 46
                                        46                                    
                                 
                                             18:24
 18:24                                             31 Oktober 2025
 31 Oktober 2025                                            Mengenal RSV, Virus yang Menyerang Saluran Napas Bawah
- Ada banyak virus yang membahayakan kesehatan bayi dan anak, salah satunya Respiratory Syncytial Virus (RSV), penyebab utama infeksi saluran napas bawah pada anak.
Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit bronkiolitis, yaitu peradangan pada saluran udara kecil di paru-paru yang menyebabkan batuk, sesak napas, dan napas berbunyi (mengi).
“RSV merupakan virus yang sangat menular yang bisa menyebabkan 33 juta kasus dan 100.000 kematian per tahun pada anak di bawah lima tahun,” ungkap dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A dalam acara Sahabat Peduli Journalist Club dari Pfizer Indonesia bertajuk “Bincang Pakar: Respiratory Syncytial Virus (RSV)” di Jakarta, Jumat (31/10/2025).
Bagaimana RSV menyebar?
Virus ini menyebar melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Namun, seseorang juga bisa terinfeksi ketika mereka menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh RSV.
Siapa saja yang bisa terkena RSV?
RSV bisa menyerang seluruh kelompok usia. Namun, virus ini lebih membahayakan beberapa kesehatan beberapa kelompok individu, salah satunya bayi, terutama yang lahir secara prematur.
“Anak di bawah usia dua tahun, segala macam usia dengan daya tahan tubuh yang lemah, dan lanjut usia berusia 65 tahun ke atas. Mereka yang difokuskan karena RSV bisa menyebabkan beragam komplikasi,” terang dr. Ian.
Apa yang terjadi pada tubuh anak setelah terpapar RSV?
Pada anak berusia di bawah lima tahun, RSV merupakan salah satu virus yang menyebabkan gejala infeksi saluran pernapasan bawah.
Penyakit yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas umumnya adalah batuk dan pilek biasa, tetapi infeksi saluran pernapasan bawah cukup berbahaya.
“Kalau infeksi saluran pernapasan bawah bisa sampai menyebabkan anak sesak napas, paru-paru bermasalah, butuh oksigen karena saturasi oksigennya rendah, dan lain sebagainya. Di antara itu, banyak yang disebabkan oleh RSV,” ujar dr. Ian.
 Meski mirip, bukan berarti DBD dan influenza tidak memiliki perbedaan gejala. Anak yang terjangkit influenza biasanya juga mengalami gejala gangguan pernapasan, seperti pilek, hidung tersumbat, atau batuk. Sementara, DBD tidak menyebabkan gangguan tersebut.
 Meski mirip, bukan berarti DBD dan influenza tidak memiliki perbedaan gejala. Anak yang terjangkit influenza biasanya juga mengalami gejala gangguan pernapasan, seperti pilek, hidung tersumbat, atau batuk. Sementara, DBD tidak menyebabkan gangguan tersebut.
Gejala RSV
Karena RSV bisa menyerang seluruh kelompok usia, spektrum gejalanya cukup luas, mulai dari bayi sampai lanjut usia (lansia).
Semua bisa mengalami hidung tersumbat, demam, batuk, mengi atau napas berbunyi “ngik-ngik”, dan sesak napas.
Pada anak kecil, gejala ini bisa mengganggu proses menyusu atau makannya, sehingga menyebabkan penurunan berat badan. Pada orang dewasa, mereka bisa mengalami nyeri otot, lemas, dan tidak enak badan.
“Yang perlu diperhatikan adalah bayi dan lansia karena bisa mengalami komplikasi. Paru-parunya bisa sampai terinfeksi, mengalami pneumoni. Pokonya sampai rawat inap,” kata dr. Ian.
Pada anak kecil pun juga perlu berhati-hati karena bisa menyebabkan asma, yang disebabkan oleh penyakit bronkiolitis dari RSV.
“Kalaupun sembuh, bisa menyebabkan perubahan struktur paru-paru, sehingga bisa mengalami asma di kemudian hari,” tutur dr. Ian.
RSV bikin paru-paru menyempit
Apa yang terjadi ketika anak mengidap RSV adalah paru-paru yang menyempit. Bahkan, semua saluran napas juga bisa mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan udara tidak bisa keluar.
Udara yang bisa masuk, tetapi susah keluar, menyebabkan terjadinya sumbatan pada paru-paru yang membuatnya menggembung.
“Anak yang kena RSV itu punya efek jangka panjang. Anak-anak ini akan lebih sering mengalami recurrent wheezing (mengi yang berulang),” ungkap dr. Ian.
“Paru-paru jadi suka terjadi penyempitan, jadi bolak-balik bisa mengalami sesak napas, asma, dan gangguan fungsi paru-paru di kemudian hari, dan bisa berlanjut sampai ke dewasa,” sambung dia.
Cara mengetahui RSV pada anak
Menilik gejala yang telah disebutkan sebelumnya, RSV memang mirip dengan influenza. Namun, untuk memastikannya, biasanya dokter akan melakukan tes PCR (polymerase chain reaction) khusus RSV.
Penanganan lebih lanjut akan dilakukan oleh dokter yang menyesuaikan dengan kondisi masing-masing anak.
Tag: #mengenal #virus #yang #menyerang #saluran #napas #bawah
 
             
             
             Berita Terbaru
Berita Terbaru Nasional
Nasional Internasional
Internasional Ekonomi
Ekonomi Sport
Sport Tekno
Tekno Sains
Sains Health
Health Hobi
Hobi Tokoh
Tokoh Food
Food Travel
Travel Lifestyle
Lifestyle 
                                             
                                             
                                             
                         18:24
 18:24                             31 Oktober 2025
 31 Oktober 2025                             
                         
                         
                         
                         
                        