadi salah satu bagian dari Astacita," ujar dia.

Pengobatan TB tanpa gejala

Freepik TB tanpa gejala bisa menular tanpa disadari. Ketahui bahaya dan cara mencegahnya selengkapnya, termasuk upaya pemerintah.

Prof. Tjandra menjelaskan, pengobatan untuk TB tanpa gejala mengacu pada pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Regimen obat yang digunakan sama seperti pada pasien TBC dengan gejala.

Artinya, pasien tetap harus menjalani pengobatan jangka panjang dengan pengawasan ketat agar benar-benar sembuh dan tidak menularkan ke orang lain.

Sebagai informasi, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat 46.308 kasus TBC baru hingga Oktober 2025. Jumlah ini lebih dari separuh target penemuan kasus tahun ini yaitu 70.258 kasus.

Dari jumlah tersebut, 90 persen atau 41.628 orang sudah memulai pengobatan, sedangkan sisanya masih diupayakan agar mau berobat sampai sembuh.

Tag:  #waspadai #tanpa #gejala #bisa #menular #meski #terlihat #sehat