Hari Sel Sabit Sedunia: Ini Cara Mencegah Komplikasi Penyakit Sel Sabit
Ilustrasi sel darah manusia. Hari Sel Sabit Sedunia 2025 mengingatkan bahwa dengan gaya hidup sehat, skrining rutin, dan pengobatan tepat, komplikasi penyakit sel sabit bisa dicegah sejak dini.(iStockphoto/ktsimage)
19:06
19 Juni 2025

Hari Sel Sabit Sedunia: Ini Cara Mencegah Komplikasi Penyakit Sel Sabit

Memperingati Hari Sel Sabit Sedunia pada 19 Juni 2025, para ahli kesehatan menyerukan pentingnya pencegahan dini terhadap komplikasi penyakit sel sabit atau sickle cell disease (SCD).

Penyakit genetik kronis ini dapat menimbulkan nyeri hebat, stroke, hingga kerusakan organ jika tidak ditangani dengan tepat. Namun, melalui gaya hidup sehat, skrining medis, dan pengobatan preventif, risiko komplikasi SCD dapat ditekan secara signifikan.

Dikutip dari laman CDC, strategi penanganan penyakit ini bertumpu pada pencegahan nyeri dan komplikasi serius sejak dini.

Pencegahan melibatkan perubahan gaya hidup, penggunaan obat-obatan jangka panjang, hingga terapi lanjutan seperti transplantasi sumsum tulang dan terapi gen.

Gaya hidup sehat untuk kurangi risiko

Individu dengan SCD dapat mengambil langkah sederhana dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah krisis nyeri, antara lain:

  • Minum air dalam jumlah cukup setiap hari
  • Menghindari suhu ekstrem, baik terlalu panas maupun terlalu dingin
  • Menghindari lokasi atau aktivitas di dataran tinggi dan lingkungan dengan kadar oksigen rendah, seperti mendaki gunung atau latihan fisik ekstrem
  • Mencuci tangan secara teratur dan menjaga kebersihan makanan untuk mencegah infeksi, terutama pada anak-anak

Skrining dan vaksinasi: kunci deteksi dini

Pemeriksaan medis berkala berperan penting dalam mencegah komplikasi penyakit sel sabit. Anak-anak dengan SCD disarankan menjalani:

  • Pemeriksaan Doppler Transkranial (TCD) untuk mendeteksi risiko stroke sejak usia dini. Jika hasil TCD tidak normal, dokter dapat merekomendasikan transfusi darah rutin sebagai pencegahan stroke.
  • Kunjungan tahunan ke dokter mata sejak usia 10 tahun guna mendeteksi kerusakan retina. Jika ditemukan pertumbuhan pembuluh darah berlebih, terapi laser bisa mencegah kebutaan.
  • Vaksinasi lengkap, termasuk vaksin flu tahunan dan pneumokokus, sangat dianjurkan bagi anak dan dewasa dengan SCD.
  • Pemberian antibiotik penicillin setiap hari hingga usia 5 tahun untuk mencegah infeksi darah, khususnya bagi penderita HbSS.

Beberapa obat disetujui FDA untuk mengurangi komplikasi dan memperpanjang harapan hidup pasien SCD, di antaranya:

  • Hydroxyurea: Membantu mengurangi pembentukan sel sabit dan mencegah nyeri serta sindrom dada akut.
  • L-glutamin: Mengurangi krisis nyeri dan kebutuhan transfusi.
  • Crizanlizumab: Mencegah perlekatan sel darah ke dinding pembuluh darah dan menekan inflamasi.

Penggunaan obat-obatan ini harus disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala penyakit sel sabit dan riwayat pasien.

Selain itu, pemberian penicillin juga bisa diperpanjang pada pasien dewasa atau mereka yang pernah mengalami pneumonia atau pengangkatan limpa.

Transfusi dan terapi lanjutan

Untuk mencegah anemia berat, transfusi darah digunakan secara berkala.

Namun, transfusi berulang dapat menyebabkan penumpukan zat besi, yang berisiko merusak hati, jantung, dan organ lain. Dalam kasus ini, diperlukan terapi kelasi zat besi guna mengeluarkan kelebihan zat besi dari tubuh.

Transplantasi sumsum tulang adalah satu-satunya terapi kuratif yang tersedia bagi sebagian penderita SCD.

Biasanya dilakukan pada anak-anak yang belum mengalami kerusakan organ berat dan memiliki donor yang cocok secara genetik.

Sementara itu, dua terapi gen berbasis sel telah disetujui oleh FDA pada Desember 2023 untuk pasien berusia 12 tahun ke atas.

Terapi ini dilakukan dengan memodifikasi sel punca pasien sendiri dan menyuntikkannya kembali setelah kemoterapi intensif.

Terapi ini hanya dilakukan satu kali, namun membutuhkan waktu lama di rumah sakit dan fasilitas medis khusus.

Pencegahan merupakan kunci utama dalam penanganan penyakit sel sabit.

Dengan kombinasi gaya hidup sehat, skrining berkala, dan pengobatan yang tepat, penderita dapat hidup lebih lama dan berkualitas.

Hari Sel Sabit Sedunia menjadi pengingat penting bahwa tindakan preventif bukan hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga masa depan generasi muda yang terlahir dengan kondisi ini.

Tag:  #hari #sabit #sedunia #cara #mencegah #komplikasi #penyakit #sabit

KOMENTAR