



Autoimun Kulit, Ketika Sel Imun Menyerang Sel Normal Kulit
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem pertahanan alami tubuh tidak bisa membedakan antara sel tubuh sendiri dan sel asing, yang menyebabkan tubuh justru menyerang sel normal sehingga terjadi peradangan.
Ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun yang memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit.
Menurut dokter dermatologi dari David Geffen School of Medicine, UCLA di Los Angeles, AS, Soheil Simzar, beberapa jenis autoimun kulit yang paling umum antara lain psoriasis, alopecia areata, vitiligo, hingga lupus kulit.
Mendapatkan pengobatan yang tepat dan perawatan lain untuk penyakit yang mendasarinya dapat membantu meringankan gejala , baik yang tidak terlihat maupun yang terlihat.
"Misalnya, pada artritis psoriatis, mengobati akar penyebab kondisi tersebut akan membantu mencegah manifestasi kulit," kata Dr. Simzar seperti dikutip dari everydayhealth.com.
Mekanisme autoimun kulit
Kulit manusia terdiri dari beberapa lapisan, dan dua lapisan terluar, epidermis dan dermis, merupakan area yang paling sering terlibat dalam penyakit kulit autoimun. Kedua lapisan ini disatukan oleh struktur protein yang menjaga integritas dan fungsi kulit.
Namun pada kondisi autoimun, sistem imun membentuk autoantibodi, yaitu antibodi yang keliru mengenali protein kulit sebagai ancaman dan menyerangnya. Akibatnya, lapisan kulit bisa terpisah, membentuk lepuh, luka terbuka, atau bercak merah yang terasa gatal, perih, bahkan bisa berdarah.
Dalam beberapa kasus, lesi dan lepuh juga bisa muncul di area selaput lendir seperti mulut, tenggorokan, hidung, hingga alat kelamin dan saluran cerna, memicu gejala seperti nyeri saat menelan atau gangguan pencernaan.
Selain gejala kulit, penderita autoimun kulit juga bisa mengalami kelelahan kronis, sendi kaku dan bengkak, serta rasa tidak nyaman yang mengganggu kualitas hidup sehari-hari.
Penyakit autoimun kulit bukanlah penyakit menular sehingga pengidap penyakit tidak perlu dijauhi, bahkan dibutuhkan dukungan dari lingkungan terdekatnya.
Kata penelitian tentang penyebab autoimun
Hingga saat ini, penyebab pasti penyakit kulit autoimun masih menjadi objek penelitian. Namun, para ahli sepakat bahwa tidak ada penyebab tunggal. Berbagai studi telah mengidentifikasi kombinasi faktor yang berpotensi memicu kondisi ini.
Faktor genetik: Beberapa orang mewarisi gen yang membuat mereka lebih rentan mengalami gangguan autoimun, terutama jika terdapat pemicu lingkungan yang mendukung.
Paparan sinar UV: Radiasi ultraviolet dari matahari diyakini dapat memicu respons imun yang abnormal, terutama pada individu yang memiliki kecenderungan genetik.
Infeksi dan hormon: Beberapa infeksi virus dan perubahan hormonal, seperti yang terjadi pada kehamilan atau menopause, juga dihubungkan dengan munculnya gangguan autoimun.
Obat-obatan tertentu: Obat resep seperti antibiotik atau obat jantung tertentu dapat memicu respons autoimun sebagai efek samping pada sebagian orang.
Makanan dan alergi: Meski belum sepenuhnya terbukti, sejumlah studi menunjukkan bahwa makanan tertentu dapat memperburuk kondisi kulit autoimun pada sebagian individu.
Stres kronis: Faktor ini juga diyakini memiliki peran besar dalam memperburuk atau memicu kekambuhan kondisi autoimun melalui gangguan sistem imun dan hormonal.
Tag: #autoimun #kulit #ketika #imun #menyerang #normal #kulit