



Waspadai Efek Pengemulsi Makanan pada Kesehatan Usus
Tanpa kita sadari, beberapa bahan tambahan dalam makanan olahan sehari-hari bisa berdampak pada kesehatan usus. Salah satunya adalah Polysorbate 80, sebuah pengemulsi yang umum digunakan dalam makanan beku dan produk olahan lainnya.
Menurut National Institutes of Health (NIH), Polysorbate 80 ditemukan dalam berbagai produk, mulai dari roti, campuran kue, saus salad, hingga es krim dan cokelat. Zat ini juga digunakan di luar industri makanan sebagai surfaktan dalam sabun dan kosmetik, serta sebagai pelumas dalam obat tetes mata.
Peran dan fungsi dalam makanan
Polysorbate 80 berfungsi sebagai pengemulsi, yaitu bahan yang membantu mencampurkan zat-zat yang sulit menyatu secara alami — seperti minyak dan air. Dalam konteks es krim, misalnya, pengemulsi membantu menjaga tekstur tetap lembut dan tidak berpasir setelah disimpan di lemari pembeku.
“Zat ini dibuat agar makanan tampak lebih menarik dan tahan lama,” kata Efrat LaMandre, FNP, Ph.D., seorang praktisi kesehatan asal New York.
Ia menekankan bahwa meskipun berfungsi penting dalam industri makanan, penggunaan jangka panjang Polysorbate 80 tetap perlu dikaji lebih dalam, khususnya dampaknya terhadap sistem pencernaan.
Dampaknya terhadap kesehatan usus
Beberapa studi menunjukkan bahwa Polysorbate 80 berpotensi mengubah komposisi bakteri dalam usus, yang memainkan peran penting dalam imunitas, pencernaan, dan metabolisme.
Zat ini juga diduga dapat memengaruhi lapisan pelindung usus, meskipun masih diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia untuk memahami dampaknya secara pasti.
“Ini bukan hanya soal teori tentang mikrobioma. Kita melihat keterkaitannya dengan kondisi seperti peradangan kronis,” ujar LaMandre.
“Yang penting adalah membangun kesadaran bahwa beberapa gejala yang kita alami bisa berkaitan dengan apa yang kita konsumsi sehari-hari.”
Ilustrasi makanan beku.
Ahli lain, Daryl Gioffre, seorang pakar kesehatan usus dan nutrisi, menjelaskan bahwa Polysorbate 80 bisa memengaruhi keseimbangan antara bakteri baik dan buruk dalam usus. Ia menganalogikan usus sebagai taman yang harus dijaga jika kita ingin menumbuhkan bunga (bakteri baik), bukan gulma (bakteri jahat).
Pilihan lebih sehat
Berita baiknya, kini makin banyak produsen dan toko makanan yang beralih ke bahan dasar alami.
Menurut Steve Christensen, Direktur Eksekutif North American Ice Cream Association, banyak toko es krim independen kini menggunakan bahan dasar susu alami tanpa tambahan pengemulsi sintetis seperti Polysorbate 80.
Alternatif sehat seperti es krim berbahan dasar kelapa, puding chia, atau mousse alpukat juga bisa menjadi pilihan. Biji chia dan biji rami, misalnya, mengandung serat dan omega-3 yang baik untuk pencernaan dan lapisan usus.
“Ini bukan soal berhenti menikmati makanan favorit Anda. Ini tentang mencari versi yang lebih baik dan lebih sehat dari makanan tersebut,” kata Gioffre.
Mengonsumsi es krim sesekali bukanlah masalah besar bagi kebanyakan orang, terutama jika tidak memiliki intoleransi terhadap gula atau susu. Namun, penting untuk mengenali kandungan yang ada di dalam makanan olahan, dan bijak dalam memilih apa yang kita konsumsi secara rutin.
Semakin kita paham apa yang masuk ke tubuh, semakin besar kendali kita atas kesehatan jangka panjang.
Tag: #waspadai #efek #pengemulsi #makanan #pada #kesehatan #usus