Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Ilustrasi gangguan pendengaran. Telinga berdenging, terasa budek, dan sulit mendengar di tempat ramai bisa jadi gejala awal gangguan pendengaran akibat terlalu sering pakai headset.(iStockphoto/Daria Kulkova)
12:06
21 Juni 2025

Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat

Penggunaan headset atau earphone yang berlebihan bisa menyebabkan gangguan pendengaran permanen.

Masalah ini sering tidak disadari karena gejala awalnya muncul secara halus dan tidak langsung mengganggu aktivitas sehari-hari.

Namun, jika diabaikan, gangguan ini bisa menurunkan kualitas komunikasi, konsentrasi, bahkan kemampuan bersosialisasi.

“Banyak yang tidak sadar kalau sudah mengalami gangguan pendengaran, karena kerusakannya terjadi di saraf, bukan di sel rambut,” ujar Dr. dr. Fikri Mirza Putranto, Sp.THT-KL(K), dalam siaran langsung Continuing Medical Education Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Kamis (12/6/2025).

Berikut ini tanda-tanda awal gangguan pendengaran akibat headset yang perlu diwaspadai.

Gejala gangguan pendengaran akibat headset

Menurut Fikri, berikut adalah beberapa gejala gangguan pendengaran akibat penggunaan headset yang perlu diwaspadai.

  • Rasa budek, berdenging, dan telinga terasa penuh

Gejala paling awal dari gangguan pendengaran adalah rasa tidak nyaman di telinga setelah terpapar suara bising dalam waktu lama. Telinga terasa seperti tertutup, berdenging, atau “kemeng”.

“Kalau habis nonton konser atau pakai headset terlalu lama, biasanya telinga terasa budek atau berdenging. Itu tanda terjadinya peradangan pada sel rambut telinga,” jelas Fikri.

Ia menegaskan, kondisi ini bisa membaik dalam 24 jam, tetapi jika terus diulang bisa menyebabkan kerusakan permanen.

  • Sulit menangkap suara di tempat ramai

Salah satu dampak kerusakan awal adalah hilangnya kemampuan membedakan suara utama dari kebisingan sekitar.

Akibatnya, seseorang kesulitan mengikuti percakapan di tempat ramai seperti kelas, restoran, atau kantor.

“Kalau dicek, hasil tes pendengarannya normal. Tapi saat disuruh mendengar di tempat bising, dia gagal membedakan suara. Itu karena sambungan sarafnya rusak,” ungkap Fikri.

Kondisi ini disebut sinaptopati, dan tidak bisa dideteksi lewat tes pendengaran konvensional.

  • Tinnitus dan hiperakusis yang berkepanjangan

Jika tidak ditangani, gejala awal bisa berkembang menjadi keluhan menetap seperti tinnitus (dengung telinga) dan hiperakusis, yaitu rasa sakit atau tidak nyaman saat mendengar suara keras.

“Awalnya cuma berdenging sebentar, tapi kalau berulang, bisa menetap. Bahkan suara yang sedikit keras pun bisa terasa menyakitkan,” kata Fikri.

Tinnitus yang menetap juga bisa memengaruhi kesehatan mental jika tidak segera ditangani.

  • Gangguan konsentrasi dan penurunan prestasi akademik

Akibat rusaknya sistem filtrasi suara di telinga, otak harus bekerja lebih keras untuk memilah suara. Ini menyebabkan cepat lelah, sulit fokus, hingga menurunnya performa belajar dan kerja.

“Kalau filter alami di telinga rusak, otak harus kerja ekstra untuk memisahkan suara. Ini bikin konsentrasi terganggu dan performa akademik bisa menurun,” jelasnya.

Dalam jangka panjang, kondisi ini juga bisa memengaruhi kemampuan sosial karena penderita kesulitan berinteraksi di tengah keramaian.

Gangguan pendengaran akibat headset tidak muncul tiba-tiba, melainkan melalui proses bertahap yang sering kali diabaikan.

Mengenali gejala awal seperti berdenging, budek, atau sulit mendengar di tempat bising adalah langkah penting untuk mencegah kerusakan permanen.

“Kalau dua dari tiga tanda muncul—pemakaian lebih dari 4 jam, volume di atas 80 persen, atau muncul nyeri/berdenging—segera periksa ke dokter THT,” imbau dr. Fikri.

Tag:  #sering #pakai #headset #kenali #gejala #gangguan #pendengaran #sejak #dini #sebelum #terlambat

KOMENTAR