



Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Kurang tidur, apalagi berkelanjutan, mungkin sering kali tidak disadari sebagai penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Dr. Santi selaku Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia mengatakan bahwa kurang tidur secara yang berlangsung jangka panjang (kronis) akan menimbulkan akumulasi jam tidak terpenuhinya waktu tidur, yang disebut sebagai hutang tidur (sleep debt).
“Hutang tidur akan meningkatkan risiko terkena hipertensi,” kata Santi kepada Kompas.com pada Senin (16/6/2025).
Bagaimana cara kurang tidur memengaruhi tekanan darah, berikut Santi akan menjelaskannya.
Hubungan kurang tidur dengan hipertensi
Santi menjelaskan bahwa kurang tidur bisa menyebabkan hipertensi dengan beberapa cara.
-
Gangguan hormon
Ketika seseorang kurang tidur, hormon stres seperti kortisol dan adrenalin akan meningkat.
Hormon ini akan menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.
“Pada keadaan kurang tidur, peningkatan tekanan darah bersifat sementara saja. Setelah cukup tidur, tekanan darah akan kembali ke normal,” ujarnya.
“Itu dengan catatan memang orang tersebut tidak menderita hipertensi,” imbuhnya.
Jika kurang tidur terjadi secara berulang, Santi mengatakan, risiko untuk terkena hipertensi akan meningkat dengan tajam.
-
Reaksi peradangan
Hutang tidur menimbulkan reaksi peradangan termasuk di dalam pembuluh darah dan berujung pada kerusakan pembuluh darah.
Santi mengatakan bahwa hal itu pada akhirnya juga bisa menyebabkan hipertensi.
-
Nocturnal dipping
Santi menjelaskan bahwa saat seseorang tidur, akan terjadi penurunan tekanan darah secara alami yang disebut sebagai nocturnal dipping.
“Nocturnal dipping adalah penurunan tekanan darah secara alami ketika tubuh sedang tidur nyenyak dan dalam waktu yang memadai,” kata Santi.
Kondisi tersebut tidak terjadi pada orang yang kurang tidur atau tidak tidur nyenyak.
Sebaliknya, ia mengatakan kurang tidur dan tidur tidak berkualitas bisa menjadi penyebab hipertensi.
Efek risiko hipertensi
Tidak berhenti pada hipertensi. Kurang tidur kronis bisa mengundang berbagai masalah kesehatan lainnya yang lebih serius.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, 59,1 persen penyebab disabilitas (melihat, mendengar, dan berjalan) pada penduduk berusia 15 tahun ke atas adalah penyakit yang didapat, di mana 53,5 persen penyakit tersebut adalah penyakit tidak menular, terutama hipertensi (22,2 persen).
Bahkan, hipertensi dijuluki sebagai “the silent killer”, karena tekanan darah tinggi sering terjadi tanpa gejala yang dirasakan.
Hal itu karena hipertensi dapat menyebabkan komplikasi penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Seseorang didiagnosis hipertensi, jika hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan hasil tekanan sistol (angka yang pertama) lebih dari sama dengan 140 mmHg dan/atau tekanan diastol (angka yang kedua) lebih dari sama dengan 90 mmHg, pada lebih dari satu kali kunjungan.
Menurut Kemenkes, setiap peningkatan darah 20/10 mmHg akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner dua kali lebih tinggi.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1 persen.
Ini mengalami peningkatan dibandingkan prevalensi hipertensi pada Riskesdas Tahun 2013 sebesar 25,8 persen.
Diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis.
Dengan melihat hubungan di atas, maka kurang tidur memiliki efek domino yang tidak bisa disepelekan.
Kemudian, mengetahui kebutuhan tidur bisa menjadi awal yang baik untuk mencegah hipertensi dan komplikasinya.
Tanda-tanda kurang tidur
Santi mengatakan bahwa kecukupan tidur setiap orang bisa berbeda-beda, karena bisa dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, gen, aktivitas, dan kondisi kesehatan.
Namun, secara umum rata-rata orang dewasa membutuhkan durasi tidur antara 7-9 jam setiap malam.
Ketika seseorang kurang tidur, Santi mengatakan tanda-tandanya bisa meliputi ini:
- Mudah merasa lelah dan lemah
- Emosi tidak stabil, mudah tersinggung
- Sering menguap
- Sulit mengingat sesuatu dan fokus
- Sulit bangun dari tempat tidur di pagi hari
- Butuh alarm, berulang kali menekan tombol snooze, atau butuh orang lain untuk membangunkan
- Merasa sulit untuk tetap terjaga saat beraktivitas misalnya rapat, mengemudi, atau setelah makan berat
- Ketika siang hari sering merasa lelah dan harus tidur siang
- Merasa lesu dan mengantuk di sore hari
- Tertidur di sofa di malam hari
- Tertidur dalam waktu lima menit atau kurang setelah pergi tidur
- Perlu tidur lebih lama di akhir pekan
- Minat terhadap kehidupan seksual menurun
- Pernah mengalami gangguan suasana hati, misalnya merasa tertekan, cemas, stres, paranoia, atau ingin bunuh diri.
“Orang yang menganggap dirinya mampu beradaptasi terhadap rendahnya durasi dan kualitas tidur, mungkin perlu melakukan refleksi atas beberapa tanda kurang tidur di atas,” ujarnya.
Tag: #dokter #peringatkan #kurang #tidur #bisa #sebabkan #hipertensi