



Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa anemia memiliki prevalensi yang tinggi secara global, termasuk Indonesia.
Prof. Dr. dr. Harapan Parlindungan Ringoringo, Sp.A, Subsp.H.Onk(K) di Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi Onkologi IDAI mengatakan bahwa prevalensi anemia pada anak usia kurang dari 5 tahun mencapai 38,5 persen.
“Lima puluh persen penyebab anemia adalah anemia defisiensi besi,” kata dokter spesialis anak, yang akrab disapa Arlin, dalam “Seminar Media” pada Selasa (17/6/2025).
Di Banjarbaru, Kalimantan Selatan saja, Arlin mengatakan prevalensi anemia defisiensi besi pada anak usia 0 atau baru lahir hingga 12 bulan sudah sebesar 47,4 persen.
Lalu, apa saja bahaya anak mengalami anemia defisiensi besi? Berikut ulasannya.
Efek anemia defisiensi besi
Arlin mengatakan bahwa anemia defisiensi besi pada anak bisa menyebabkan masalah serius jangka panjang.
“Ke depan akan terjadi gangguan motorik, kemampuan kognitif anak akan berkurang, gangguan perilaku, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan.
Lalu, gangguan mielinisasi di otak dan ini sifatnya irreversible,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arlin menjelaskan bahwa di lingkungan sosial masyarakat, anemia defisiensi besi pada anak bisa membuat kemampuan atau prestasi mereka lebih rendah bandingkan anak sehat.
Selanjutnya, ia menambahkan, produktivitas akan berkurang, dan pada akhirnya membuat kualitas sumber daya manusia Indonesia rendah.
Gejala anemia defisiensi besi
Adapun Arlin menyebutkan gejala anemia defisiensi besi yang perlu diwaspadai meliputi:
- Rewel tanpa sebab
- Letih, lesu, lemah
- Jantung berdebar-debar
- Tidak lincah bermain yang tampak sekali
- Pucat, tetapi tidak ada pendarahan
“Ini bisa kita lihat kelopak mata bagian dalamnya itu ada warna putih, di selaputnya pucat. Yang paling jelas di telapak tangan, telapak kaki, atau di bibir, akan berbeda sekali dibandingkan yang normal,” terangnya.
Selain itu, ia menyebutkan gejala anemia yang khas lainnya adalah lidah mulus dan kuku melengkung ke atas.
Sementara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (2001), seorang anak usia 6 bulan sampai 5 tahun dikatakan mengalami anemia, jika memiliki kadar hemoglobin dalam darah sebesar kurang dari 11 gram per desiliter (g/dl).
Tag: #prevalensi #anemia #defisiensi #besi #pada #anak #tinggi #idai #sebut #efeknya